•Anneth•
Setelah kejadian di Bandung antara charissa dan clinton justru membuatku paham. Bahwa hubungan yang terlihat baik-baik saja itu belum tentu benar baik-baik saja tapi mereka hanya melupakan masalah-masalah kecil dan menumpuknya sehingga menjadi besar. Aku sedikit bersyukur sikap kecemburuanku sedikit bermanfaat.. tinggal deven saja yang belum begitu terbuka.
Aku sedang berkumpul di rumah charissa, karena charissa tidak masuk kuliah selama satu minggu ini. Dan benar, keadaannya memang tidak cukup baik. Aku, joa dan juga nashwa sengaja datang tapi tidak dengan para kaum laki-laki karena masalah charissa dan clinton belum bisa segera diselesaikan sekarang.
"Cha lo makan ya, gue udah masakin nih". Ucap joa, ketika melihat charissa diam saja sejak kami datang.
"Lo gak mau makanan gue ya cha?".
"Nanti gue makan..".
"Sekarang cha, lo bisa sakit kalo lo gak makan teratur.. apalagi gue yakin lo gak makan bener semenjak kejadian itu". Omel nashwa. Ia membawa makanan yang joa masak ke depan charissa.
"Gue gak mood makan wa..".
"Kalo lo gak mau makan, lo gak cuma bakal kehilangan clinton tapi kita semua yang ada disini juga!". Tegas nashwa. Ia menyodorkan sendok ke depan mulut charissa. Dan ketika charissa membuka mulutnya aku dan joa tersenyum lega. Setidaknya harus ada makanan yang masuk dan di serap tubuh charissa.
Charissa hanya makan beberapa sendok saja karena ia merasa perutnya tidak bisa diajak kompromi setelah diisi perutnya merasa sakit. Mungkin karena maag nya kambuh dan mood nya juga sedang tidak baik.
"Nih cha makan obatnya". Ucapku. Charissa menerima dan meminumnya tanpa membantah lagi, mungkin ia takut nashwa mengancamnya lagi.
Charissa memeluk nashwa erat, aku juga mendengar isak tangisnya. Jujur saja hatiku juga ikut merasa teriris melihat sahabatku sehancur ini, mungkin jika deven pergi dari hidup ku, aku juga akan sehancur itu.. atau bahkan lebih hancur. Aku menyadari satu hal lagi, betapa pentingnya menghargai..
"Cha lo boleh nangis sepuasnya, tapi abis itu lo harus balik jadi ucha yang kita kenal". Ucap nashwa.
"Cha, lo gak boleh terus-terusan kayak gini.. yang ada bukan cuma diri lo yang ancur tapi masa depan lo juga". Ucapku. Charissa mengangguk lirih.
"Nih lo minum, lo tenangin diri lo dulu baru lo cerita sama kita". Ucap joa.
Aku, joa dan nashwa hanya menunggu charissa siap. Tentang langkah apa yang akan kita ambil untuk clinton dan charissa biar nanti kita tentukan setelah charissa bercerita.
"Dalam hal ini gue salah total..". Ucap charissa pelan. Aku dan yang lain serempak mengalihkan pandangan ke charissa. Menunggu kejelasan yang lebih jelas lagi. Charissa mulai menceritakan semuanya.
Charissa memposting poster tentang event yang mengundangnya di Bandung, dan laki-laki itu bernama devano. Ia menanggapi snapgram charissa dan mengajak charissa untuk bertemu. Charissa sudah menolak tapi charissa berpikir kembali dan ia merasa untuk sekedar bertemu saja bukan hal yang buruk. Mereka mulai bertukar id line dan bertukar kabar seminggu sebelum itu, dan saat charissa tengah bersama clinton, clinton mengetahui ada pesan dari devano dengan kalimat yang terkesan sudah sama-sama setuju. Charissa tidak ingin jujur karena charissa tidak mau clinton melarangnya bertemu dengan devano. Tapi ketidak jujurannya malah berakhir tragis seperti sekarang.
"Cha..cha kok lo sama-sama bego kek anneth sih". Celetuk nashwa mengusap wajahnya. Aku menatapnya tajam.
"Kok gue sih wa..". Bantahku tak terima. "Iyalah kalian itu sama.. sama-sama suka melakukan hal bodoh, udah tahu cowok kalian itu baik-baik malah di perlakukan seenak jidat".
KAMU SEDANG MEMBACA
Music is Love
Romance#6 in Friend (Agustus) #4 in Bahasa (Agustus) Mari berbagi suka cita dalam nada, berbaur dalam melodi dan irama. Menjadikan semuanya sebagai nada-nada cinta. Kita buat semesta tersenyum karena nada, buat semua penghuni bumi mencintai irama. Karena...