.
..
...
..
.Hinata tidak tahu siapa yang tiba-tiba mendorongnya dengan keras hingga membuatnya harus tercebur ke dalam kolang renang. Meski Hinata sempat merasakan kehadiran orang lain di belakangnya namun responnya kurang cepat, belum sepenuhnya gadis itu berbalik punggungnya sudah lebih dulu didorong. Yang sempat Hinata lihat hanyalah helaian yang berkibar akibat gerakan yang dilakukan oleh si pendorong.
Mungkin, tercebur ke dalam kolam renang bukanlah masalah yang serius. Tapi, jika itu adalah Hinata yang memiliki trauma tersendiri dengan air yang menggenang tentu saja berbeda. Ini bisa menjadi masalah yang serius selain fakta bahwa Hinata tidak memiliki kemampuan berenang sedikitpun.
Hinata berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tetap mengambang. Pandangan Hinata memburam karena air yang memenuhi mulut, hidung, dan matanya. Matanya perih dan paru-parunya sesak. Hinata menggerakkan tubuhnya secara brutal agar dia tidak tenggelam. Dalam kepayahannya, gadis itu berusaha sebisa mungkin meneriakkan kata tolong sekeras-kerasnya. Dia takut. Sangat takut.
Air mata telah menganak sungai di pipi Hinata dan berbaur menjadi satu dengan air kolam. Hinata lelah. Gadis itu sudah tidak kuat lagi menahan tubuhnya agar tidak tenggelam. Kesadaran Hinata sedikit demi sedikit mulai terenggut. Tak butuh waktu lama, tubuh mungil itu mulai tenggelam. Ruangan besar yang sebelumnya berisik karena suara kecipak yang Hinata hasilkan kini menjadi tenang seolah-olah usaha yang dilakukan Hinata beberapa waktu lalu untuk mendapatkan pertolongan tidak pernah terjadi.
Gadis malang itu telah tenggelam tanpa ada seorangpun yang tahu. Hanya desiran angin yang menjadi saksi bisu kemalangan anak kedua keluarga Hyuga tersebut.
.
..
...
..
.Suara berisik derap kaki-kaki yang memacu langkahnya mengisi kesunyian koridor Teiko Senior High School. Keringat terlihat menetes dari dahi Kiba maupun Sasuke. Napas mereka putus-putus akibat memaksakan berlari tanpa henti. Mereka berdua bersyukur karena satpam yang bertugas mengunci gerbang belum melaksanakan kewajibannya dan membiarkan mereka menerobos kesunyian sekolah.
Kiba terlihat sangat panik saat tahu tempat sahabatnya berada. Ruang praktek club renang, ada banyak kolam renang luas dan dalam disana. Kolam renang bukanlah tempat sang sahabat berada seharusnya. Meski laki-laki manis pemilik gigi taring itu tidak tahu pasti kejadian yang menimpa Hinata di masa lalu, tapi dia jelas tahu bahwa Hinata tidak bisa berenang. Kiba pernah iseng bertanya saat Hinata selesai berceloteh panjang lebar mengenai ketua club renang yang menyebalkan.
Disisi lain, Sasuke tengah merogoh saku seragamnya. Dia mencari kunci ruangan club yang semestinya ada padanya. Tapi sial, kunci tersebut ternyata tidak ada padanya. Sasuke jelas-jelas ingat bahwa sebelum pulang tadi dia telah memasukkan kunci tersebut ke dalam saku seragamnya. Ketua club renang itu yakin ada seseorang yang mengambilnya diam-diam.
"Cih!"
Karena letak ruang praktek club renang yang hampir berada diujung selatan, Kiba dan Sasuke membutuhkan waktu setidaknya satu jam dari toko kecil dipinggir jalan untuk sampai. Tanpa mempedulikan rasa lelah yang mereka dera, mereka segera membuka pintu ruangan tersebut dengan kasar hingga bunyinya terdengar nyaring.
Manik Kiba maupun Sasuke beredar liar dengan alis berkerut dan napas terengah. Mereka berpencar guna menemukan Hinata.
"Nata-chan!"
Kiba meneriakkan nama Hinata dengan keras berkali-kali. Dia berlarian kesana-kemari dengan meneriakkan nama Hinata tanpa henti.
"Hey! Aku menemukan sesuatu!" Kata Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
FanfictionTeiko Senior High School merupakan sekolah unggulan yang menciptakan banyak lulusan menakjubkan. Bukan hanya bidang akademiknya saja, melainkan dalam bidang apa saja. Bertahun-tahun sistem didalam sekolah terebut dijalankan dengan baik, akan tetapi...