JANGAN LUPA VOTE. BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN YA HEHE
Skip 2 bulan...
"Senja nih anterin ke mamanya Langit ya, bilangin itu buatan mama," ujar Ayuma sambil menyodorkan paper bag.
"Ih, mama bilang aku gak boleh keluar rumah," ucap Senja.
"Kan kamu udah sehat, ayo adaptasi lagi sama suasana luar rumah," jelas Ayuma.
"Kenapa sih pas Langit nengok Senja gak dikasih aja ke Langit? Kan Langit anaknya." Senja mulai protes.
"Ih, banyak ngelawan di suruh sama orangtua," ujar Ayuma lalu pergi dari hadapan Senja.
Sudah terhitung 9 hari Senja berada di dalam rumah karena keadaanya drop, mungkin karena capek sehabis keliling ke rumah tiap sodaranya sehingga makan terlambat, padahal Senja sudah sembuh dari sakitnya, Senja tak harus makan obat dan vitamin lagi. Tapi keadaanya malah seperti ini.
Dengan malas, Senja menjinjing paper bag berisi kue kering buatan Ayuma. Senja keluar rumah lalu jalan ke rumah Langit, jarak rumah mereka tidak sampai 1 Kilometer sehingga Senja memutuskan jalan kaki saja sambil mendengarkan lagu dengan earphone yang terpasang di dua telinganya.
Senja mengetuk pintu rumah Langit, sambil mengusap keringat yang bercucuran di dahinya, cuaca panas membuat Senja berkeringat.
"Assalamualaikum tante." Senja mengetuk pintu rumah sambil mengucap salam.
"Waalaikumsalam," sahut Arumi, "eh ada Senja, sini nak masuk dulu."
"Tante, Bella mau minum ya." celetuk perempuan dari dalam dapur.
"Ada apa Senja?" tanya Arumi.
"Ini tante, dari mama," jawab Senja.
"Duh kue kering rupanya, mama yang bikin?" tanya Arumi.
Senja mengangguk dua kali. "Dibantu Senja juga sih sedikit."
"Langit cepetan dong," teriak perempuan tadi.
Tak lama Langit turun dari kamarnya yang berada di lantai atas. Memakai celana jeans, kaos hitam dan jaket jeans, datang dengan wajah mengantuk lalu kesadarannya seratus persen kembali setelah melihat Senja duduk di ruang tamu rumahnya
"Langit ih lama banget sih." Perempuan tadi keluar dari dapur sambil menarik-narik tangan Langit.
Hati Senja mencelos, itu sakit. Senja mencoba menahan air mata yang ingin keluar, pipinya memanas, matanya juga buram dengan air mata yang berusaha dibendung
"Dia yang waktu itu," batin Senja, "itu pasti mantannya."
Langit menepiskan tangan Bella. "Lepas ih."
Bella menatap Senja dengan tatapan tidak suka, mendelik tajam kearah Senja lalu bertanya pada Langit. "Itu pacar kamu?"
Langit mengangguk. "Iya."
"Katanya kamu sukanya sama aku, kok kamu jadian sama dia sih?" tanya Bella.
Senja menghela napas berat, mencoba menenangkan hatinya.
"Aku kan pindah ke sini lagi demi kamu Langit," kata Bella.
"Emm tante, Senja pulang dulu ya, soalnya ada yang harus dilakuin lagi." Senja beralibi.
"Eh Langit anter Senja dulu," ujar Arumi dengan nada penuh keraguan.
"Gak usah tante, Senja jalan aja," kata Senja.
"Panas tau," ujar Arumi.
"Gak apa-apa, panas matahari doang kok," sindir Senja dengan halus.
Senja pamit sedikit berlari, berjalan menunduk terlihat terisak.
"Bell kok kelakuan kamu jelek gitu sih?" tanya Arumi sinis, "tante udah baik loh sama kamu."
"Tau nih Bel, Senja baru aja sembuh dari sakit, kalo dia sakit lagi gimana?" sentak Langit.
"Kamu kok jadi marah ke aku sih?" tanya Bella.
"Ya karena lo salah, harusnya lo sadar diri dong kalo lo gak pantes bilang gitu," kata Langit.
"Aku cewek yang kamu suka sejak dulu," ujar Bella.
"Tapi sekarang lo harus sadar, lo cuma sebatas temen," sinis Langit lalu naik ke kamarnya dan menutup pintu secara keras.
Bella menangis terisak, duduk di meja makan menenggelamkan kepalanya, tak lama Langit turun dengan hanya memakai kaos tanpa jaketnya lagi
Mengambil kunci motor lalu berjalan cepat, berharap Senja belum sampai rumah.
Tapi hasilnya nihil, di jalanan tidak ada Senja. Sepertinya dia sudah sampai, Langit kalah cepat mengejarnya.
----
Senja berbelok menuju cafe yang sepi di lantai atasnya, Senja menikmati segelas matcha latte yang dia pesan. Memandang ke jendela kaca besar, melihat jalanan yang dialui oleh banyak orang.
Senja menangis di sana, Senja menatap kosong apa yang berada di hadapan bangunan cafe ini. Sesekali Senja mengusap air matanya kasar lalu menangis lebih deras lagi.
Kalimat-kalimat itu terus terngiang di telinga Senja.
"Katanya kamu sukanya sama aku, kok kamu jadian sama dia sih?"
"Aku pindah ke sini lagi demi kamu"
Kalimat-kalimat itu terdengar bersahutan, memenuhi pikiran, dan akhirnya Senja menghubungi Olivia
For Olivia
Oliv, Senja mau ke rumah Oliv yaFrom Olivia
Ketauan banget kalo kamu mau makan kue-kue buatan akuFor Olivia
Boleh?From Olivia
Dateng aja, kebetulan aku lagi sendirian di rumahFor Olivia
OkSenja meneguk sisa matcha latte di gelasnya lalu pergi dari cafe tersebut ke rumah Olivia. Sudah siap untuk menangis di hapadapan Olivia dan Olivia bisa mendapatkan wajah Senja yang jelek.
Terima kasih yang udah baca chapt ini. Maaf untuk semua typo yang tersebar di cerita ini
Jangan lupa vote, comment dan follow akun aku (bagi yang belum)HAPPY SUNDAY!
5 vote up lagi (kalo bisa lebih bagus)
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Teen FictionCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...