Bagian 29 Flashback

41.4K 2K 659
                                    

Wahai para pemuja tiang bendera

Jangan lupa

VOTE DAN KOMENTARNYA

***

Sebagai pemilik D'NA town, Dina meresmikan gedung perkantoran tersebut atas bimbingan Elan, meskipun nampak jelas kecanggungan di sana sini yang masih bisa dimaklumi. Senyumnya masih saja merekah, sumringah. Dina bahagia yang menjadi haknya.

"Kaget Sayang?" Bisik Elan masih merangkul pinggang Dina turun dari podium.

"Kamu selalu gila di mataku." Jawab Dina seraya mengumbar senyumnya.

"Gila karenamu Sayang.. Aku tinggal dulu, duduklah dengan mereka, mmuch!"

Elan menghambur menyapa rekan dan koleganya setelah mengecup pipi Dins. Juga menngantarkan Dina bergabung di meja keluarga. Duduk di dekat Asya yang nampak sangat antusias menyambutnya.

"Duuuhh senangnyaa.. Kakakku keren kan?" Ibu hamil itu terlihat seriang remaja.

"Sama sekali aku tidak menyangka ini Kak.." Dina geleng-geleng tak percaya.

Merasa berkawan, Asya mengajak Dina memburu dessert. Incarannya ketika sedang berada di pesta manapun. Lagipula mengandung bayi kembar membuatnya sebentar-sebentar didera lapar.

Dina memperhatikan perut Asya yang sudah sangat besar, menggantung. Ukurannya sama dengan kandungan tunggal di usia sembilan bulan. Terkadang nampak susah payah bergerak cepat dengan tubuh mungilnya. Dina menyadari satu hal, Asya sangat kuat.

Melihat Asya membuatnya semakin menyadari bahwa menikah dengan Elan bukan sebuah kesalahan. Apa jadinya jika sepupunya itu harus melewati masa kehamilan besar tanpa didampingi kakaknya.

Dina jadi berpikir bahwa dirinya jauh lebih beruntung, harus bersyukur tak diberi ujian seberat Asya. Diperkosa berulangkali, hamil tanpa persiapan, tak dapat restu orang tua, dipisahkan dari lelaki yang dicintainya, lalu harus susah payah meraih impian dengan kehamilan yang pasti melelahkan tubuh mungilnya.

Kamu sangat kuat Kak.. Aku mungkin akan bunuh diri jika mengalami ujian sepertimu. Aku baru merasakan secuil penderitaanmu. Maaf pernah menuduhmu yang bukan-bukan.

"Masih kuliah Kak?"

"Heem." Jawab Asya singkat. Sibuk mengamati kue-kue yang berbaris cantik di meja dessert.

"Tidak capek apa? Kan bisa ambil cuti."

"Ya bagaimana lagi, sudah resiko. Aku masih kuat kok." Asya mengemut jarinya yang belepotan toping coklat.

"Perut Kakak terlihat besar sekali. Kapan melahirkan?"

"Prediksi masih sebulan lebih sih, tapi harus check up terus. Soalnya sewaktu-waktu bisa maju lahirannya melihat kondisi di dalam saja. Namanya juga kembar Din. Sudah impianku dari dulu ingin punya anak kembar. Eh Tuhan kasih beneran, meskipun ya agak rumit sih, tapi aku tetap bersyukur. Apalagi Tuhan memberikan kakakmu sebagai jodohku. Terima kasih ya Din kamu rela berkorban demi kami." Asya tersenyum seraya mengusap lengan Dina.

"Kalau semua bahagia kan aku juga bahagia Kak." Balas Dina tersenyum.

"Memangnya kamu bahagia sama Kak Elan?"

"Eoh.." Dina melongo.

"Duh pertanyaan apa coba aku ini. Masa tidak bahagia, kan kalian sudah saling cinta, juga sudah bercinta hihihi.."

"Kak Asya jangan mulai deh, malu ah!"

"Ngomong-ngomong kamu pakai kontrasepsi apa Din? Kok belum hamil juga. Saranku, lebih hati-hati ya kalau memilih kontrasepsi, tapi lebih baik jangan pakai dulu deh, takut kesuburan kamu bermasalah nantinya. Saran saja sih, soalnya aku juga belum pernah pakai, sekedar tahu dari yang ku pelajari.."

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang