-27-

1.3K 79 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE. BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG YA HEHE

"Itu yang berempat kok ngobrol?" tanya bu Fafa.

"Tuh bu Langit," kata Yuda.

"Kenapa Langit?" tanya bu Fafa.

"Gapapa bu," jawab Langit.

"Harusnya lo bilang gak kuat kek pen kencing atau apalah," desis Yuda.

"Gak kepikiran bambang," sahut Langit.

"Pemadaman listrik hari ini lumayan lama ya," kata fero pelan-pelan.

"Emang belum beres?" tanya Abyan.

"Belom," jawab Fero.

----

Di dalam perpustakaan, Senja terus menangis hingga suaranya parau, Senja takut kegelapan. Sudah hampir 2 jam Senja terkurung di sini bersama kegelapan dan terus-terusan menangis hingga kini air matanya habis. Senja tak tahu bagaimana matanya saat ini, yang ia rasakan perih. Senja juga  merasakan perih di perutnya, Senja memang sarapan tadi pagi. Tapi tidak banyak, dan Senja merasa pusing karena belum meminum obat dan vitaminnya.

Senja terus berdoa, berharap ada yang datang membantu Senja keluar dari perpustakaan ini, ruangan ini minim sekali udara dan hawa panas, juga sedikit debu karena perpustakaan jarang dikunjungi. Siswa di sini lebih tertarik bermain ponsel daripada membaca buku.

Senja sudah sangat pusing, Senja tak tahan lagi berada di sini lebih lama lagi. Udara panas membuatnya tidak enak bernapas, Senja tak hentinya berdoa, semoga saja ada yang membantunya.

Untuk sekedar mengetuk-ketukan tangan pada pintu pun Senja sudah lemas, kini pandangannya kabur, kepalanya semakin pusing. Senja berusaha menghilangkan rasa sakitnya ini.

----

Bel istirahat telah berbunyi, Langit buru-buru keluar kelas dan mencari Senja ke perpustakaan, entah lah, feeling nya mengatakan bahwa Senja berada di sana.

"Senja, kamu di dalem?" tanya Langit cukup keras.

"Laaa...ngiiit,"

"Kamu di dalem kan?" Langit bertanya memastikan

"I....iy...iya, too...long a..a..ak..aku,"

"Kamu tunggu sebentar ya, pintunya dikunci, aku coba cari kunci dulu ya," kata Langit.

"Jangan lama," lirih Senja dengan suara parau.

"Iya, aku cepet dateng lagi kok," kata Langit.

Langit berjalan mencari bu Fina, guru perpustakaan pasti mempunya kunci perpustakaan kan?

"Bu Fina," panggil Langit.

"Ada apa?" tanya bu Fina.

"Boleh pinjem kunci perpustakaan?" pinta Langit.

"Boleh kok," sahut bu Fina

"Makasih bu," ucap Langit saat bu Fina sudah memberikan kuncinya

"Ini juga baru dibalikin sama Rebbeca dan Zulfa," kata bu Fina

Langit mengepalkan tangannya kuat-kuat, tak lama ia pamit karena ingin menyelamatkan Senja. Amarahnya kini sudah berada di puncak, mengapa tak ada habisnya mengerjai Senja?

"Senja, kamu nepi dulu ya, aku mau buka pintunya," kata Langit

"Iya," gumamnya.

Setelah pintu dibuka, cahaya masuk dan Senja menangis dengan keras. Akhirnya Senja bisa keluar dari tempat gelap itu.

"Jangan nangis, aku di sini," ujar Langit, "air mata kamu udah abis."

"Yuk beli minum dulu," ajak Langit.

Senja menggeleng. "Malu."

"Kenapa harus malu? Ayo ah." Langit memaksa.

Setelah mengunci kembali pintu perpustakaan, mereka berjalan ke ruang guru untuk mengembalikan kunci perpustakaan pada bu Fina

"Loh? Udah?" tanya bu Fina.

"Udah bu," jawab Langit.

"Emang ngapain tadi di perpus?" tanya bu Fina kembali.

"Ini bu Senja," kata Langit.

"Senja kenapa?" tanya bu Fina.

"Gapapa kok bu hehe." alibi Senja.

Setelah pamit, Langit protes. "Kok bilang gak apa-apa sih?"

"Guru gak usah tau," kata Senja.

"Harus tau lah, biar si Rebbeca sama Zulfa tau rasa," ujar Langit.

"Gak apa-apa ih," kata Senja.

Sampai di kantin, Senja disuruh duduk saja dan Langit yang membeli minum untuk Senja

"Nih minum, udah aku bukain," kata Langit.

"Makasih," sahut Senja.

"Uwwww so sweet," ledek Olivia yang baru datang.

"Huh temennya ke kunci malah enak-enakan pacaran," sindir Langit.

Plak.

"Gak gituu," pekik Olivia.

"Jan asal geplak ke orang Liv, gapapa biar aku aja yang digeplak sama kamu, orang jangan," kata Arga, Olivia tersipu malu.

"Bucin," ledek Senja pelan.

"Aku juga bucin," kata Langit.

"Kalo sayang mah beda," bisik Senja

Yeayy done! 3 hari nulis chapt ini padahal pendek uwwuu
Jan lupa vote bagi yang belum
Jan lupa juga promosiin ke temen-temen buat baca Langit Senja, ok.
Maaf kalo typo ya hihi😊

LANGIT SENJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang