Bagian 10 Akibat Gagal

62.6K 2.2K 279
                                    

Wajah Asya mengkerut merasa bersalah. Ia menatap Raka takut, bingung pula apa yang harus dilakukannya. Bibirnya naik turun gundah.

Mmuch! Raka mengecupnya gemas.

"Adik kecil barusan lihat apa hayo?" Goda Raka agar Asya lebih tenang.

"Iihh Kakak, aku maluu, tadi Kak Elan iihhh.." Asya menutup matanya dengan telapak tangan.

Raka tersenyum lebar menyaksikan tingkah istrinya, yang sedang dipangku miring di sofa. Tubuhnya semakin berisi memasuki usia kandungan enam bulan, tapi sikap dan sifatnya semakin manja.

"Kenapa mesti malu Sayang? Kan kita juga sering begituan.."

"Tapi nanti aku harus bagaimana kalau bertemu mereka Kak? Aku ganggu mereka tadi kan.." Asya memainkan kancing Raka merasa bersalah.

Raka mengusap perut istrinya. Membisikkan sesuatu agar didengar Asya.

"Eh para junior Papa, Mama barusan nakal, lihat orang ena-ena."

Asya spontan melepas tangannya, memukuli dada Raka kesal. Manja sekali.

"Kak Raka ih! Mereka jangan diajak bicara mesum terus, nanti kayak kamu, nakal!"

Raka terkekeh. Sebisa mungkin ia menenangkan istrinya dari ketegangan. Psikisnya harus benar-benar dijaga.

"Bicara mesum tidak boleh ya? Kalau berlaku mesum?" Raka mengeratkan pelukan pada istrinya.

"Boleh, kalau di kamar kita." Jawab Asya genit.

"Sayang.."

"Hmm.." Asya membuka mata lebar.

"Tiba-tiba ada yang bangun, gara-gara melihat kakakmu, aku jadi ikut haus.." Raka sok manja.

Asya mendelik. Ia kenal bahasa tubuh Raka ketika menginginkannya. Tapi situasi tidak memungkinkan.

"Tidak boleh Kak Raka.. Nanti malam saja kalau di rumah. Sekarang Kakak kerja dulu, aku juga kuliah.. Kak mereka lama ya keluarnya? Dilanjutkan beneran deh kayaknya hihihi Kak Elan memang keren ih.." Asya mengikik sendiri.

"Aku juga keren Sayang. Di kamar sebelah itu sepertinya kosong." Ucap Raka setelah clingak clinguk mencari lahan bercinta.

Tanpa persetujuan, Raka segera membopong istrinya yang spontan mengalungkan tangan ke lehernya. Mencari tahanan agar tak terjatuh.

"Kak Raka jangan ngawur deh, nanti ketahuan Kak Elan kan malu.."

"Elan kan juga sedang ena-ena."

Raka membawa istrinya masuk ke kamar Dina, merebahkannya lalu memulai aktivitas seksual mereka. Keduanya saling tersenyum sebagaimana biasanya. Bertukar gairah yang sama-sama besar.

Setengah jam berlalu, Raka memaksakan diri lebih cepat dari biasanya. Selain karena tempatnya yang darurat, ia juga tak ingin Asya kelelahan saat kuliah nanti.

"Kak.." Panggil Asya di pelukan Raka, dengan nafas yang masih memburu setelah dilanda orgasme kedua.

"Hmm.."

"Sepertinya kamar ini penuh barang-barang Dina." Asya curiga.

"Masa sih? Lebih baik kamu cepat ke kamar mandi Sayang, segera bersihkan milikmu, tidak enak kalau kita lama-lama di sini." Raka mengalihkan pembicaraan.

Asya mengangguk menuruti. Kemudian merapikan kancing dressnya yang terbuka.

Raka bergegas memeriksa isi lemari kamar selagi Asya tak ada. Benar kata Asya, kamar ini memang kamar Dina. Aneh. Mereka melakukan hubungan suami istri tapi kamar mereka terpisah. Pertanyaan belum terjawab saat Asya keluar. Raka memilih pura-pura merapikan celananya di depan lemari.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang