Bagian 1 Malam Pertama

102K 2.8K 266
                                    

Anak-anak di bawah 21 tahun harap menepi, banyak adegan vulgar dan kata-kata kasar.

Selamat membaca

***
Dina memberontak, tenaganya cukup besar untuk mendorong tubuh Elan yang menindihnya. Ia bangkit dari sofa, hanya memakai pakaian dalamnya, berjalan mundur dengan nafas kembang kempis karena ketakutan. Ludahnya yang terasa seret ditelan sesekali. Dina memutar otak untuk melarikan diri, tapi bagaimana?

"Kamu suka bermain-main dulu Sweety?"

"Jangan gila kamu!! Kamu sudah tanda tangan perjanjian!!" Dina masih tertatih mundur.

"Wah aku lupa, bagaimana ini, apa polisi akan menahanku? Hahaha.." Elan mengejek dengan kepura-puraannya.

Elan mendekati Dina selangkah demi selangkah, sementara Dina merasakan punggungnya sudah terbentur lemari. Nasibnya kian di ujung tanduk. Kini Elan hanya selangkah di depannya.

Dina bersimpuh, membelit kaki Elan longgar, tak berani menempelkan tubuhnya. Ia memohon, menurunkan harkat dan martabatnya di bawah kaki Elan.

"Aku mohon jangan lakukan ini.. Tolong penuhi kesepakatan kita.. Hiks.."

Lama Elan terdiam hingga Dina mendongak butuh jawaban dan kepastian. Ternyata mata mereka bertemu. Elan dengan senyum manisnya, menggetarkan Dina untuk menyambut telapak tangan Elan yang melingkupi tangannya yang membelit. Sayang, bukan untuk menolongnya, melainkan membuangnya kasar.

Elan berjongkok di depan Dina yang melantai tanpa busana. Dagu gadis itu dijepit paksa untuk menghadapnya, dibalas Dina dengan picingan mata sinis, dengan air mata tertahan oleh emosi yang mulai menyatroni pikirannya.

"Kamu bilang sudah tidak perawan kan? Aku pun sudah sering merasakan tubuh gadis lain, adil bukan?"

Hanya saja aku belum merasakan ber inta dengan bocah ingusan.

Dina memalingkan wajah kasar, menghindari dominasi tatapan Elan. Ini sangat menyakitkan.

"Jangan sok jual mahal, adikku Asya masih perawan, saat itu dia ibarat mainan baru yang masih lugu di mata kakakmu, sedangkan kamu haha.. Hanya mainan bekas untukku."

Plakkk!!

Sebuah tamparan keras menyambar pipi Elan. Air mata Dina mulai menetes. Ia menyilangkan tangan menutupi bagian dadanya yang terekspos sebagian.

Elan mengusap pipinya yang memerah karena tamparan Dina, menikmati tamparan itu dengan senyum ironi yang menyeramkan. Ia paham gadis itu marah karena ucapannya tapi Dina lupa bahwa suaminya bisa lebih marah karena perbuatan istrinya.

Elan kalap, ia membuka pakaiannya sendiri dengan kasar, menyisakan celana panjang hitam. Dina yang menyadari Elan semakin nekat mencoba berdiri tapi Elan lebih sigap untuk membopongnya. Perlawanan Dina pun semakin menjadi-jadi.

Dina memukuli Elan, mencakar, sekuat tenaga ingin melepaskan diri dari gendongan Elan.

"Aakkkhh!!"

Jerit Dina saat tubuhnya dijatuhkan kasar oleh Elan di atas kasur. Buru-buru ia bangkit tapi Elan lebih dulu menggagahinya, menghimpit tubuhnya hingga wajah mereka kian dekat. Tangan Dina dibuka dan ditekan di kasur. Elan mematikan pergerakan Dina.

"DIAM!!" Bentak Elan.

Telinga Dina terasa ditusuk mendengar Elan membentaknya sekasar dan sedekat itu. Ia merasa diujung tanduk tapi mengapa ia harus direndahkan dan dibentak-bentak seperti ini. Ia tidak siap, air matanya meleleh.

"Menangislah, adikku pun menangis tanpa ada yang menolong sepertimu. Nikmati saja perlakuanku malam ini, sudah biasa menikmati barang lelaki kan?"

Dina masih memalingkan wajah, menangis sembari menggigit bibir dalamnya menahan pedasnya bahasa Elan. Berulangkali ia berpikir , menikah adalah hal gila yang tidak dipahaminya. Ia menyesal.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang