Part-21

2.1K 205 50
                                    

•Anneth•

Aku sudah berada di rumah ku sekarang, aku hanya di rawat tiga hari di rumah sakit karena mungkin sistem kekebalan tubuh ku cukup baik sehingga tidak membuatku harus bertahan lebih lama di tempat itu. Aku tengah memegang handphone deven sekarang yang memang tertinggal saat menjagaku kemarin, aku bingung kenapa deven masih belum mencari barangnya ini. Apa setidak penting itu kah handphone baginya? Aku mencoba membuka ponselnya ini yang ternyata tidak menggunakan sandi atau apa pun. Aku membuka line nya, yang kebanyakan pesan dari teman-teman kelas, grup dan misellia. Aku membukanya, isinya hanya pesan-pesan singkat yang dikirimkan misellia dan deven banyak membalasnya dengan emoticon saja. Disinilah aku menyadari bahwa deven sebenarnya hanya bersikap manis pada orang yang ia anggap spesial saja, gaya chatting deven pada misellia dan pada saat bersama ku dulu jelas berbeda jauh.

Aku membuka catatan (Memo) ponsel deven, yang ternyata banyak sekali isinya. Dari mulai materi-materi yang akan ia kerjakan atau akan ia bahas. Jadwal ia sehari-hari dan.. ada salah satu catatan yang judulnya 'for someone', mungkin mengintip nya sekilas takkan membuatku berdosa. Isinya hanya kalimat-kalimat manis yang membuat siapa pun terhanyut dalam suasana hati yang deven rasakan.

•Aku tahu hatimu bukan untukku, maka dari itu aku membiarkannya mencintai yang lain•

•Aku berusaha kuat melihatmu bahagia bersama yang lain, namun nyatanya hatiku memang tak sekuat itu•

•Aku membiarkanmu pergi begitu saja, karena memang aku paham hatimu sudah bukan untukku sejak awal•

Aku sedikit terhenyak dengan setiap kalimat yang deven tulis, entah mengapa aku merasa tulisan itu memang sengaja ia tulis untukku.

Untuk apa semesta mendatangkan mu untuk menjadi seseorang yang aku cinta? Tapi saat aku menetapkan pilihan untuk memilikinya, ia pergi tanpa bertanya aku siap atau tidak•

•Aku paham, datangmu hanya sekedar menanyakan jalan. Bukan tinggal!•

•Biarkan aku tetap menyimpan perasaan ini, walaupun hanya diam. Namun aku mampu merasakan bahagia dan sakitnya ketika melihat kamu bahagia.. aku ikut bahagia melihat mu tersenyum lepas, tapi aku juga harus merasakan sakit ketika menyadari bukan aku alasannya•

•Selamat malam, maaf hari ini aku belum mampu melupakanmu. Jangan salahkan aku, salahkan saja dia si makhluk pecicilan yang tidak tahu diri bernama 'hati'•

Aku masih mencintaimu, biar bagaimana pun, kamu adalah jatuh cinta paling singkat yang membuatku merasakan arti hidup•

Devencp
ADLC

'ADLC? Siapa? Deven menulis ini untuk siapa?'. Tanyaku pada hatiku sendiri.

Ingatan ku kembali melayang pada saat dimana deven menemaniku di rumah sakit, disaat mataku baru saja terpejam aku mendengar deven mengucapkan kalimat 'cepat sembuh' tak lama dari itu keningku terasa hangat, dan aku tahu apa yang deven lakukan. Jantungku menjadi berdetak tidak normal, aku mencoba tetap pada posisi mataku terpejam aku membiarkan deven melakukan apa pun. Bahkan ketika ia menggenggam tangan ku pun aku merasakannya. Aku masih saja bisa merasakan ketulusannya meski pun aku telah menyakitinya, entah hati nya terbuat dari apa yang jelas deven untuk ku ia adalah lelaki yang hatinya sehalus sutra. Dibalik semua ke-tidak pekaannya saat bersama ku dulu, sebenarnya ia menyimpan sejuta perhatian yang tak pernah aku tahu bagaimana cara menerima perlakuannya itu. Dan sekarang aku tahu, deven mencintai siapa pun melalui musik yang ia mainkan, lagu yang ia nyanyikan dan kalimat-kalimat yang ia tuliskan. Deven mungkin tak mempunyai cukup keberanian dalam mengatakan hal-hal yang ia rasakan, kali ini aku kembali di sadarkan bahwa deven telah mencintai ku se-dalam itu lewat hal-hal yang tak pernah aku sadari.

Music is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang