.
..
...
..
."Hinata!"
"Iya, Ayame-nee!"
"Tolong bantu antar pesanannya. Pengunjung membludak!"
"Siap, komandan!"
Ayame tertawa mendengar jawaban Hinata dari balik selambu dapur.
"Kana, kau kenapa?"
Ayame bertanya dengan alis yang saling bertaut. Pasalnya, karyawannya ini wajahnya merah dengan manik mata berbinar.
"Kau demam apa kesurupan?"
Tanya Ayame ngawur.
Kana melotot. Gadis itu segera menatap Ayame dengan tatapan serius.
"Ayame-nee, aku terkena sawan sepertinya."
"Haaa???"
"Aku akan banyak bersedekah dan berdandan."
"Oi oi oi, kau ini kenapa sih?"
Ayame semakin bingung.
"Kyaaaaaaaa!!!"
Tiba-tiba Kana berteriak hingga membuat Ayame terlonjak.
"Aku panggil paranormal dulu, ok!"
"Ayame-nee, paranormal tidak ada apa-apanya. Pengunjung kedai kali ini benar-benar ganteng-ganteng! Super duper ganteng! Kami-samaaa~~~ semoga salah satunya engkau jadikan jodohku!"
Cerocos Kana ngawur.
Ayame melongo. Gadis itu lalu menepuk jidatnya keras, tak habis pikir. Jadi, karena pengunjung kali ini pemuda-pemuda tampan Kana jadi aneh seperti itu. Seperti ketemu idola saja.
"Haaa! Jadi karena itu kau seperti orang gila? Dasar aneh!"
"Eits... Ayame-nee tidak bisa lihat orang ganteng ya?"
"Enak saja. Bagiku yang ganteng itu hanya Kakashi-sensei."
"Idih, sensei berambut putih itu? Yang suka pakai masker kemana-mana dan selalu tersesat di jalan yang bernama kan kehidupan kan? Cari yang lebih ganteng, Ayame-nee!"
"Ganteng itu relatif tahu. Standar kegantengan setiap orang berbeda. Kalau bagiku ya tetap Kakashi-sensei yang paling ganteng."
Ucap Ayame girang.
"Iya deh. Selera Ayame-nee benar-benar antik."
"Lho, kenapa semuanya berkumpul di depan dapur? Pelanggannya tidak jadi membludak?"
Hinata datang dengan wajah polos berhias keringat.
Baik Ayame maupun Kana menepuk jidat masing-masing.
"Oh iya, sampai lupa!"
"Ini semua salahmu, tahu. Siapa suruh kau menghidupkan mode fans girl -an mu. Aku kan ikut-ikut juga jadinya."
"Hehehe... Maaf, Ayame-nee. Soalnya enggak tahan lihat pelanggannya ganteng-ganteng. Pengen teriak!"
"Teriaknya nanti, sekarang kerja!"
"Siaaap!"
Hinata berkedip beberapa kali, mencoba mencerna apa yang dibicarakan oleh Ayame-nee dan Kana. Tidak paham juga membuat Hinata menghela napas, gadis itu menyerah.
Kana telah membawa nampan berisi lima mangkuk ramen. Setelah Ayame memberikan intruksi, gadis itu segera meluncur menuju meja pesanan pelanggan. Hinata juga sama, gadis manis yang menggulung tinggi lengan bajunya itu juga membawa nampan berisi lima mangkuk ramen dan berjalan menuju meja pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl
FanfictionTeiko Senior High School merupakan sekolah unggulan yang menciptakan banyak lulusan menakjubkan. Bukan hanya bidang akademiknya saja, melainkan dalam bidang apa saja. Bertahun-tahun sistem didalam sekolah terebut dijalankan dengan baik, akan tetapi...