Bagian 3 Muak

76.7K 2.6K 445
                                    

21+ zone, kurang sehari aja silahkan out.

Sebelumnya thor ingatkan, part ini mengandung banyak sekali kata2 kasar dan merendahkan. Tidak suka, monggo menepi ya..

Mari sama2 bijak memilih bacaan.

Itu kenapa mulmed di header gitu thor? Nemu gif nya gitu aja sik hehehe

***

Tubuhku melorot di balik pintu kamar. Kemana semua orang? Mengapa tak ada satu pun yang bisa menolongku? Kak Raka, satu-satunya harapanku ternyata lebih memilih istrinya dari pada aku.

Kuremas bagian dada bajuku, menahan segala kepelikan hidup yang seolah baru dimulai. Semua baru dimulai, lalu kapan berhenti? Sedangkan aku sudah kehilangan segalanya.

Ku kira kesepakatan itu cukup tapi..

Aku bodoh! Bodoh sekali! Ku edarkan pandanganku di seluruh ruangan mencekam ini. Seumur hidup tak akan terlupa di mana aku diperlakukan sangat rendah oleh orang lain, yang tak lain suamiku sendiri.

Tok tok tok

Aku beranjak dari balik pintu, membukakan ketukan lemah itu karena ku yakin lelaki kasar itu tidak akan mengetuk selembut ini. Kak Asya yang kulihat.

Ia membawa nampan berisi makanan, kurasa untukku. Aku berjalan ke sisi ranjang, lalu duduk di tepinya.

Kak Asya meletakkan makananku di meja. Ia mendekatiku, entah mengapa aku tak suka dengan kehadirannya. Aku merasa ia adalah sumber masalah.

"Din, sarapan dulu ya.." bujuknya.

Aku hanya diam tak peduli saat ia mengusap lenganku, seperti berusaha menenangkan.

"Aku tidak menyangka Kak Elan akan melanggar janji yang kalian buat.. Aku minta maaf karena semua ini bersumber dariku.."

Ucapannya terasa basi, lalu apa yang bisa dia perbuat untukku? Dia sudah bahagia bersama kakakku dan aku yang menanggung deritanya. Yah aku tahu ini keputusanku tapi entahlah aku muak melihat sikap lemahnya yang seolah dijadikan senjata merebut perhatian semua orang, termasuk perhatianku yang tidak tega melihatnya mengemis tak mau terpisah dari kakakku.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu Din, aku juga pernah mengalami hal ini. Saat itu duniaku terasa runtuh, aku seperti tidak punya masa depan lagi. Tapi percayalah, Tuhan tidak tidur.."

Aku tersenyum mendengar kalimat demi kalimatnya. Semakin lama semakin geli telingaku mendengarnya. Itu semua teori bagi seorang yang bahagia.

"Din.." Kak Asya menyadari senyum sinisku.

"Kita berbeda." Sahutku datar. "Kamu mencintai kakakku, aku tidak mencintai kakakmu. Semua orang membelamu, lembut padamu, tapi kakakmu? Dia kasar, dia merendahkanku bahkan menghina keperawananku yang sudah direnggutnya dengan paksa. Kamu bahagia kan Kak Raka lebih melindungimu daripada aku??"

Aku melihat dahinya mengernyit, lalu matanya mulai berkaca-kaca. Sekali lagi aku tidak peduli, dia juga harus tahu rasanya menjadi diriku yang kesakitan. Aku bahkan tak memanggilnya lebih sopan dari sebelumnya. Hatiku kesal, marah, semua tumpah ruah. Anggap saja kamu pantas menerimanya, kakak iparku.

"Kakakku sangat mencintaimu, saat itu dia bahkan rela melepaskan perasaannya, melepasmu ke Sydney agar kamu tetap bisa menjadi dokter a, tapi sekarang? Meskipun tidak ke Sydney kamu tetap bisa meraih impianmu, kamu melanjutkan kuliahmu di sini, jangan lupa itu berkat siapa??"

Ada air mata mengalir di pipinya. Lemah.

"Aku hanya akan menjadi obyek balas dendam kakakmu, yang aku sendiri tidak tahu kapan akhirnya, aku bahkan tidak punya lagi bayangan untuk menggapai cita-cita, tapi sekali lagi jangan pernah lupa bahwa semua kebahagiaan yang kamu dapat, juga semua perhatian yang kamu terima tidak akan pernah terjadi tanpa pengorbananku. Sayangnya aku justru menerima nasib paling sial di antara kalian.. Jadi jangan menguasai perhatian kakakku dengan air mata lemahmu."

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang