.
..
...
..
.
"Hari ini,,, kenapa suram sekali?" Celetuk Makoto."Mungkin Makoto-kun akan tertimpa sial." Balas Nagisa.
"Aduh,,, kenapa bicaramu begitu sih? Menambah suram perasaanku saja."
"Hahaha... Bercanda, Makoto-kun. Bercanda."
Kedua anggota club renang tersebut akhirnya tiba di gerbang sekolah. Di sana, mereka berdua berpapasan dengan Daiki dan Rin.
"Lho, Rin-kun. Haru-kun dimana?" Tanya Nagisa.
"Aku tidak tahu. Tanya saja Daiki, dia satu ruang apartemen dengan Haru." Jawab Rin.
"Aku tidak tahu. Begitu bangun temanmu itu sudah hilang." Kata Daiki sebelum Nagisa bertanya.
"Ya ampun. Dia pasti pergi ke kolam renang pagi-pagi sekali. Dasar, kebiasaannya tidak berubah!" Kata Makoto. Laki-laki bersurai hijau tosca itu tak lupa menepuk dahinya.
"Untuk apa memangnya pergi ke kolam renang sepagi itu? Temanmu bukan putra duyung kan?" Heran Daiki. Bahkan, Nagisa dan Rin yang lebih lama berteman dengan Haruka juga heran.
"Tentu saja bukan. Dia selalu seperti itu. Begitu menggilai air sampai-sampai setiap seminggu sekali pergi pagi hanya untuk berenang selama yang dia inginkan. Katanya untuk mencicil latihan saat ada turnamen." Jelas Makoto.
"Temanmu aneh." Respon Daiki.
"Aku bahkan baru tahu." Kali ini Nagisa yang bersuara.
Seraya mengobrol ringan, ke empat pemuda tersebut melangkah memasuki koridor sekolah. Tepat saat di depan ruang kesehatan, Daiki ingat sesuatu. Wajahnya tiba-tiba berubah pucat pasi, tanpa pamit laki-laki berkulit eksotis itu berlari kencang meninggalkan ke tiga temannya. Daiki lupa jika hari ini adalah jadwal latihan pagi bagi club basket. Dalam benaknya, Daiki berharap semoga hari ini bukanlah hari dimana dia akan melihat perwujudan malaikat maut di dunia nyata.
"Dia kenapa?" Tanya Rin.
"Tidak tahu. Mungkin panggilan alam mendadak." Jawab Nagisa.
Ke tiganya kompak mengedikkan bahu acuh.
"Rin, mau ikut ke ruang praktek renang?" Tanya Makoto.
Rin menggeleng.
"Aku ingin ke kelas, tidur." Jawab Rin seraya menguap kecil.
"Baiklah."
Ke tiganya berpisah. Sepanjang koridor menuju ruang praktek club renang, Makoto dan Nagisa asik mengobrol hingga tak terasa mereka akhirnya sampai. Nagisa segera membuka pintu yang tidak tertutup dengan baik.
"Haru-kun!" Panggil Nagisa lantang.
"Hm?"
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Nagisa.
Makoto mengikuti dari belakang. Dia tidak jadi bertanya karena Nagisa telah mewakili pertanyaan yang akan dia ajukan pada Haru yang membawa alat pel.
Haru hanya melihat ke duanya sekilas sebelum kembali pada kesibukannya, yakni mengepel lantai.
"Ngepel." Jawab Haru singkat.
"Benar juga. Lho, Haru-kun tidak berenang?"
"Tidak. Saat tiba, ruangan ini sedikit kotor dan banyak genangan airnya."
"Oh, karena itu kau tidak jadi berenang." Kali ini Makoto yang bersuara.
"Bukannya kemarin sebelum pulang ruangan ini bersih?" Tanya Nagisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
FanfictionTeiko Senior High School merupakan sekolah unggulan yang menciptakan banyak lulusan menakjubkan. Bukan hanya bidang akademiknya saja, melainkan dalam bidang apa saja. Bertahun-tahun sistem didalam sekolah terebut dijalankan dengan baik, akan tetapi...