Gadis berambut sepinggang itu turun dari dalam mobil sport merahnya setelah memparkirkan mobilnya di parkiran sekolah tanpa perduli orang yang tengah menatap dirinya di tempat parkir.
Gadis yang kerap di panggil dengan sebutan Nazwa itu menggendong tas berwarna pinknya yang di sampirkan di satu bahunya dan tangan satunya sibuk memegang ponsel berlogo apel setengah gigit.
Nazwa Delvina Aprilia itulah nama gadis tersebut. Gadis dingin tak tersentuh yang memiliki banyak Rahasia dalam seputar kehidupannya.
Tak jarang jika banyak laki-laki di sekolahnya menyukai Gadis tersebut. Wajar saja karena Nazwa memiliki wajah berparas Cantik dan Anggun namun dingin yang biasa mereka sebut dengan julukan Ratu Primadona atau Queen Elsa di SMA Starlight.
Gadis berkuncir kuda itu melangkah kakinya menuju ruang 12 IPA 2 dimana kelasnya berada tanpa memperdulikan berbagai tatapan-tatapan aneh dari teman sekolahnya.
Banyak yang mengagumi Nazwa di sekolahnya dengan pendapat yang berbeda-beda. Terutama pada kaum adam yang terang-terangan memuja kecantikan Nazwa tanpa berkedip melihatnya.
"Nazwa!!"
Nazwa menoleh kebelakang saat ada yang memanggil namanya. Saat ia berbalik, Nazwa melihat Alina yang sedang berjalan menuju arahnya dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya.
Alina Killania Pratiwi adalah sahabat dari Nazwa. Mereka berdua berteman sejak kecil sehingga Alina sudah tak heran dengan sikap dingin Nazwa. Alina pun mengetahui bagaimana kehidupan Nazwa yang tertutup.
Nazwa dan Alina dijuluki sebagai Primadona di sekolahnya karena memang wajahnya sangat Cantik. Nazwa memiliki kecantikan yang natural dan lesung pipi jika ia tersenyum, namun tak ada yang pernah melihat Nazwa tersenyum sehingga teman sekolahnya tak mengetahui hal itu terkecuali Alina, sedangkan Alina memiliki paras wajah cantik yang imut dan cerewet berbeda dengan Nazwa sahabatnya.
"Baru berangkat?" tanya Alina. Nazwa mengangguk lalu berbalik badan dengan mundur satu langkah menyamakan dengan Alina sehingga tak berhadapan dengan Alina melainkan bersebelahan. Alina pun mengangguk paham dan menghela nafasnya pelan. Sudah biasa bagi Alina akan sikap Nazwa yang dingin.
Mereka berdua melangkah kakinya kembali menuju ruang kelasnya tanpa memperdulikan pekikkan histeris dari teman sekolahnya.
Nazwa diam dan Alina pun diam, sama-sama bergelut dengan pikirannya masing-masing. Sesekali Alina melirik ke arah Nazwa yang sedang menatap ke arah depan dengan tatapan datarnya. Alina hanya mampu menghela nafasnya pasrah, Alina tak tau bagaimana caranya agar Nazwa kembali seperti Nazwa yang dulu Alina kenal bukanlah Nazwa yang sekarang. Alina memang mengenal betul seluk beluk kehidupan Nazwa.
Mereka berdua sampai di depan ruang kelasnya dan langsung saja masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangku bagian nomor dua dari depan di pojok kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...