Bagian 33 Nina Bobo

42.9K 2.2K 765
                                    

Elloww para pemanjat tiang..
Ga nyangka authornya sehari nembus 900 lebih vote, makasih ya setia mantengin..

🎆🎆🎆🎆
🎉🎉🎉🎉

Happy 200k view!!
Makasih lagi neh dr author..

Beri author hadiah dong..
Simple.. Readers kn banyak tuh..
1000 vote aja kali ini!!

Bukan maruk, tp pengen dihargai, jangan asal baca ngarep dilanjut tapi ga mau ngevote, kan jadi syedih authornya..

No Pict no music no video, gapapa yahh.. Lagi males cari2..

Selamat membaca, dilarang baper,
Kalo terlanjur tanggung sendiri!!
Masa akuh yg nanggung??
😱😱😱

***

Dina masih menahan langkahnya saat dokter cantik itu mempersilahkannya rebah di ranjang periksa untuk melakukan USG. Setelah sebelumnya ia diminta menampung urinenya oleh perawat atas instruksi dokter. Ia juga ditanya perihal keterlambatan haidnya.

Ia melirik Elan, mengisyaratkan keberatan dalam kegamangan sorot matanya. Sesungguhnya takut jika ketahuan hamil. Ia menerawang kecemasan di wajah suaminya. Meskipun sedari tadi Elan terus menghibur rengekan demi rengekannya untuk pulang, tapi Dina bisa melihat kekhawatiran Elan akan hasil pemeriksaannya. Ia tahu, Elan tak menginginkan adanya kehamilan sebagaimana yang diucapkan semalam.

Berulangkali Elan membuang nafas berat setiap kali Dina enggan meneruskan langkah. Ia sudah tak sabar ingin Dina segera di USG tapi sikap istrinya semakin mempermainkan suasana hatinya. Tak ada pilihan selain memasang wajah dingin yang memaksa Dina.

Dengan berat hati dan ragu, Dina merebahkan tubuhnya ke ranjang periksa. Elan menduduki kursi yang disediakan untuk memperhatikan layar USG di dekat baringan istrinya.

"Rileks saja ya ibu Dina, tidak perlu takut." dokter menenangkan setelah mendengar nafas gugup yang Dina hembuskan.

Jangan panggil ibu.. Aku baru lulus SMA..

Dina mulai merasakan hawa dingin dari benda keras bergerak di permukaan perut bagian bawahnya. Berputar, bergeser, entah apa saja yang dilakukan dokter Diana. Beberapa kali dokter Diana terlihat menyipitkan mata agar lebih jeli mengobservasi pasiennya. Juga sesekali menarung alisnya curiga.

"Oke sudah.. Saya beri penjelasan di meja saya saja ya." Dokter Diana membiarkan Dina dibantu Elan merapikan pakaian selagi ia mencetak hasil USG.

Di meja dokter.

Dina melihat mata Elan lebih banyak kosong menanti penjelasan. Lelaki itu terlihat suntuk berkutat dengan berbagai spekulasinya sendiri. Namun ia masih menggenggam erat tangan Dina saat perawat masuk menyerahkan hasil tes urine pada dokter Diana.

Dokter Diana membuka hasil tes lalu mengangguk-angguk kecil. Keduanya semakin tak sabar.

"Bapak Elan dan ibu Dina.. Hasil tes urine menunjukkan.."

Keduanya tegang dan saling meremas dalam genggaman.

"Negative.." Dokter memantengi keduanya, terutama Dina yang menunduk memejamkan mata lega. "Dari hasil USG juga belum menunjukkan adanya kantung janin."

"Artinya saya tidak hamil kan Dok?" Sambar Dina tak sabar ingin memastikan.

Dokter tersenyum melihat semangat Dina bertolak belakang dengan sikap sebelumya. Nampak jelas jika pasiennya tidak sedang menginginkan kehamilan. Selaras dengan wajah suaminya yang juga mengulas senyuman kecil.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang