Part-40

1.1K 93 5
                                    

•Anneth•

Anneth tengah dalam perjalanan pulang menuju jakarta, ia baru saja selesai manggung di surabaya. Niat hati anneth ingin langsung pulang ke rumahnya, tapi manajernya menyuruhnya untuk datang ke kantor karena akan ada meeting.

"Mau bahas apa sih kak?". Tanyaku kepada kak rifan, manajerku.

"Gak tahu, tapi katanya ini penting..".

Dalam perjalanan menuju kantor aku hanya memilih diam, jujur saja tubuhku sudah membutuhkan istirahat. Setelah syuting film selama 18 hari kemarin aku langsung di sibukan kembali dengan kegiatan manggung, bulan depan aku akan di sibukan dengan promo film dan keliling kota. Kesibukan ku menyita banyak waktuku, hubungan ku dengan deven juga semakin tidak jelas.

Aku menghela napasku, mengingat wajah kecewanya saat dua hari setelah wisudanya aku baru sempat menghubungi dan mengucapkan selamat. Aku tidak sempat datang dan memberikan kejutannya. Setelah wisudanya deven semakin sibuk dan yang biasanya ia ada menelpon ku kali ini jadi aku yang selalu menghubungi lebih dulu dan itu pun ia hanya mengangkatnya beberapa menit saja. Sungguh aku dan dia berada dalam satu kota tapi kesibukan masing-masing malah menjadi jarak utamanya. Tak terasa air mataku menetes, aku bersumpah aku merindukan deven.

"Neth, udah sampe". Ucap kak rifan. Aku menghapus air mataku dan turun dari mobil.

"Widih artis papan atas kita..". Canda salah satu crew disini. "Papan tulis kali ah". Jawabku.

"Mau pesen apa?". Tanya kak rifan. "Richeese". Jawabku.

"Level 2". Jawab kak rifan. "Level 5". Bantahku.

"Neth masih ada manggung besok". Jawabnya, aku hanya pasrah dan menyerahkan itu. Mau membantah sekeras apa pun tetap saja tidak akan di dengar.

"Udah kakak pesenin, kita masuk ruang meeting dulu sekarang".

Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya. Dan memilih tempat duduk di dekat ka reza. Aku melihat kak james, kak aan dan kak el tengah sibuk memperhatikan laptop mereka. Mereka adalah orang-orang penting di label musik ku ini, label musik ini di kelilingi oleh produser-produser hebat. Itu sebabnya namaku langsung melambung setelah bergabung di label musik ini.

Di ruangan ini tidak hanya ada aku tapi juga penyanyi yang lainnya seperti navis, zara, anov, kim dan juga gogo. Entah apa yang akan di bicarakan sehingga di kumpulkan dan yang di kumpulkan adalah penyanyi yang se-usiaku saja.

"Oke temen-temen kita mulai aja..". Ucap kak aan. Aku mengalihkan pandanganku padanya dan mulai serius menatap layar infokus yang mulai menyala.

"Sepertinya akan ada satu penyanyi baru yang akan bergabung dengan kita, kakak juga gak ngerti kenapa bibit emas kayak gini baru muncul sekarang". Katanya. Keningku berkerut, merasa penasaran.

Kak james meng-klik tombol laptopnya dan munculah sebuah foto berita yang berjudul 'Mahasiswa terbaik kedokteran tahun ini memiliki suara emas', dan betapa kagetnya aku melihat fotonya. Itu deven. Tuhan apa ini, aku baru tahu jika deven masuk pemberitaan.

Aku melihat ke kak rifan yang sama nampak terkejut.

"Kita saksiin dulu vidio nyanyi nya ya..". Kata kak aan. Layar infokus menampakan wajah deven dengan pakaian wisudanya, ia menyanyikan lagu You Raise Me Up-Josh Groban. Ia menyanyikan dengan sangat sempurna, di bagian reffnya aku bisa melihat jelas mata deven berkaca-kaca namun suaranya masih tetap sangat aman. Dan yang menakjubkan adalah ketika deven bernyanyi di bait pertama orang-orang yang ada di dalam sana langsung berdiri dan bertepuk tangan riuh. Entah kenapa aku merasa sangat bangga melihatnya. Segala rasa lelah yang tadi aku rasakan seketika hilang ketika mendengar suara deven bernyanyi. Dan ketika layar infokus berhenti menampilkan deven yang sedang bernyanyi karena lagunya juga telah selesai semua yang ada di ruangan ini bertepuk tangan.

Music is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang