Part-55

3.2K 167 35
                                    

•AuthorPOV•

_London!

Setelah tiga hari konser, deven membawa anneth berlibur ke London-Paris. Deven sengaja memilih negara itu untuk berlibur karena tempatnya sangat cocok untuk dijadikan sejarah untuk ia dan anneth. Deven tidak hanya berdua dengan anneth, tapi ia juga membawa teman-temannya juga yang paling penting dan utama adalah deven membawa keluarga anneth juga keluarganya. Deven memang menginginkan quality time bersama mereka, deven tidak ingin diganggu oleh apa pun bahkan oleh siapa pun. Deven sudah bertekad bahwa ini adalah waktu untuk menghabiskan waktu bersama mereka karena jika di Jakarta mereka akan sama-sama sibuk dengan rutinitas mereka. Pekerjaan akan selalu mengikuti mereka, untuk deven dan anneth mereka sudah cukup bekerja keras selama ini jadi tidak ada salahnya sesekali mereka menghabiskan waktu bersama tanpa apa pun yang menghalangi.

Saat ini deven tengah menyetel kameranya, karena nanti malam ia dan semuanya akan keluar. Lebih tepatnya mereka akan pergi ke menara eiffel. Mereka ingin menikmati suasana malam disana.

"Gak dikunci..". Teriak deven ketika ada yang mengetuk kamarnya. "Ngapain dev?". Tanya charissa.

"Ini ngetest..".
Charissa hanya ber-oh ria mendengar jawaban sahabatnya itu.

"Dev, gak kerasa ya kita udah sebesar ini.. dari jaman kita ingusan sampe kita kayak sekarang dan kita masih tetep jadi sahabat". Ucap charissa tanpa melihat deven. Deven menghentikkan kegiatannya.

"Iya ya ca.. dulu pas gue pendek lo sering banget ngeledekin gue sampe gue nangis..". Ucap deven terkekeh. "Hahaha.. iya, banyak banget yang udah kita laluin bareng-bareng ya dev, eh lo inget gak lo dulu bikin gue nangis empat jam?".

"Inget banget gue, gara-gara gue putusin rem sepedah lo kan? Pembalasan dendam gue itu". Ucap deven dan mereka tertawa bersama.

"Terus gue gak mau berhenti nangis, terus lo bawain gue balon sama boneka dong gara-gara lo gak mau sampe dimarahin emak lo". Jelas charissa, mereka kembali tertawa. Bernostalgia memang menyenangkan jika kenangannya baik.

"Lo tahu kan dulu dianggap anak juga sama emak gue, sampe dia berasa lupa siapa anaknya yang sebenernya.. sampe pulang dari mana-mana pasti nyuruh gue anterin oleh-oleh spesial buat lo". Cibir deven. "Tapi kan sekarang udah enggak.. sekarang ada anneth yang gantiin posisi spesial gue di keluarga lo". Ucap charissa.

Tanpa mereka sadari sudah ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi.

"Sampe kapan pun lo gak terganti cha, lo punya posisi spesial juga.. lo sahabat yang udah gue anggap adek gue sendiri ya meski pun pas kecil lo yang kayak kakaknya tapi tetep sejak saat kecil gue udah ngerasa tanggung jawab buat jaga lo, biar bagaimana pun lo lebih dulu dateng di hidup gue di banding anneth dan gue gak mungkin lupain lo gitu aja cha". Jelas deven. Charissa tersenyum dan meneteskan airmatanya ia merasa terharu dengan kalimat manis sahabatnya itu. Charissa tidak mungkin lupa bahwa ia dan deven sudah begitu banyak melewati cerita bersama, meski pun pada saat mereka dewasa mereka harus sedikit memberi jarak karena adanya orang-orang yang harus mereka jaga perasaannya. Karena mereka juga sadar penuh bahwa mereka hanya lah seorang sahabat yang mungkin sewaktu-waktu perasaan mereka akan ada yang berubah, entah deven atau pun charissa tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan ada salah satu yang menyimpan perasaan. Mengingat bukan dalam waktu yang singkat mereka bersama dan saling mengenal, sudah pasti mereka punya pemikiran dan pemahaman yang sama dan mungkin itu bisa berubah menjadi kenyamanan lebih bagi salah satunya. Tapi deven dan charissa sama sekali tidak pernah menyimpan perasaan lebih dari rasa kagum, deven kagum pada charissa atas segala pemikiran dan talenta yang ia punya begitupun juga charissa pada deven, ia mengagumi sosok deven itu ya karena talenta yang deven punya. Selain itu karena deven sewaktu-waktu juga bisa menjadi seorang kakak yang di andalkan. Mereka sahabat sejati, saling mengerti dan memahami. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh orang-orang sekitar mereka, karena persahabatan mereka bukan film atau drama yang pasti memiliki kisah 'sahabat jadi cinta' bagi mereka itu sangat lah jauh dari bayangan mereka, karena mereka memiliki kriteria tersendiri dalam memilih pasangan. Dalam diri deven, charissa tidak menemukan kriterianya begitu pun dengan deven. Jika deven memilih anneth saat ini, maka dapat di pastikan kriteria deven sangat lah jauh dari sosok 'charissa'.
Jika saat ini charissa menyukai sosok 'devano' itu juga sudah membuktikan bahwa tidak ada dalam diri 'deven' yang charissa cari. Apa yang mereka jalani adalah persahabatan yang murni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Music is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang