Happy Reading Guys!
Free class adalah dunia surga untuk semua murid di mana mereka bisa tertidur, mabar atau gossip bagi para kaum hawa.
Tapi tidak dengan Senja, kini dia sedang berada di kantin karena Rebecca dan Zulfa memintanya untuk ke kantin.
"Gimana perkembangan lo sama Langit?" tanya Zulfa to the point.
"Gak gimana-gimana," jawab Senja.
"Gak berjuang? Terus gimana mau dapetin hatinya?" sindir Rebecca.
"Gak gitu, cuma Langitnya aja belum response," ujar Senja.
"Chatan?" tanya Zulfa, Senja hanya menggelang, sampai saat ini belum ada keberanian untuk meminta nomer atau id line-nya.
"Minta ya nanti. Biar lo ada perkembangan," kata Rebecca, Senja mengangguk ragu.
"Ragu? Masa iya mau ngebantah perintah dari ketua lo?" kata Zulfa.
"Iya kak," jawab Senja terpaksa.
"Kemarin lo pulang sama Gibran?" tanya Rebecca pada Jasmine.
"Iya kak," jawab Jasmine.
"Cuma gebetan?" tanya Zulfa.
"Kita gak mau pacaran kak, soalnya kalo putus pasti nyakitin dua-duanya," jelas Jasmine.
"Terus Senja, kamu masih tetep di pendirian kamu mau jadiin Langit pacar kamu?" tanya Rebecca sinis.
Senja memutar bola mata ke atas lalu ke bawah. "Kayaknya gak akan juga deh kak, gue males kalo ngalamin hal yang tadi Jasmine bilang," jelas Senja.
"Plin-plan lo." Zulfa menatapnya malas.
"Kan belum tentu hari ini sama hari besok pemikiran kita masih gitu-gitu aja kak ... semua pasti ada perubahan." Senja tersenyum tulus.
Baru kali ini dia bisa sepuitis ini. Karena salah ucap akan membuat Rebecca dan Zulfa tak mengerti.
"Ya udah ke kelas aja deh, bentar lagi kan pulang," ujar Rebecca.
"Dan lo... jangan lupa buat minta nomernya Langit, ok? Ini perintah!" seru Zulfa dengan tatapan sinisnya itu.
"Hmm," gumam Senja lalu berjalan ke kelasnya. Bingung sekali perasaan Senja, apa dia harus melanjutkan ikut Meteora Girls Squad ini atau berhenti sampai di sini. Senja takut salah jalan.
🌅
Bel berbunyi, dan sedetik kemudian seluruh siswa berhamburan dari kelas menuju gerbang yang kini sudah terbuka lebar, Tapi Senja tak seceria biasanya. Karena Senja terpaksa harus meminta nomer telepon milik Langit.
Bukan jual mahal, tapi Senja sedang menikmati bagaimana sakitnya mencintai dalam diam agar hatinya terlatih untuk patah hati. Senja tau, Langit sekarang pasti sudah banyak mendengar desas-desus tentang Senja yang menyukai Langit.
Tapi apa salahnya jika Senja tetap berjarak dengan Langit? Senja selalu berharap bagaimana hari-hari indahnya dengan Langit, walaupun sepertinya tidak akan mungkin.
"Langit!" pekik Senja dari kejauhan, kemudian Langit menoleh enggan.
"Apa?" tanya Langit singkat.
"Aku mau minta — nomer hp kamu, boleh?" pinta Senja memasang puppy eyes walau Senja tau Langit tak akan mempan dengan tatapan itu.
"Buat?" tanya-nya singkat.
"Nambah kontak aja," kata Senja ragu.
"Aku gak salah kan," batin Senja
"Gak ada kerjaan," ejek Langit lalu meminta handphone Senja untuk menyimpan nomer handphone-nya.
"Makasih Langit," ujar Senja yang merasa senang.
"Ya," kata Langit, lalu pergi.
"Nanti aku pc duluan ya Langit!" ujar Senja sangat antusias.
Langit melengkungkan bibirnya membentuk senyuman, sudah lama sekali langit tidak tersenyum disebabkan perempuan.
Tapi Senja mampu merubah itu, dan membangkitkan kembali senyum yang sebelumnya hilang. Tapi Langit tidak mempunyai rasa pada Senja, mungkin dia tersenyum hanya karena keanehan perempuan itu saja.
Maaf ya buat typo yang bertebaran
Dan kalimat yang gak sesuai dengan EBI maaf banget karena masih banyak belajar :)Yang penting kalian bisa enjoy bacanya, kalo aku udah memahami EBI yang baik dan benar bakalan aku revisi :)
Ok, see you!
Lagi baik jadi updateDan yang udah baca tolong rekomendasiin ke temen temen atau sodara-sodara buat baca
Bener bener pen coba gimana punya readers 1k dan vote yang gak jauh beda )):
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Teen FictionCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...