4. Reuni

767 128 27
                                    

.
..
...
..
.

Bel pulang telah berdentang keras. Semua siswa dan satu siswi di Teiko Senior High School segera membereskan buku mereka dan bersiap untuk pulang.

"Hinata, ayo pulang sama-sama!"

Lagi-lagi Kiba mendapat tatapan membunuh dari penghuni kelas 1-A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi Kiba mendapat tatapan membunuh dari penghuni kelas 1-A. Gara-gara laki-laki bersurai coklat itu siswa di kelas tersebut tidak punya kesempatan untuk berkenalan dengan Hinata. Meski pakaian Hinata terbilang culun namun, jika diperhatikan baik-baik gadis itu lumayan manis.

"O-oke!"

Cengiran Kiba semakin lebar. Dia segera menggandeng tangan Hinata tanpa sungkan dan melesat keluar. Pipi Hinata merona, meski mereka berteman bahkan menjadi sahabat ketika kecil tapi ini kali pertama tangannya digandeng oleh laki-laki lain selain ayah dan kakaknya. Selain itu, mereka terpisah cukup lama dan Hinata masih merasa sedikit canggung dengan Kiba. Untungnya laki-laki itu pandai mencairkan suasana dan Hinata yakin jika sebentar lagi rasa canggung yang dia rasakan akan hilang.

"Hinata, pipimu merah. Apa kau sakit?"

Kiba segera menangkupkan kedua tangannya di pipi Hinata sehingga bibir gadis itu sedikit manyun seperti bebek.

"Pppffffftttt...!!!"

"Ki-kiba-kun, kau membuatku sulit bicara dan a-aku tidak sakit."

"Huwahahahaha... Ka-kau lucu sekali Hinata. Kau seperti bebek. Hahaha..."

Kiba melepaskan tangkupannya, kedua tangannya kini sibuk memegangi perutnya dan menepuk-nepuk pahanya sendiri.

"Aku bukan bebek. Enak saja kamu menyamakan aku dengan bebek. Meski bebek imut sih. Tapi aku bukan bebek!"

"Hahahaha..."

"Berhentilah tertawa, Kiba-kun!"

Wajah Hinata semakin memerah saat menyadari kini mereka menjadi objek atensi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Hinata semakin memerah saat menyadari kini mereka menjadi objek atensi. Kiba tetap tertawa geli dan Hinata merasa kesal sendiri. Akhirnya, Hinata memilih menginjak kaki Kiba dan meninggalkan Kiba yang tengah meringis nyeri.

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang