Now Playing : Maudy Ayunda - Untuk Apa.
~~~
"Nazwa mau minum?" tawar Dinda begitu Nazwa duduk di sofa ruang tamu.
Nazwa menggeleng. "Enggak Mah."
Selepas anggukan paham dan kepergian Mamahnya menuju dapur, Nazwa duduk termenung di sofa dengan punggung bersandar kebelakang.
Tepat hari ini Nazwa sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya Nazwa hanya kecapean namun gadis itu kekurangan cairan yang diharuskan diopname semalaman di sana. Harusnya pagi ini Nazwa kembali bersekolah, duduk manis di kelas, bercerita dengan Alina dan Helen ya walaupun Nazwa seringnya mendengar daripada bercerita. Tapi Dinda tidak memperbolehkan dia berangkat hari ini dengan alasan baru pulang dan harus istirahat lagi.
Selama itu pula tidak ada kabar dari Kelvin. Untung-untung menjenguknya kabar pun tidak Nazwa dapatkan.
Nazwa menghela nafas, tangannya meraih tas selempang di sampingnya. Mengambil ponsel yang dia letakan di dalamnya. Tidak ada notifikasi apapun sejak semalam. Dari Kelvin pun tak ada sedikitpun kabar membuat hati Nazwa sedikit mengganjal, ada yang aneh. Namun secepatnya Nazwa menepis perasaan aneh itu, mungkin Kelvin sedang sibuk. Pesan yang Nazwa kirimkan kemarin pun belum ada jawaban, masih centang satu. Kelvin juga tidak menelpon balik padahal Nazwa menelpon cowok itu beberapa kali dengan jawaban yang masih sama, tidak diangkat.
Dengan langkah pelan Nazwa berdiri, mengambil tasnya kemudian berjalan melewati ruang keluarga dan langsung naik tangga ke atas menuju kamarnya.
Setelah mendorong pintu dan menutupnya kembali, Nazwa meletakan tas selempangnya diatas meja rias. Melihat pantulan cermin, tatapannya langsung jatuh pada jaket hitam yang tergeletak di atas ranjang. Dibawahnya terdapat tasnya yang berisi pakaian saat Nazwa di rumah sakit.
Nazwa berbalik, duduk diatas ranjang. Meraih jaket hitam milik Kelvin ketika malam itu sempat membungkus badannya yang tengah kedinginan. Dan juga terakhir kalinya dia bertemu Kelvin sebelum cowok itu menghilang tidak ada kabar.
Aroma parfum terasa menyeruak begitu Nazwa memeluk jaket hitam itu. Hanya jaketnya bukan orangnya. Aromanya masih sama dengan terakhir Nazwa bertemu Kelvin. Aroma yang mungkin menjadi candunya.
I Miss You.
Kalimat diujung bibir yang tertelan kembali sebelum gadis itu mengungkapkannya. Hanya itu yang bisa Nazwa rasakan. Biasanya setiap hari ada pesan dari Kelvin, walaupun hanya sekedar kabar saja. Namun hari ini, ralat, sejak kemarin tidak ada kabar sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Princess [Sudah Terbit]
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] ••• Terkadang kita perlu jatuh untuk bangkit kembali. Dimana ada kesempatan disitu ada harapan. Nazwa pernah merasakan bagaimana pahitnya dunia. Keterpurukan, pengkhianatan, kegagalan, hingga hancurnya sebuah persahabatan dia rasaka...