Bagian 14 Damn it!

65.4K 2.3K 245
                                    

Warning!!
Tidak untuk dikonsumsi 21 tahun ke bawah, khusus DEWASA

Sekiannn, harap dimaklumi..
Thor nya agak kotor, eng.. Kotor parah sik!

***

Sayang. Elan memanggilnya dengan sebutan yang baru. Biasa memang bagi pasangan lain, tapi bagi Dina, sepanjang usia pernikahan drama mereka yang belum genap dua bulan, panggilan itu tak ubahnya oase. Sebuah kesegaran yang menyejukkan.

"Kenapa? Tidak suka ku panggil begitu?"

Dina perlahan mengembangkan senyumnya. Ia tak mau terlihat begitu girang. Cukup seperlunya agar tidak memalukan. Ini membahagiakan tapi tak untuk dirayakan.

"Kenapa harus tidak suka, hanya sebuah panggilan.." Jawab Dina santai.

Elan membelai rambut Dina yang kini rebah di atasn dadanya. Ia bisa merasakan payudara kenyal Dina tergencet tubuhnya. Hangat mengundang jamahan.

"Sayang.. Turun ya.. Takut ada yang bangun." Pinta Elan terdengar menahan sesuatu.

Dina mendongak, tersenyum jahil. Ini saatnya menjajal kemampuan dan hasrat yang terpendam. Jika Arya pernah menerimanya, mengapa Elan tidak?

Ia mendongak memastikan wajah Elan dengan seringai mengundang menarik ujung bibirnya. Mengecup dada Elan sekali. Cup! Lalu memeriksa reaksi tersiksa di wajah suaminya.

"Shit! Ahh! Jangan cari gara-gara Daisy, turunlah!" Perintah Elan sembari mendesah seraya mendongak memejamkan mata.

Reaksi itu yang diharapkan Dina. Ia kembali mengecupi dada Elan tanpa henti. Lelaki itu semakin menikmati sembari meremasi rambut istrinya.

Dina melanjutkan aksinya, merayap ke bagian bawah tubuh Elan. Lalu berhenti ketika wajahnya berada tepat di selangkangan yang menggunduk. Menggembung semakin menaikkan libido pagi Dina.

"Sweety please.. Jangan disentuh!" Cegah Elan agar Dina tak semakin jauh bertindak. Khawatir tak bisa mengendalikan nafsunya sendiri.

"Ini yang bangun?" Dina mengusap bagian luar celana Elan dengan gerakan jari yang erotis.

"Oouchh Daisy please.."

Dina tidak tahu alasannya mengapa ia ingin berbuat liar. Tiba-tiba hasratnya sangat ingin memuaskan Elan. Mungkin ini sisi binalnya yang mulai terumbar, yang sejak kejadian pagi itu sesekali membayangkan rasa menyentuh kejantanan Elan.

"Ohh shit!" Umpat Elan bernafsu merasakan Dina mulai meremas senjatanya dari luar.

Dina hanya diam, perlahan ia menciumi bagian yang masih terbungkus celana itu. Mencium dengan penuh nafsu, terlihat haus dalam jangkauan pandang Elan. Membuatnya semakin gerah dan banyak tingkah.

"Give me your blowjob Daisy.."

"As you want Darling.."

Dina segera membuka resleting Elan perlahan. Sengaja memainkan nafsunya agar semakin penasaran, lalu melingkap celana dalamnya ke bawah.

"Wouww!" Lirih Dina memuji.

Mencuat bak tiang bendera, Dina dibuat takjub oleh penampakan dekat senjata Elan yang dua kali lebih panjang dari milik Arya. Nafasnya terengah bersiap mempraktikkan tontonan dewasanya.

"Ssshhh ooocchhh.. Shit!" desah Elan saat Dina mulai mengecup ujung senjatanya.

Dina mulai bekerja, mengeluarmasukkan kejantanan Elan yang hanya sampai setengah di mulutnya. Ingin ia paksakan lebih dalam tapi hampir saja muntah karena menyentuh kerongkongannya.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang