Now Playing : Astrid - Tentang Rasa
•••
Awan hitam bergelung di atas langit siang ini. Padahal pagi tadi cuaca cerah tak menunjukkan tanda-tanda akan datangnya hujan. Sepulang sekolah Kelvin mengajak Nazwa jalan-jalan sebelum pulang ke rumah. Nazwa mengangguk saja dan Kelvin mengikuti langkah kakinya dari belakang.
Setelah membuka pintu penumpang untuk Nazwa, Kelvin mengintari mobilnya lalu masuk ke dalam pintu mobil pengemudi. Mobil Kelvin melaju keluar dari perkarangan sekolah. Sepanjang perjalanan mereka diam sebelum Kelvin berdehem dan Nazwa menoleh ke arahnya.
"Mau kemana sih?" tanya Nazwa.
"Nanti kamu tau sendiri." Nazwa berdecak mendengar jawaban Kelvin. Cowok itu tersenyum lalu mengambil tangan kanan Nazwa dan memasukan sela-sela jarinya ke dalam jari Nazwa.
Nazwa merasakan tangannya hangat di dalam genggaman tangan Kelvin. Nazwa menoleh, menatap Kelvin yang tampak fokus melihat jalan di depan.
"Vin." panggil Nazwa.
"Hm." Kelvin menjawab tanpa menoleh. Mobilnya berhenti tepat saat lampu berwarna merah. Mendengar tak ada sahutan lagi dari Nazwa, Kelvin menoleh dan tatapan keduanya bertemu. "Kenapa sih, hm?" tanya Kelvin. Menggenggam tangan Nazwa semakin erat. "Tangan kamu hangat." gumamnya. Mendekatkan kedua tautan jarinya ke depan hidung. Harum.
Sudut bibir Nazwa terangkat menampilkan lengkungan manis disana. Salah satu lubang di pipinya juga terlihat. Detik itu juga Kelvin menatapnya. Terpesona sejenak. Dia belum pernah melihat Nazwa tersenyum sedekat ini.
Kelvin ikut tersenyum. Kedua matanya menyipit. "Hayo senyum. Kenapa sih?"
"Kamu...lucu." Nazwa menggeleng tak percaya. Gadis itu terkekeh pelan. Dia juga tidak tahu kenapa berucap seperti itu.
Kelvin tertawa. Mengacak rambut Nazwa. "Kamu aneh. Bahagia banget kayaknya." teringat sesuatu Kelvin menghentikan aksinya. Tersenyum kemudian melepaskan tautan jarinya. Sesaat Nazwa merasa kehilangan sosok Kelvin. Tidak. Kelvin bersamanya. Nazwa menarik tangannya kembali.
"Bentar yah." ucap Kelvin. Cowok itu menghadap ke jok belakang. Mengambil sesuatu dari tas ranselnya. Kemudian kembali lagi menghadap ke depan, menyodorkan dua batang coklat ke arah Nazwa. "Nih, coklat yang tadi. Di makan dulu aja daripada diem. Nanti beli jajannya di sana aja."
Nazwa mengambil dua batang coklat itu. Menatap Kelvin yang tengah tersenyum ke arahnya. "Kamu nggak makan?"
Kelvin menggeleng tetapi tersenyum menjengkelkan. "Suapin."
Bunyi klakson mobil dibelakang mengalihkan keduanya. Kelvin menatap ke depan yang rupanya lampu sudah berganti hijau. Kemudian menjalankan mobilnya lagi menuju tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...