17. Beberapa Hal di Pagi Hari

465 77 27
                                    

.
..
...
..
.

Pagi-pagi sekali apartemen kecil Hinata yang biasanya tenang kini berubah gaduh akibat dua orang tamu tak diundang yang gemar beradu hal-hal tak jelas. Daiki dan Haru yang notabenenya tetangga sebelah apartemen Hinata baru kali ini merasa benar-benar terganggu. Sejak dua orang tamu tak diundang itu datang, selalu ada saja keributan yang mereka dengar. Daiki dan Haru sampai tak nyaman saat beristirahat. Hal itu terbukti dari lingkar hitam yang bertengger manis di bawah mata mereka. Nyatanya, bukan hanya mereka saja yang merasa terganggu.

"Eh!"

"Eh!"

Ketika Daiki dan Haru keluar dari apartemen mereka, mereka tanpa sengaja bertemu dengan Taiga dan Rin. Mereka berdua juga tetangga sebelah apartemen Hinata. Penampilan keduanya tak jauh berbeda dengan penampilan Daiki dan Haru. Keempatnya terlihat lelah dan kurang tidur. Rin dan Taiga menguap lebar sebelum mengucek matanya.

"Kalian juga?" Tanya Haru.

"Hm. Begitulah. Kami jelas merasakan apa yang kalian rasakan." Jawab Rin.

"Baru kali ini aku terganggu. Biasanya apartemen Hyuga selalu senyap." Timpal Taiga.

"Haaah... Ini semua gara-gara si kakak over protektif itu." Kata Daiki.

"Juga laki-laki mesum itu." Taiga menambahi.

"Maksudmu aku?" Daiki mendengus tak terima.

"Kalau kau merasa aku sangat bersyukur. Sayangnya kali ini yang ku maksud bukan kau." Jawab Taiga enteng.

Daiki mendecih.

"Sialan benar kau, Taiga. Kau pagi-pagi begini sudah ngajak ribut!"

"Siapa yang mengajakmu ribut? Kau sendiri yang sensitif seperti gadis pms."

Helaan napas kasar keluar dari mulut Rin dan Haru. Melihat Taiga dan Daiki memulai perdebatan membuat mereka semakin lelah.

"Kalian be___"

Braaak!

"Nii-chan dan Nijimura-nii chan diam saja disini. Jangan mengikutiku! Aku bisa jaga diri sendiri. Jika kalian tetap ngotot mengikutiku, silahkan tidur di luar untuk dua hari kedepan!"

Braaak!

Hinata menutup pintu apartemennya dengan suara bedebam keras. Gadis itu menguncir asal surainya. Sepertinya, gadis itu sudah diambang kesabaran dalam menghadapi kakaknya dan sahabat sang kakak. Ketika Hinata berbalik dan berjalan melewati Daiki, Taiga, Haru, dan Rin, mereka berempat tahu jika yang terganggu akibat duo absurd itu bukan mereka saja. Hinata sang tuan rumah pun terlihat kelelahan seperti mereka. Mungkin karena kekesalan sang gadis Hyuga memuncak sampai-sampai tak menyadari sosok empat orang laki-laki di sebelah apartemennya.

Daiki dan Taiga terdiam. Mereka lupa dengan perdebatan tak berfaedah yang baru saja mereka lakukan. Atensi mereka tertuju pada Hinata yang melangkah lebar dengan kaki menghentak, begitu juga dengan atensi Rin dan Haru. Sepertinya ada yang salah dengan gadis itu.

"Hah, ayo berangkat!" Rin berucap ringan sebelum melangkah mengikuti Hinata.

"Hm."

Taiga, Daiki, dan Haru juga melakukan hal yang sama. Mereka berempat berjalan di belakang Hinata yang belum sadar dengan kehadiran keempatnya.

"Hyuga-san, selamat pagi!"

"HUWAAAAA...!!!!!!!!!!!!!"

"KYAAAAAAA...!!!!!!!!!!!!"

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang