Alina memakan nasi gorengnya dengan tenang. Saat ini gadis itu sedang berada di kantin rumah sakit setelah pergi meninggalkan Nazwa dan Kelvin dalam satu ruangan. Di depannya ada Dimas yang tengah bermain ponsel dengan segelas jus jeruk.
Dimas menghela nafas, di taruhnya ponsel di atas meja. Tangannya terulur memainkan serutan yang berada di dalam gelas. Dimas menatap Alina yang masih makan dengan tenang kemudian mengalihkan pandangannya lagi ke dalam permainan yang ia buat di dalam gelas hingga jus jeruknya memutar.
Dimas mendongak, sekali lagi menatap Alina yang masih memakan dengan tenang seolah tidak ada siapapun di sekitarnya. Dimas berdehen pelan kemudian menyingkirkan gelas jus ke samping lalu kedua tangannya ia lipat di atas meja.
"Al, gue belum bisa lupain Nazwa. Gue pingin balik lagi sama dia." ucap Dimas langsung.
Alina menjatuhkan sendoknya yang masih berisi nasi goreng di atasnya yang akan gadis itu makan. Otomatis isi nasi goreng yang masih di atas sendok jatuh berserakan ke dalam piring.
Alina meminum jus apelnya. Mood makannya hilang sudah akibat ucapan Dimas. Alina mendongak, membalas tatapan Dimas dengan tangan yang di lipat di atas meja.
"Gak bakal gue restuin lagi." Alina mendengus pelan. "Enak aja lo mau balikan setelah lo buat Nazwa kayak gitu? Sampah banget!" sinis Alina.
"Tapi gue masih sayang Al. Gue nggak bahagia sama dia dan inget Nazwa terus." pandangan Dimas sayu, tentu ia menyesal atas semua perbuatannya dulu.
"Nggak ada kata tapi! Lo udah hancurin hubungan lo ya lo harus terima akibatnya. Suruh siapa sia-siain yang baik demi yang cantik. Cantik pake make-up kok bangga!"
"Al, please lah bantu gue." mohon Dimas, seolah tak mendengar ucapan Alina barusan.
Alina berdecak, tatapannya memandang Dimas sinis. Walaupun setitik gadis itu tidak tega namun rasa tak tega itu terkalahkan dengan rasa benci. Mengingat bagaimana Dimas selingkuh dengan sahabatnya sendiri lebih sakit daripada selingkuh dengan orang lain.
"Nggak ada! Nazwa udah bahagia sama yang baru. Dan gue minta lo jangan gangguin hubungan Nazwa."
Mata Dimas melebar, yang baru? Maksudnya Cowok tadi? "Maksud lo cowok tadi?" tanya Dimas, Alina mengangguk pasti. Tubuh Dimas melemas, apa tidak ada harapan lagi untuk memperbaiki semuanya. "Apa nggak ada kesempatan lagi buat gue sama Nazwa balik? Gue lihat Nazwa biasa aja kok sama cowok itu dan sama...gue, dingin."
"Lo pikir siapa yang buat Nazwa jadi dingin gitu? Mana ada berubah sendiri! Nazwa nggak mau balikan sama mantan, dia lagi dihangatin sama Kelvin. Udah mulai luluh kok, tenang aja pasti jadian." jawab Alina tersenyum. Seandainya Nazwa dulu masih ada tentu sudah jadian dengan Kelvin.
Hati Dimas bergelojak. Ada rasa tidak senang di sana namun ia sadar semua itu salahnya hingga membuat Nazwa berubah menjadi pribadi baru. Dimas menghela nafas, ia akan melepaskan Nazwa kalau memang tidak ada cara lain. Tapi kalau untuk menyelesaikan masalah dulu Dimas butuh waktu lagi berdua dengan Nazwa agar masalah cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...