Now Playing : Devano Danendra & Aisyah Aqilah - Teman Cintaku
•••
"Oh ini anak baru yang katanya deket sama primadona sekolah?"
Helen mendongak, menatap orang yang barusaja berkata lewat pantulan cermin. Ia mematikan air kran sebelum berbalik sepenuhnya membelakangi wastafel.
"Lo ngomong sama gue?" Helen menunjuk dirinya sendiri.
"Iya elo! Emang ada orang lagi?!" katanya sembari melangkah mendekati Helen. Kedua tangannya bersedekap dengan tatapan sinis.
Wah dia nyolot. Helen berdiri tegak kemudian bersedekap dada. Tak kalah sinis tatapannya menatap name tag cewek itu.
Dista Agistya. Helen tersenyum miring sembari mengangguk-angguk.
Dista menatap heran selanjutnya tidak peduli. Ia memandang Helen dari atas sampai bawah. "Sok gaya banget lo. Baru satu geng sama primadona aja gini. Mau jadi populer?" tanyanya sinis. Masalahnya kemeja yang dipakai Helen itu tidak rapi. Emang dasarnya bocah nggak peduli ya gitu. Sepatu aja talinya putih.
"Kalo iya kenapa? Situ iri?" jawaban Helen masih santai namun entah mengapa berhasil membakar otak Dista yang tampaknya sudah membara.
"Sialan!" ancang-ancang mendorong Helen malah dia yang kedorong duluan. Parah memang. Otaknya sudah panas eh dibuat tambah naik darah.
"Berani lo sama gue?!" geram Dista. Mengelap kemejanya yang baru saja dipegang Helen dengan jijik.
Helen berdecih. Mengusap tangannya menggunakan tisu lalu membuangnya disembarang tempat. "Lo kalo mau ngata-ngatain orang bisa nggak sih ngaca dulu?" tanya Helen malas. Dia tuh nggak intro, bikin mual aja. "Perlu gue beliin?"
"Nggak usah sok deh lo! Anak baru aja belagu!" ucapnya.
Sebenarnya dia tuh nggak bisa bales ucapan Helen. Makannya ngalihin pembicaraan mulu. Atau gimana sih?
"Kalo iya kenapa?!" balas Helen nyolot. "Buang-buang waktu berharga gue aja lo!"
"Heh gue kasih tahu ya! Jadi anak baru tuh jangan songong dong! Beruntung lo temenan sama gengnya Kelvin Nazwa. Coba kalo nggak, habis lo sama gue!" jari telunjuk Dista menunjuk-nunjuk Helen tepat didepan wajahnya.
Helen menepis tangan cewek itu. Ia menggulung lengan kemejanya. "Oh lo nantangin gue! Ayo sini!" Helen berjalan mendekat membuat Dista mundur ke belakang.
"Ayo! Dasar cewek ganjen! Oh gue tau kenapa lo deketin Nazwa. Pasti mau rebut Kelvin kan atau lo ngincer temen-temennya Kelvin?" tanya Dista membuat langkah kaki Helen berhenti. Ia tersenyum miring. Dugaannya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...