Senja sedang tiduran, tubuhnya terasa lemas dan kepalanya pusing. Senja menyelimuti dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Senja merasa kedinginan padahal suhu saat ini 24°
Senja menangis dalam diam, Senja tak bisa bilang pada Bintang, Senja tak mau keluarganya khawatir.
"Senjaa," panggil Bintang.
"Iya kak?" sahut Senja.
"Senja ya Allah, kamu kenapa? Kok pucet gitu sih? Kita kerumah sakit ya," Bintang khawatir dengan keadaan adiknya yang kini wajahnya pucat pasi, tubuhnya panas.
"Vando, aku minta tolong please"
"Ada apa Bintang?"
"Senja sakit, bisa anterin aku sama Senja ke rumah sakit gak?"
"Bisa bisa, aku sekarang kesana ya"
"Iya makasih banyak ya Vando"
"Santai aja kali"
Detik selanjutnya, telepon terputus, Bintang buru-buru mengganti baju dan mengambil tasnya
"Kak, tolong jangan bilang sama mama," lirih Senja. "Senja gak mau mama khawatir."
"Iya, sekarang ayo pake sandalnya," ujar Bintang lembut.
"Mau apa emang kak?" tanya Senja.
"Bawa kamu ke rumah sakit, please mau ya," lirih Bintang yang kini sudah berkaca-kaca, Senja mengangguk.
----
"Kak Langit ayo kak, Dilla mau main masak-masakan," rengek Dilla sambil menarik-narik ujung baju Langit.
"Iya-iya ayo," balas Langit.
"Gendong," pinta Dila sambil tersenyum.
"Manjaa," ledek Langit, Dilla memukul perutnya keras.
"Ih Dilla sakit," ujar Langit.
Dilla terus merengek. "Gendong kakk, gendonggg."
Langit pun menggendong Dilla menuju kamarnya untuk mengambil peralatan masak-masakan milik Dilla
Dilla mengambil sekantomg alat masak-masakannya, "nih ya kak, kak Langit yang bawa, Dilla jalan santai deh."
Langit hanya mengangguk lalu mengambil kantong masak-masakan milik Dilla.
Dilla pun berlarian menuruni tangga, rasanya sangat senang saat kakak-nya menuruti kemauannya bermain masak-masakan.
Soalnya, akhir-akhir ini Langit sibuk dengan game online-nya. Jadi Dilla bermain masak-masakan sendirian jika Arumi sibuk.
"Kak, nanti Dilla jualan bubur ya, nanti kakak beli," kata Dilla sambil mengacungkan kedua jempolnya ke udara.
"Hmm," gumam Langit.
"Tau gak Senja?" tanya Dilla.
"Hah? Dilla kenal? Masa iya sih," batin Langit.
"Gak tau," jawab Langit seadanya.
"Kok gak tau sih? Itu loh kak, yang punya channel youtube, masih kecil masih kayak Dilla," jelas Dilla sambil mengaduk-aduk panci mainanya.
"Oh," sahut Langit.
"Ih cuma oh doang," ujar Dilla, Langit hanya menatapnya malas.
Mood-nya langsung buruk setelah Dilla menyelipkan nama Senja di obrolannya. Apakah dunia se-sempit dan se-kebetulan ini?
Langit pun melanjutkan bermain masak-masakan dengan adiknya walau malas, tapi Langit juga mempunyai rasa kasihan jika harus meninggalkan adiknya main sendiri.
Itu tidak profesional. Lebih baik Langit tetap disini tapi tak usah berbicara.
🌅
"Senja, kamu drop lagi, apa kamu gak makan vitamin yang dokter kasih?" tanya Kenny — dokter langganan
Author lupa nama, ya udah sebut aja dokter langganan hehe
"Bosen dok, nyium baunya aja Senja udah pengen muntah kalo keseringan," tutur Senja.
"Ya gak apa-apa lah, yang pentingkan bikin sehat."
Senja menghela napas. "Tapi dok, Senja suka kelupaan."
"Ya udah gini... Senja ingin sehat kan? Nah berarti Senja harus mau minum obat sama vitamin," jelas Kenny.
"Iya deh dok," pasrah Senja sambil menunduk.
"Jaga makanannya!" Seru Kenny.
"Apa kan kakak bilang, minum Vitaminnya, emang kamu mau kejadian beberapa tahun lalu kejadian lagi?" ledek Bintang yang entah sejak kapan ada di dalam.
Absurd, ggp lh yg pntng pny bkt wlw dkt :v
Kejadian apa sih Senja?Yaudah happy 200 readers🤣
Jangan lupa vote comment follow, promosiin juga ke temen-temen yaa☻
5 vote 3 comment boleh lah update lagi :)
Happy Saturyay!
![](https://img.wattpad.com/cover/177290718-288-k143196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Teen FictionCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...