18. Kelelahan

464 79 13
                                    

.
..
...
..
.

Manik kecoklatan Kiba mengerling ke arah Hinata berada. Sahabatnya itu datang dengan keadaan lumayan berantakan dengan wajah pucat dan mata panda. Kiba berencana akan menanyai sang sahabat nanti saat istirahan tiba.

Kepala Hinata berkali-kali terantuk-antuk karena kantuk yang menyerang tanpa bisa dicegah. Hinata sama sekali tidak bisa menangkap dengan jelas materi pelajaran yang tengah diterangkan oleh Kakashi-sensei di depan kelas. Kepalanya sangat berat untuk ditegakkan. Pada akhirnya Hinata kalah dengan rasa kantuknya hingga membuat dahinya terbentur meja dengan bunyi nyaring. Gadis itu segera duduk tegak dan pipinya merah karena atensi seluruh kelas tertuju padanya.

"A-ah... Hehehe..." Tawanya dengan canggung.

"Miss Hyuga." Panggil Kakashi.

"I-iya, sensei."

"Pergi ke toilet dan basuh wajahmu. Sensei lihat sedari tadi kau tidak fokus dengan materi yang sensei jelaskan karena kau yang terus mengantuk." Tegur Kakashi.

Hinata menunduk, gadis itu merasa amat bersalah.

"Baik, sensei. Maafkan saya. Saya tidak akan mengulanginya lagi."

"Hn."

Hinata bangkit lalu membungkuk hormat kepada Kakashi. Gadis itu mulai berjalan dengan lesu, tanpa sengaja pinggangnya menyenggol bangku milik salah satu temannya dan membuatnya harus terjatuh menghantam lantai.

Gedebuk...!!!

"Hina-chaaan!" Teriak Kiba.

Dia sampai melonpat dari bangkunya dan bergegas menolong Hinata.

"Hina-chan, kau kenapa? Kurang enak badan? Kau belum sarapan?" Pertanyaan Kiba datang bertubi-tubi hingga membuat Hinata merasa pusing.

"Hm, aku baik-baik saja, Kiba-kun. Terimakasih!" Jawab Hinata seadanya.

"Miss Hyuga, kau tidak apa-apa?"

"T-tidak apa-apa, sensei. Er,, saya hanya kurang hati-hati saja."

Hinata bangkit dengan bantuan Kiba. Gadis itu kembali membungkuk dan meminta maaf karena menyebabkan keributan. Dia juga menepuk lengan Kiba dan tersenyum amat lebar guna meyakinkan Kiba bahwa dia tidak apa-apa meski senyumnya terkesan aneh dan menyeramkan. Hal itu membuat Kiba semakin khawatir. Sedangkan Kakashi meresponnya dengan anggukan sebelum si gadis Hyuga berlalu dan meninggalkan kelasnya.

.
..
...
..
.

Hinata berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah dengan hati-hati. Sesekali dia gelengkan kepalanya agar kantuk segera menghilang. Gadis itu menghela napas kasar, semalam dia benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang karena Neji dan Nijimura selalu beradu mulut setiap menitnya. Hinata heran, ada saja yang memicu keduanya untuk bertengkar. Hal sekecil apapun bisa berubah besar. Sedetik baikan, sedetik bertengkar lagi. Begitu seterusnya tanpa lelah. Hinata bingung, bagaimana bisa Neji dan Nijimura menjadi sahabat dengan sikap mereka yang seperti itu? Mungkin karena banyaknya perdebatan itulah yang membuat ikatan persahabatan mereka sangat kuat. Entahlah, Hinata tidak mau memikirkan kedua makhluk absurd tersebut.

Tinggal satu belokan saja gadis itu akan sampai pada toilet super mewah yang dibuat khusus oleh kepala sekolah untuknya. Tanpa membuang waktu, Hinata segera berjalan cepat. Tepat saat tubuhnya mencapai belokan tersebut seseorang tanpa sengaja menabraknya hingga membuat tubuhnya yang tak siap jatuh dan menghantam lantai kembali.

"Ught!" Erangnya.

"Oh, kau tidak apa-apa?"

Siswa yang menabraknya mengulurkan tangan, Hinata yang mengantuk menerimanya tanpa pikir panjang.

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang