Part-38

1K 87 1
                                    

Konsep waktu memang tidak ada yang bisa menduga. Waktu bergerak begitu cepat, meninggalkan jejak juga kenangan. Tidak terasa hari ini aku baru saja melaksanakan sidang skripsi. Dan 2 minggu lagi aku akan wisuda dan menyandang gelar dokter.

Saat ini aku akan fokus pada pekerjaanku, di Rumah Sakit sebagai salah satu dokter. Aku sudah mulai bekerja sejak 3 bulan yang lalu, tapi hanya sebagai asisten dokter atau yang sering disebut dengan istikah magang dan setelah wisuda nanti aku akan resmi menjadi seorang dokter. Semoga aku bisa membuktikan kepada orang yang meragukan ku, jujur saja saat ini aku masih dalam pengawasan ketat oleh para dokter senior. Pergerakan dan perbuatan ku tidak lepas dari pantauan mereka

Tapi ya sudah lah lupakan sejenak. Biar aku menikmati bahagia yang tengah aku rasakan kini.

Aku berjalan untuk mencari teman-temanku, dengan di hiasi senyuman yang takepas dari wajahku. Aku begitu bahagia saat ini.

"Gue lulus!..". Teriakku kegirangan dan loncat-loncat memeluk clinton.

"Congrats boy! Gue percaya lo bisa lulus tepat waktu kok". Ucap girang clintong.

Aku mendengar teriakan friden dan juga william dari arah lain. Mereka memelukku bersama, rasa haru dan bangga pada diriku sendiri dan rasa syukur ku karena telah di karuniai mereka sebagai sahabat-sahabatku.

"Akhirnyaaa.. kerja keras lo terbayar pasti".

Clinton, friden dan juga william sudah lulus sejak dua tahun yang lalu, memang kuliah kedokteran itu menelan waktu yang cukup lama dan panjang tapi aku bangga dengan itu. Puji Tuhan nilai ku memuaskan. Aku juga bersyukur mereka menyempatkan datang sekarang di tengah-tengah kesibukan mereka yang cukup padat.

Aku melihat nashwa dan misellia berjalan ke arah ku. Tapi wajah nashwa terlihat lesu berbeda dengan misell yang terlihat sumringah, aku pun tidak meragukan kecerdasannya. Tapi ada apa dengan nashwa..

"Wa kok lo lemes gitu sih?". Sambut william. "Lo gak lulus?". Timpalnya lagi.

Nashwa hanya diam dan masih dengan ekspresi barusan. "Sell, uwa kenapa?". Tanyaku, misell mengedikan bahunya.

"Kalo lo gak lulus gak papa kok wa.. gue bakal tetep nunggu lo sampe lulus". Ucap william. Nashwa malah memasang ekspresi sedih. Tuhan apa mungkin..

"Wa lo jangan becanda dong". Ucapku kesal.

"GUE LULUS!". Teriaknya. "Gue lulus deven gue lulus". Ia berteriak-teriak kegirangan, aku menghembuskan napas lega.

"Lo hampir bikin gue jantungan.. gue kira lo gak lulus". Kataku.

"Gila kali ah, gue gak sebodoh itu".

Aku hanya terekekeh dan yang lain hanya merutuki kebodohan mereka karena telah terbawa suasana.

"Syukurlah kita semua lulus tepat waktu". Ucap misellia. Aku mengangguk setuju, tentu saja meski aku tidak pernah melakukan kesalahan apa pun rasa tegang dan was-was itu tetap ada.

"Kita harus ngerayain nih, di traktir dokter-dokter muda ini". Celetuk friden.

"Lo giliran bahas traktir aja paling cepet ya".

"Realistis dong dev ah.. pesta barbeque di rumah uwa aja gimana?".

"Berhubung gue lagi seneng, dan sekaligus mewakili rasa syukur gue. Malam minggu besok kita kumpul di rumah gue..". Putus nashwa. Kami semua bersorak sorai bahagia.

"Suasana hati gue bener-bener baik hari ini". Ucapku.

"Ya kali dev gak bahagia, kita 5 tahun melewati hal terberat dan di tambah satu tahun lagi buat internship buat dapet izin jadi dokter umum.. and finally kita sukses dan berhasil melewati itu semua". Ucap misellia.

Music is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang