25. Pengakuan

350 56 28
                                    

.
..
...
..
.

"Rin!"

"Hm?"

"Kau sakit?"

Rin mengernyit tak mengerti kenapa Makoto bertanya seperti itu.

"Errr... Kau sering melamun akhir-akhir ini." Makoto menjelaskan.

"Oh, tidak. Kurasa aku sehat." Jawab Rin acuh.

"Ekhm... Apa kau tengah memiliki masalah?" Makoto kembali bertanya dengan hati-hati.

"Tidak."

"O-oke!" Akhirnya Makoto menyudahi sesi bertanyanya. Dia tahu jika Rin enggan mendapat pertanyaan apapun.

"Hoiii... Rin-kun, Makoto-kun! Ayo berlatih!" Teriak Nagisa.

Laki-laki manis itu tengah berdiri dengan celana renangnya di bibir kolam.

"Ok!"

"Ayo, Rin!"

Makoto segera berlari menghampiri Nagisa diikuti Rin di belakangnya. Setibanya mereka di bibir kolam, Nagisa segera menghitung mundur mulai dari angka tiga. Nagisa, Makoto, dan Rin segera menceburkan diri ke dalam kolam setelah hitungan selesai, ke tiganya tengah berlomba siapa yang paling cepat berenang hingga tepi kolam yang berlawanan.

Sasuke dan Haru memilih beristirahat. Mereka berdua baru saja melakukan lomba adu cepat dan adu Indah gaya renang. Mereka berdua sudah biasa berlomba hingga menghabiskan waktu berjam-jam. Entahlah, ketua dan wakil club renang itu selalu mendapatkan tenaga tambahan saat bersentuhan dengan air hingga anak-anak club renang menjuluki ke duanya sebagai ketua dan wakil ikan.

"Kau kenapa?" Haru bertanya.

"Sepertinya teman hiumu itu salah makan." Kata Sasuke.

"Oh,,, aku juga berpikir begitu. Ngomong-ngomong, Sasuke..."

"Apa?"

"Kenapa kau selalu memiliki pemikiran yang sama denganku?" Tanya Haru. Dia sepenuhnya menaruh atensi kepada Sasuke dengan wajah datarnya. Sasuke yang tidak bisa menangkap maksud Haru diam untuk beberapa saat.

"Maksudmu? Jangan berbelit-belit."

"Kita memiliki banyak kesamaan meski sering berdebat. Pemikiran kita juga sama dalam beberapa hal. Apa mungkin kita ini berjodoh? Kau tidak menyimpan rasa kepadaku kan?"

Gubraaak!

Seketika Sasuke terjatuh dari tempat duduknya karena tergesa ingin menjauhi Haru setelah mendengar ucapannya yang ngelantur.

"K-k-kau! Kau bodoh! Hilangkan pikiran laknatmu itu!" Teriak Sasuke.

Ketua club renang itu berdiri tegang dengan jari telunjuk menunjuk Haru. Wajahnya merah bukan karena malu, tapi karena menahan emosi. Haru sendiri terlihat santai. Dia dengan ekspresi datar melihat Sasuke tanpa minat.

"Aku hanya bertanya. Aku melakukan pencegahan jika ternyata kau memiliki rasa spesial padaku. Aku normal dan aku suka perempuan seperti Hyuga. Maaf Sasuke, aku tidak menyukaimu." Ujar Haru datar dan tanpa dosa

That GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang