Rasa canggung menyelimuti keadaan dua sejoli didalam mobil. Kelvin sibuk menyertir sambil memikirkan topik apa yang akan menghilangkan rasa canggung didalam mobil, sesekali melirik Nazwa. Sedangkan Nazwa memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
Kelvin menatap Nazwa takut-takut. Takut ia akan membuka suara malah diabaikan tapi ia juga benci situasi seperti ini. Lagi-lagi ia hanya melirik tidak membuka suara padahal tadinya udah mau ngomong tapi takut terabaikan.
Ngomong nggak yah? nggak ngomong pingin ngomong. Kalo ngomong takut diabaikan!
Serba salah memang.
"Naz?" panggil Kelvin melirik kearah Nazwa.
Nazwa menoleh menatap Kelvin dengan satu alis terangkat. Tatapan seperti biasa, datar, dingin namun malah tatapan seperti itulah yang bisa membuat Kelvin jatuh padanya saat pertama kali bertemu.
"Nggak. Jadi lupa gue mau ngomong apa." Kelvin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk. Sejujurnya ia tidak lupa namun hanya malu bertanya tentang Nazwa.
Ah masa iya mau terang-terangan nanya udah punya pacar belum? Kan kesannya kayak ngebet banget, ntar jadi ilfeel kan payah.
Sedangkan Nazwa menatapnya datar sambil menghembuskan nafasnya pelan lalu kembali mengarah ke kaca cendela.
Namun kejadian ini tak berujung lama saat Nazwa menatap Kelvin, "Kemana?" tanya Nazwa. Sejujurnya ia tidak mau bertanya tapi keadaan mendesak seperti ini takutnya Kelvin akan membawa dirinya pergi. Oh no, bahkan Kelvin tidak punya rencana untuk itu.
Ya kan siapa sangka, bagaimana tidak saat seharusnya ia sudah berbelok ke dalam perumahan area rumahnya Kelvin malah lurus tidak berbelok. Duh ia menyesal ikut Kelvin lebih baik pulang sendiri tadi.
Salahkan saja pada Veno yang menyuruh Kelvin!.
"Bentar lah mampir ke cafe dulu, haus gue." kata Kelvin yang hanya diangguki Nazwa.
~~~
"Naz"
Nazwa yang sedang mengaduk jus jeruk-nya mendongak menatap Kelvin dengan alis terangkat.
Saat ini mereka sedang berada di Cafe dekat perumahan Nazwa. Untungnya firasat buruk Nazwa tidak terjadi.
"Lo kok bisa dingin, kenapa sih?" Dengan tingkat kekepoan yang tinggi akhirnya Kelvin bisa menanyakan pertanyaan apa yang selalu mengganggu pikiran-nya.
"Kepo!"
"Ya makannya karna gue kepo, gue tanya ke lo"
Nazwa menghela nafasnya berat. Pertanyaan inilah yang selalu ia dengar ketika ia sedang bersama teman yang belum mengenal dirinya. Sejujurnya ia mau menjawab pertanyaan Kelvin tapi tidak untuk saat ini. Mungkin nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Dla nastolatków[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...