Dengan langkah kaki yang berat, Langit berjalan menuju tangga, sorotan senter membuat seseorang yang sedang jongkok menatap ke belakang dengan ragu.
"Lo ngapain nangis malem-malem di sekolah? Bikin orang merinding aja," kata Langit sambil menyorotkan senter ke wajah orang itu.
"Maaf tadi gelap, dan aku sama sekali gak bisa liat apa-apa," jawab Senja.
"Hmm," gumam Langit dan melanjutkan langkah kakinya yang terhenti. Senja mengikuti Langit karena dibelakang Langit lah Senja bisa mendapatkan cahaya untuk menerangi jalannya.
"Ngapain ngikutin?" tanya Langit sinis
"Karena kamu nyalain senter" jawab Senja
"Emang hp lo gak ada senternya apa, ck" kata Langit
"Adaaa," kata Senja.
"Tapii, ada di motor," lanjutnya.
Langit hanya berdecak, malas sekali jika dia harus menjawabnya.
Setelah sampai di parkiran, Langit mematikan senter handphone-nya lalu menyerahkan kunci kelas pada pak ujang. Begitupun dengan Senja.
"Makasih banyak ya pak," ucap Senja lalu berjalan ke motornya.
"Iya neng sama-sama," balas pak Ujang.
"Makasih pak," kata Langit lalu pergi, Senja pun mulai menyalakan motornya dan menjalankan motornya menuju Apartemen-nya.
🌅
Senja benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki yang baru ia kenali tadi siang. Dia sangat dingin, irit dalam bicara dan — sombong.
Sepertinya dia jarang tersenyum, dan tidak punya perasaan. Senja masih jengkel dengan sikapnya tadi, dia tidak mau berbagi senter dengan Senja, padahal jelas-jelas Senja takut kegelapan.
Senja juga tau dia salah karena meninggalkan ponselnya di motor, tapi kan sesama manusia harus berbagi.
---
Langit juga tidak suka dengan perempuan yang benar-benar sksd padahal baru mengenalnya saja belum 1 hari. Langit sangat sebal jika menemui perempuan seperti dia.
Kalau perempuan itu mengatakan bahwa Langit sombong, silahkan katakan itu. Karena Langit sendiri menyadari bahwa dirinya sombong dan keras kepala.
Jika perempuan itu mengatakan dirinya memiliki hati yang keras. Katakanlah, karena Langit memang seperti itu, Langit tidak akan menyangkal jika perempuan itu mengatakan hal-hal tersebut.
Bahkan Langit pun tak tau siapa nama perempuan yang sksd itu.
〰️ Senja Point Of View 〰️
"Makanya lain kali jangan ceroboh," kata kak Bintang.
"Iya kak, maaf, Senja kan lupa," elakku.
"Ish, kamu tuh ya, itu tuh bukan barang murah senja, satu-nya gak bisa di beli dengan harga 3000," oceh kak Bintang. "Nanti-nanti lagi, kakak males banget kalo harus beliin lagi kamu yang begituan."
"Ih kakak kok gitu sih? Mama aja ngebolehin kok, masa iya kakak gak ngebolehin sih?" tanyaku sedih
"Ya iya lah, orang kamu jorok. Nyimpen seenaknya aja," jawab kak Bintang.
"Iya kak, yang penting kan ada nih brush pen-nya," kataku yang mulai malas berdebat dengan kak Bintang.
"Tapi kalo kedepannya nyimpen kayak gitu lagi gimana?" tanya kak Bintang.
"Hmm, Senja usahain gak akan kak. Udah ya Senja mau ngerjain tugas dulu," jawabku dan berlalu dari hadapan kak Bintang. Aku mulai mengambil karton untuk dihias.
Setelah jam menunjukan pukul 7 malam. Aku telah selesai mengerjakan tugasnya. Aku merapikan kertas dan alat tulis yang berserakan lalu memaikan ponsel.
"Cepetan makan dulu, nanti abis makan shalat isya. Baru boleh main hp," kata kak Bintang, aku hanya mengangguk mengiyakan sambil berjalan menuju meja makan yang kecil tapi memberikan kenyamanan.
Selesai makan dan shalat, akhirnya aku terbebas dari peraturan kakak, dan bisa bermain ponsel sepuasnya. Tidak, tidak sepuasnya, hanya sampai jam 9 saja. Itu artinya cuma satu setengah jam
Rasanya sebentar, hmm.
- see ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Teen FictionCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...