.
..
...
..
.
Hinata menjalani hari-hari seperti biasa. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan seperti biasanya. Semuanya serba biasa. Hanya saja, kedekatan dan kelengketan Hinata pada Kiba maupun Shino yang terlihat sangat tidak biasa. Gadis manis berpipi pualam itu terus menerus menempel pada dua sahabat laki-lakinya tanpa mau ditinggal sedetik pun. Persis seperti anak ayam yang menempel pada induknya, lucu sih tapi juga membuat siapapun yang melihatnya kesal bukan main. Bukan kesal pada betapa manjanya Hinata, melainkan kesal pada Shino dan Kiba yang jelas-jelas sangat menikmati keberuntungannya.Dua cowok itu terus-terusan menampilkan aura bahagia selama hampir dua minggu ini. Murid-murid lain juga berbisik-bisik tentang pipi ke duanya yang terlihat lebih berisi, mereka tidak salah lihat kan? Tentu saja tidak. Selama menjalankan misi membantu Hinata menghindar dari senpai-senpai tampan, mereka berdua menampung semua makanan yang Hinata bawa. Meski Hinata tidak pernah mengatakan apapun, baik Kiba maupun Shino sudah hapal diluar kepala dengan semua tingkah Hinata, sahabat gadisnya itu bagai buku terbuka yang mudah dibaca. Mereka juga tahu betul dengan tingkah Hinata yang akan memasak banyak makanan (dalam hal ini bekal) jika gadis itu tengah kebingungan, maka dari itu Kiba dan Shino dengan senang hati membantu Hinata menghabiskan semua masakannya tanpa perlu dibagi dengan siapapun sebelum ada seseorang yang mengambil jatah mereka nantinya.
"Kiba-kun, Shino-kun, kalian tampak menggemaskan. Hehehe..." Celetuk Hinata disela-sela acara makan siang mereka di atap.
"Dari dulu aku memang menggemaskan, Hina-chan. Ish... Kau sadarnya telat." Kiba merespon dengan percaya diri.
Shino memberikan Hinata kedipan mata beberapa kali sebelum mengedikkan bahunya tak peduli, yang penting perut terisi terlebih dahulu. Shino merasa jika tidak cepat melahap semua makanan yang berjejer rapi di depannya dan Kiba, makanan itu akan menghilang sia-sia.
"Kalian makannya pelan-pelan saja. Nanti tersedak!"
"Kalau tidak segera dihabiskan nanti ada yang ikut makan, Hina-chan." Sahut Kiba.
"Ha? Memangnya selain kalian ada lagi ya?"
"Hm. Ada banyak makhluk aneh yang tengah mengincar makananmu serta dirimu, Hinata."
Shino tak mengindahkan wajah Hinata yang jelas-jelas bingung dengan ucapannya. Laki-laki itu malah mendekat, bahkan menempel pada Hinata karena perasaannya tiba-tiba tak enak. Kiba juga bertingkah sama, jadi saat ini Hinata tengah diapit oleh dua laki-laki yang sangat dia sayangi.
Hinata tak mempermasalahkan tingkah rendem keduanya, gadis manis kesayangan papa Hiashi itu tahu dengan jelas jika begitulah cara mereka menunjukkan betapa sayangnya mereka pada Hinata. Pipi tembam Hinata memerah karena senang bukan kepalang. Manik seindah batu amethyst itu perlahan tertutup, rasanya semua beban yang ditanggung hati dan pikirannya menguap entah kemana, Hinata lebih suka seperti ini untuk sementara waktu. Dia belum siap bertemu dengan senpai-senpainya apalagi jika harus menerima ungkapan hati mereka.
Plaaak!
Baik Kiba maupun Shino berjengit kaget karena mendengar suara tamparan. Keduanya menoleh ke arah Hinata dan mendapati hidung mungil si sahabat manis mereka sedikit memerah.
"Hina-chan, ada apa?" Kiba bertanya, laki-laki penyuka anjing itu berhenti mengunyah untuk sesaat.
"T-tidak ada a-apa-apa, Kiba-kun. H-ha-hanya ada ny-nyamuk tadi." Jawab Hinata dengan wajah merah padam.
Kiba ber'oh' ria menanggapi sedangkan Shino mendengus geli. Keduanya kembali ke posisi semula, mengapit Hinata.
Dalam hati Hinata mencibir diri sendiri, sejak kapan dia narsis begini. Belum tentu juga senpai-senpai di sekolahnya menyukainya kan? Tapi, kejadian saat Nijimura menanyai mereka masih terngiang jelas di kepala Hinata dan itu membuat Hinata senang sekaligus bingung bukan kepalang. Alhasil, menghindar adalah cara yang menurut Hinata tepat untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
FanficTeiko Senior High School merupakan sekolah unggulan yang menciptakan banyak lulusan menakjubkan. Bukan hanya bidang akademiknya saja, melainkan dalam bidang apa saja. Bertahun-tahun sistem didalam sekolah terebut dijalankan dengan baik, akan tetapi...