Bagian 26 Mencicipi Bidadari

58K 2.2K 729
                                    

Hanya untuk 21+
Bacalah bacaan sesuai usia

Selamat untuk @kasanahsiti dan @Rezkishofie yang sudah baca part ini duluan.. 👏👏👏

Kalian yang kemarin uda nungguin lama ampe lumutan cusss baca deh..

Jangan lupa
VOTE KOMENTAR

***

Kecupan kecil mendarat di punggung tangan Dina. Ia melihat bagaimana Elan memperlakukan tangannya bak permen kapas yang jika ditekan sedikit saja akan rusak. Sangat berhati-hati. Aneh, hanya butuh waktu 24 jam untuk memutar sikap kasar lelaki itu.

"Katakan apa yang kamu inginkan Sayang?"

Dina membuang nafasnya kasar. Berharap keputusannya benar.

"Ceraikan aku.."

Elan tak melepas genggaman di tangan Dina. Sekalipun ekspresi tenangnya goyah, ia berusaha tak terpengaruh. Bagi Elan, bagaimanapun caranya ia harus tetap mendominasi. Tak perlu menanggapi, apalagi memedulikan permintaan Dina.

"Oh ya, nanti jam satu siang aku akan menjemputmu. Kamu belum memilih gaun untuk nanti malam."

Dina bisa menemukan penolakan keras dari kepura-puraan Elan. Ia berusaha menarik tangannya dari genggaman tapi tertahan kuat oleh remasan.

"Sampai kapan kamu mau menyiksaku?"

"Sekalian membeli sepatu. Aku ingin istriku terlihat sempurna malam ini." Elan tersenyum seolah Dina merasakan hal serupa.

"Ceraikan aku.. Aku hanya memintamu melakukan itu. Cepat atau lambat mereka semua akan tahu kalau pernikahan ini hanya sandiwara. Tidak pernah ada cinta. Lebih ba.."

"Aku mencintaimu, kamu lupa? Kamu tidak bisa merasakannya?"

"Tapi aku tidak."

Elan terdiam. Sorot matanya melemah meskipun masih terlihat arogan. Ia membanting garpunya di atas piring. Tak lagi bernafsu untuk makan.

Sekalipun bergidik, Dina tetap melanjutkan kekesalannya karena tak didengarkan.

"Hubungan ini sudah sangat menyakitiku. Bukan hal mudah melupakan semua perbuatan bejatmu padaku. Caramu merendahkanku, menginjak harga diriku, semua membuatku sulit memaafkanmu."

"Semalaman ki.." Sanggahan Elan tersambar.

"Semalam itu hanya having sex. Aku tidak merasa itu bercinta. Bedakan itu! Dulu aku membencimu, lalu mencintaimu, dan kini lebih dari sekedar membenci. Entah apa itu namanya, tapi aku semakin banyak membencimu. Sampai aku tidak bisa mengukur kebencianku."

Keduanya terdiam seraya memfokuskan mata di area yang saling bertentangan. Ini menyakitkan bagi mereka tapi mungkin solusi yang tepat agar Dina tak banyak menderita.

"Berikan aku satu saja kesempatan memperbaiki semua."

Kali ini Dina yang pura-pura tak mendengar. Mulai memotong omeletnya melampiaskan emosi pada pisau dan garpu saja.

"Aku akan mengembalikan cintamu."

"Cinta saja tak pernah cukup." Dina culas menanggapi.

"Lalu apa? Kenyamanan?"

"Kenyamanan?" Dina tersenyum kecil. "Sebut saja aku pelacur.. Aku nyaman dipanggil begitu."

Elan mengetatkan rahangnya, menyadari sindiran Dina mengiaskan betapa besar dosa pada istrinya. Mau tak mau ia harus menelan ludah penyesalan.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang