3. Alasan Kepala Sekolah

829 129 21
                                    

.
..
...
..
.

"Kau puas, Hashirama-sama?"

Nada sarkastik itu keluar dari bibir Tobirama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nada sarkastik itu keluar dari bibir Tobirama. Laki-laki dewasa dengan surai silver itu memandang tajam kakaknya.

"Hohoho... Tentu saja, Tobi. Kau lihatkan, Hinata-chan itu memang baik hati. Dia tidak protes ataupun meminta keluar dari sekolah ini. Aku tidak salah memilihnya."

Hashirama berkata bangga pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hashirama berkata bangga pada dirinya sendiri. Senyum maskulin tapi ramah sedari tadi tak pernah meninggalkan wajah tua yang masih tetap tampak muda miliknya. Terlihat sekali jika pria itu amat senang.

"Tentu saja. Kau mengancam secara halus gadis lugu itu, Hashirama-sama. Memanfaatkan sifat tak dapat menolak dan penurut akan perintah ayahnya. Kau licik!"

"Hey hey... Jangan memojokkanku dengan kata-kata seolah aku memang licik disini, adik. Aku kan hanya menjalankan tanggung jawabku sebagai kepala sekolah. Sistem baru yang dijalankan oleh sekolahan ini sedikit terlambat sampai pada masyarakat umum jadi, sebagai jaga-jaga aku memutuskan untuk merekut Hinata-chan dengan baik-baik."

Hashirama memanyunkan bibirnya atas perkataan adiknya yang memang benar. Tapi, dia mengelak. Dia hanya ingin sistem baru yang dia buat untuk sekolahan benar-benar terealisasikan.

"Salah siapa penyebaran informasinya terlambat, ha? Kakak sendiri yang ingin melakukannya dan menolak bantuan, nyatanya kakak terlalu asik pergi ke salon bersama paman Hiashi dan melupakan semuanya hingga berakhir memaksa Hinata dengan halus. Kakak lihat kan, di sekolah yang luas ini hanya ada Hinata seorang diantara beratus-ratus murid yang semuanya adalah laki-laki. Kakak tidak berpikir bagaimana berbahayanya ini untuk Hinata?"

Hashirama menggaruk pipinya canggung. Memang apa yang dikatakan Tobirama sempat membuat pria itu merasa bersalah, tapi tetap saja keputusannya sudah bulat. Dia tidak akan mengeluarkan Hinata dari sekolah ini apapun yang terjadi, lagi pula dia sudah mendapatkan ijin dari Hiashi. Pria itu tahu jika semua ini salahnya, tapi dia tidak habis pikir kenapa tidak ada satupun siswi yang mendaftar di sini? Meski penyebarannya terlambat setidaknya masih ada waktu hingga satu minggu lamanya untuk mendaftar bukan?

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang