•Anneth•
"Deven mana wa?". Tanyaku, ketika nashwa datang sendiri ke kantin yang biasa menjadi tempat kita semua datangi jika sudah selesai jam kuliah atau sebelum masuk ke kelas.
"Sama misell..". Jawabnya. "Eh.. eh gak sama misell doang sama anton juga, buat besok mereka kan bakal ada jadwal semacam kunjungan gitu di Rumah Sakit". Timpalnya lagi dengan tersenyum kikuk, mungkin setelah melihat raut wajahku yang bertanya dan meminta penjelasan lebih.
Aku hanya ber-oh ria. Deven juga belum memberitahuku perihal ini.
Ku lihat charissa dan clinton hanya sedang mengobrol berdua, mereka seperti mengabaikan suasana sekitar. Hubungan charissa dan clinton seperti tidak pernah terkena hujan, badai, gempa bumi bahkan tsunami berbeda sekali dengan aku dan deven yang sudah hampir merasakan itu semua.
"Cha, rahasia hubungan damai kek lo sama clinton apa sih?". Tanyaku, charissa dan clinton berbarengan menatapku. Clinton mengerutkan keningnya.
"Lo mah tahunya yang damai-damai aja neth, lo gak tahu aja kalo gue lagi perang sama dia gimana". Jawab clinton dan langsung menerima jambakan oleh charissa. Aku dan nashwa hanya tertawa.
"Gak ada sih neth rahasianya apa, gue juga pernah berantem sama clinton sebenernya.. cuma clinton lebih sering diem kalo marah sama gue, gue juga kalo marah sama dia cuma cuek aja gak pernah sampe tengkar hebat". Timpal charissa.
"Tapi beneran deh hubungan kalian itu adem banget liatnya". Ucap nashwa, aku mengangguk menyetujui.
"Gini neth, setiap hubungan itu pasti ada kurang lebihnya itu kenapa bubungan dijalanin sama dua orang biar bisa saling melengkapi..". Ucap clinton. "Idih so bijak". Cibir charissa, clinton melirik charissa dan charissa langsung diam.
"Kayak gue sama ucha, ucha kan cerewet, bawel, cemburuan sedangkan gue nya kan cool, kalem, pendiem.. gitu neth jadi setiap masalah pasti gak parah-parah banget..".
"Najis!". Ucap charissa, clinton melakukan hal yang sama melirik charissa. "Iya iya maaf, ampun dah..". Charissa berdecak. Aku paham, ternyata clinton tidak mau charissa mengatakan kata-kata kasar. Sama seperti deven gak suka kalo aku teriak.
"Jangan diulangi bee!". Ucap clinton lembut tapi tegas. Charissa langsung menyimpan kepalanya di pundak clinton sambil menatap clinton, itu jurus seorang perempuan memang.
"Sorry lama..". Aku menengok ke belakangku, dan itu orang yang ku tunggu.
"Lama banget mojok dulu sama misell?". Kataku.
"Aku gak ada mojok dulu". Jawabnya dan duduk di sampingku.
"Kata uwa". Jawabku so polos. "Wa lo bilang apa ke anneth?". Tanya deven nyolot, nashwa yang ditanya tersentak kaget jelas saja ia sedang fokus melihat hpnya dan deven tiba-tiba berbicara dengan nada yang sedikit naik.
"Apa?". Jawab nashwa tidak terima.
"Lo bilang gue mojok sama misell ke anneth?". Sungut deven.
"Apaan gue gak ada bilang lo mojok sama misell.. anneth yang bener dong ah, gue udah bilang yang sebenernya tadi". Wajah nashwa berubah serius.
"Udah-udah becanda.. kenapa sih pada serius gitu". Kekehku.
"Gak lucu!". Ucap nashwa melempar sumpit yang ada di meja, clinton dan charissa hanya tertawa pelan dan menenangkan nashwa.
"Neth kita baru baikan tadi malem, kamu gak usah ngajak aku ribut lagi, capek..". Ucap deven. "Iya-iya maaf". Kataku.
"Ton friden sama william mana?". Tanya deven. "Gak ada tahu gue".
KAMU SEDANG MEMBACA
Music is Love
Romance#6 in Friend (Agustus) #4 in Bahasa (Agustus) Mari berbagi suka cita dalam nada, berbaur dalam melodi dan irama. Menjadikan semuanya sebagai nada-nada cinta. Kita buat semesta tersenyum karena nada, buat semua penghuni bumi mencintai irama. Karena...