•Misellia•
Misellia memperhatikan pertengkaran yang terjadi antara deven dan anneth. Sungguh, meski pun ia menyukai deven tapi ia sama sekali tidak bahagia dengan apa yang terjadi.
"Dev, tenang dulu". Kataku dan memberinya air untuk ia minum agar lebih tenang.
"Thanks..". Aku hanya mengangguk tersenyum.
"Dev udah lah menurut gue, lo gak perlu bertahan sama anneth.. ngapain lo berjuang buat cewek kayak dia. Berasa sesempurna apa sih dia sampe harus memperlakukan lo kayak gini". Aku melihat william yang memang terlihat ikut kesal.
"Lo diem wil! Seburuk apa pun dia, dia tetep cewek gue. Ini tugas gue buat bikin dia lebih baik". Tegas deven. "Iya wil, lo sama sekali gak berhak nge-judge kebahagiaan orang lain". Timpalku.
"Gue setuju sama apa yang misell bilang, tapi mau sampe kapan lo akan terus terima lo dia perlakuin kayak gini?". Ucap charissa. "Cha lo gak liat tindakan gue tadi?".
Charisa hanya menyandarkan kepalanya di bahu clinton, enggan menjawab apa yang deven katakan. Menurut ku juga deven sudah bertindak tadi, hanya saja mungkin tindakan itu tidak akan berdampak besar. Karena kemungkinan tindakannya tadi hanya akan membuat anneth berpikir jika deven terlalu emosian.
"Dev, lo mau denger saran gue gak?". Clinton bersuara. "Apaan?".
"Lo beri anneth sama lo jarak. Lo buat dia cemburu dan lain hal, buat tahu sebenernya lo itu apa sih buat dia". Jelas clinton. "Dev ini cuma sementara kok. Ini cuma buat nguji seberapa pentingnya lo di hidup anneth, jangan sampe lo cuma jadi pelarian dan pelampiasannya dia doang. Menurut gue anneth bukan perempuan yang prinsip nya teguh dev, dan menurut gue bisa aja dia masih bingung dengan apa yang sebenernya dia rasain ke lo".
"Gue setuju dev sama apa yang di bilang clinton, akhirnya dia bakal berbuat dan bakal kayak gimana biar nanti kita pikirin bareng-bareng. Kalo dia sadar ya bagus, kalo dia gak sadar tinggal nyari lagi". Ucap charissa. Aku tidak akan bersuara apa pun, karena biar bagaimana pun aku tidak akan mengambil kesempatan apa pun disini. "Bukan gue banget caranya..". Jawab deven pelan. Tentu saja, deven laki-laki yang baik ia tidak mau menyakiti anneth meski pun ia sendiri yang harus lebih banyak terluka. Anneth beruntung, itu pikirku.
"Tapi lo harus dev, mau sampe kapan coba lo bakal terus gini?". Ucap william. Meski pun aku setuju dengan william tapi aku masih tidak mau bersuara.
"Atau lo ajak break aja dia dev? Lo bebasin dia dulu dan lo juga jadi bebas dulu.. itung-itung itu waktu kalian sama-sama mikir, sebenernya apa yang kalian mau dan yang kalian jalani itu sebenernya mau kayak gimana..". Jelas clinton.
"Sebelumnya maaf ya dev, ini gak ada maksud lain kok. Menurut gue saran clinton yang buat lo sama anneth break dulu itu cukup baik, kalian sama-sama butuh ruang dulu dev. Anneth butuh ruang untuk meyakinkan dirinya sendiri dan lo juga butuh ruang buat keyakinan lo ke anneth itu balik.. disaat lo udah nemu jawaban dari segalanya dan dia juga sebaliknya, baru kalian putuskan apa yang kalian pilih ke depannya. Bersama-sama atau masing-masing..". Kataku, deven menatapku. Tatapan matanya tidak bisa ku artikan.
"Biar nanti gue pikirin dulu saran kalian..". Ucapnya menghela nafas berat. Aku hanya memegang pundaknya pelan, ia tidak bereaksi apa pun ketika aku melakukannya. Tapi aku menyadari tubuh deven menjadi kaku. Aku menyadarinya dan melepaskan tanganku dari bahunya.
Sebesar apa pun aku dalam mencintainya, merusak hubungannya itu tidak pernah terpikir sekali pun oleh ku.
***
•Friden•
Benar-benar membingungkan antara memutuskan untuk memulai memperjuangkan atau mundur teratur. Tapi yang harus di pastikan adalah perasaan nashwa terlebih dahulu, di cap sebagai laki-laki yang meninggalkan tanpa kepastian itu tidak menyenangkan. Terhitung sudah hampir 2 bulan aku menunggunya, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa nashwa akan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Music is Love
Romance#6 in Friend (Agustus) #4 in Bahasa (Agustus) Mari berbagi suka cita dalam nada, berbaur dalam melodi dan irama. Menjadikan semuanya sebagai nada-nada cinta. Kita buat semesta tersenyum karena nada, buat semua penghuni bumi mencintai irama. Karena...