Bagian 47 Sweet Moments

38.1K 2.4K 595
                                    

Halooo masyarakat korban 'gantung' author gajeee!!

Wowowooww..
Aq terharu vote nya gercep!!

Sesuai janji author up ya gaess..

VOTE KOMENTAR ya juragaaan..

***

(Dina bangun tidur syantik yeee, nah gue?? 👽)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dina bangun tidur syantik yeee, nah gue?? 👽)

Dina memeluk tubuh suaminya dari belakang saat lelaki itu sibuk dengan pan di atas kompor, cukup kaget karena merasakan kehangatan mengerat dari belakang tubuhnya. Tak biasanya Dina akan lebih dulu memeluknya seperti ini, biasanya dia yang akan lebih aktif mendekap tubuh Dina dari belakang.

"Sudah bangun hmn.. Tadinya akan ku bangunkan dengan cara lain kalau belum bangun juga.."

"Cara lain?" Dina mengeryit dengan sisi kepala masih menempel di punggung suaminya yang sibuk membuat sarapan mereka. Semakin ia eratkan pelukannya semakin nyaman terasa, tak terlalu peduli maksud kalimat Elan sebelumnya.

"Yahh.. Membangunkan dengan sesuatu yang nikmat.."

Elan menyunggingkan senyum karena yakin Dina sedang memasang wajah muak di punggungnya. Gadis itu selalu begitu kala ia menggodanya dengan mesum, dan ia suka.

"Kakak semalam tidur duluan, tumben?"

"Oh ya? Aku bahkan tidak sadar kapan mulai hilang ingatan. Seperti yang ku bilang, akhir-akhir ini pekerjaan kantor sedang rumit, mungkin itu yang membuatku lelah sekali."

"Ooh.."

Jadi benar, kamu memang tidak mendengar pengakuanku semalam.. Mungil, maafkan ibu belum berhasil, kita harus berjuang lagi..

Wajah Dina berubah kecut. Ia merenggangkan pelukan bersiap melepaskan diri. Sepertinya, situasi justru mendukungnya meragu, mewaspasai segala kemungkinan karena pekerjaan Elan yang banyak. Bedanya, kali ini bukan karena ia takut disakiti atau ditinggal pergi, tapi lebih kepada kewaspadaan untuk melindungi buah hatinya dari serangan brutal suaminya.

Menyadari Dina mencoba pergi, dalam sekejap Elan menahannya. Dengan tangan kanan masih sibuk menangani daging salmon di atas pannya, tangan kirinya menggenggam erat kedua tangan Dina yang menyatu di perutnya.

"Jangan takut.. Aku akan konsultasi ke dokter hari ini. Melihat kamu kesakitan rasanya aku lebih sakit."

"Bukan takut.."

"Lalu apa?"

"Melindungi diri dari serangan serigala lapar." Dina mengistilahkan dalam candaan.

Elan tertawa sambil membalik daging salmon untuk sarapan mereka. Kemudian berbalik untuk mengendus leher mulus istirnya yang mulus jenjang. Aroma yang selalu membangkitkan nafsunya tak peduli Dina sudah bersih diri atau belum.

REVENGE (SUDAH TERBIT) PART LENGKAP DI GOODNOVEL ATAU KARYAKARSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang