Syarat untuk next chapter
2250 view + 650 vote
***Elan mengamati wajah Dina serius, disambut bola mata Dina yang lari ke kanan. Gugup. Ia salah tingkah ditatap demikian.
"Kamu tahu kenapa?"
Dina menggeleng.
"Karena aku menci.."
Kring-kring..
Ponsel Elan berbunyi. Panggilan telepon dari kantor. Ia segera meraih ponsel itu dari meja. Menyingkirkan Dina dari pangkuannya seraya mengkode agar gadis itu mau menanti.
Elan menjauhi Dina dan berjalan sembari membenahi restleting celananya ke arah dinding kaca. Rupanya ada seorang buyer dari Jepang yang memintanya bertemu di Surabaya.
Dina menarik nafas panjang. Ia menenangkan diri sendiri karena merasa diduakan oleh sebuah panggilan telepon. Merasa harus belajar sabar untuk menjadi pasangan dari manusia sibuk seperti Elan.
***
Dina berjalan agak mengangkang, menahan ngilu di selangkangan. Bergerak menghampiri Elan yang duduk di sofa. Mereka berdua terlihat segar setelah mandi. Keduanya saling menikmati aroma wangi tubuh masing-masing dalam kemesraan.
"Sayang.." panggil Elan seraya merebahkan tubuh Dina di pangkuannya. "Kemarilah.."
"Emh.."
"Besok aku ke Surabaya dua hari. Mau ikut?" Elan menawarkan.
"Dua hari? Lama sekali!" Dina cemberut.
Dua hari bagi orang lain mungkin akan cepat berlalu sekedipan mata. Namun bagi pasangan dimabuk asmara dua hari tak memiliki perbedaan jauh dengan dua tahun.
"Aku ada sosialiasai di sekolah, wajib datang Kak."
"Biar aku bicara pada guru yang menangani."
"Jangan!" Dina menyambar. "Aku malu ah.."
"Malu menjadi istriku?"
"Bukan, eng.. Ya kan cuma aku yang belum lulus sudah menikah."
"Atau cemburu? Takut kalau temanmu banyak yang naksir padaku?"
Bug!
Dina memukul Dada Elan. Bibirnya maju mengekspresikan batin kesal.
"Ganjen amat sih? Kurang puas sama aku?" Dina menantang.
"Kalau kurang puas untuk apa mengajakmu ke Surabaya? Karena aku butuh kepuasan darimu."
"Mesum! Kamu kan di sana kerja, nanti malah telat kayak tadi pagi." Dina beralasan.
"Malam kan tetap sendiri. Tetap butuh kamu."
"Aku menunggumu di sini saja ya. Lagipula tubuhku rasanya payah. Korban kebrutalan suami abad ini."
Elan terbahak diikuti oleh Dina. Ada-ada saja kalimat bocah itu.
"Baiklah Sayang.. Tunggu aku di sini dan persiapkan tubuhmu untuk dua hari yang tertahan."
"Siap boskuhh!!"
***
"BRYYYYYY!!"
Bryan menoyor kepala Dina karena teriakan keras menyerang telinganya. Rasanya seperti akan memecahkan gendang telinga.
"Kampret! Harus ya teriak di depan telingaku begitu?!"
Dina memasang senyumnya yang paling indah. Senyum bahagia paling maksimal sepanjang pengetahuan Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA
RomanceCerita lengkap di Goodnovel, atau Karyakarsa Khusus Dewasa 21+, banyak adegan dan kata2 vulgar. Pembaca diharap bijak. Aku hanyalah korban balas dendam, pelampiasan, dia menginginkanku, selalu menginginkanku kapanpun dia mau, tak sanggup ku elak, di...