-17-

1.4K 92 10
                                    

"LANGIT?" cetus Senja tak menyangka.

"Kenapa?" tanya Langit.

"Aku kira Olivia," ujar Senja.

"Lo gak inget apa? Olivia kan sekarang selalu istirahat di kelas," ucap Langit.

Senja melepaskan tangannya dari tangan Langit, tersenyum kecil, "Makasih ya udah mau bantu."

"Gue mau ngomong sama lo ya," pinta Langit.

"Kalo aku ada waktu," jawab Senja.

"Sekarang, tapi gak di sini, takutnya lo jadi malu," ucap Langit.

Senja terpaksa mengangguk, Langit berjalan ke luar kantin

"Lo ngapain sih ikut-ikutan squad si Rebecca? Mereka sesat tau!" ujar Langit.

"Aku cuma nyoba-nyoba aja," sahut Senja.

"Lo gak nyadar? Itu bertambah buruk buat lo," ungkap Langit, "nilai lo turun, Ca."

"Langit manggil aku ca, boleh baper?" batin Senja.

"Terus urusan kamu apa?" tanya Senja pura-pura tak peduli.

Langit diam, Senja juga diam.

"Gue peduli sama lo," gumam Langit.

"Aku gak perlu di peduliin," ujar Senja.

"Gue udah ada rasa sama lo," ucap Langit sambil menatap lekat Senja.

Bukannya tersenyum, Senja malah berkaca-kaca lalu berlari menjauh, berlari menuju kamar mandi

Membasuh wajah yang tadi di siram lalu berjalan ke kelas, mata yang sudah berkaca-kaca. Bulir air mata yang telah siap meluncur bebas di pipi

Aku belum bisa nerima kemungkinan bahwa suatu saat aku akan ditinggalkan karena kembalinya seseorang

-Senja Epsilonita

"Ca... kamu nangis? Kenapa?" tanya Olivia khawatir.

"Aku gak bisa, liv." Senja terus meracau, tangisnya pecah begitu saja saat Olivia memeluknya.

Pelukan Olivia serasa menjadi motivasi untuk Senja agar selalu kuat

"Cerita sama aku Ca, ada apa? Bukan tentang Langit kan?" tanya Olivia dengan hati-hati pada Senja, takut malah membuat keadaab semakin parah.

"Ini tentang Langit," sahut Senja.

"Apa apa?" tanya Olivia, kemudian Senja menceritakan apa yang terjadi kemarin dan tadi.

"Jadi? Kamu mau tetep berjuang buat luluhin hatinya Langit?" tanya Olivia.

Senja menghapus air matanya. "Aku rasa... aku bakalan berhenti sampe sini, aku gak mau nyakitin perasaan aku sendiri dengan berharap pada seseorang yang mengharapkan orang lain."

🌅

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya, sorak-sorak ramai dari setiap penjuru kelas, semangat para pelajar sepertinya kembali full mendengar bell.

"Eh liat, itu di mading ada berita baru apa lagi?" ujar Abyan pada teman-temannya.

"Liat-liat, kita gak boleh ketinggalan informasi dong," sahut Edgar.

"Kepo amat kayak cewek," ledek Langit.

"Berisik lo, lo juga pasti mau liat kan," semprot Yuda dengan tatapan tajamnya.

Mereka lalu membaca selembar kertas HVS dengan catatan bertuliskan tebal.

Orang yang berkhianat, iya Senja Epsilonita
Dia masuk Meteora Girls Squad, tapi dia masih belain orang yang jelas-jelas salah, sok-sokan orangnya. Cari perhatian banget, adik kelas tapi gak tau diri banget, buat kalian yang baca ini semua
Gak usah deh berteman sama Senja Epsilonita
Penghianat!

Lugu diluar iblis di dalem tau?

Oh iya, satu part penting, dia suka sama Langit
Sedangkan Langit gak peduli sama dia. Genit banget sih ngedeketin Langit gak kira-kira.

KALO UDAH CABE YA TETEP CABE

"Eh cuy, ada nama lo nih," ujar Yuda pada Langit.

"Sotoy lu," kata Langit.

"Beneran, liat deh lo," kata Abyan.

"Senja kenapa? Apa gara-gara tadi Senja ngebela kebeberan? Dia harus nanggung malu kayak gini?" batin Langit.

----

Senja keluar kelas bersama Olivia, banyak tatapan sinis dari orang-orang, Senja hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Heh Oliv, lo masih mau temenan sama cabe?" tanya siswi yang ada di koridor.

"Kenapa Liv?" tanya Senja dengan perasaaan tidak enak.

"Gak tau Ca, udah diemin aja," ujar Olivia.

"Liv, kok di mading ada foto aku ya?" tanya Senja yang tak sengaja melihat ke arah mading.

"Yuk liat dulu," ajak Olivia, Senja mengangguk.

Saat Senja membacanya, mata Senja memanas, Senja menyesal pernah bergabung dengan mereka. Detik selanjurnya Senja berjalan cepat menyusuri koridor, banyak tatapan sinis sepanjang jalan menuju gerbang

"Kak, bisa jemput sekarang banget? Senja pusing."

"Aduh dek...kakak gak bisa, naik ojek aja ya, nanti uangnya kakak ganti beneran deh...."

"Ok."

Tut'

Senja memutuskan untuk berjalan, padahal langit sudah mendung, gemuruh sudah mulai terdengar. Senja tidak peduli itu.

Senja lari kepinggir saat gerimis datang, memasangkan jas hujan untuk tasnya, lalu berlari memecah gerimis di jalanan

Tetes air mata Senja tersamarkan oleh air hujan, Senja merasa lebih baik sekarang

"Dengan lo hujan-hujanan kayak gini, gak bisa bikin lo lebih baik."

Pasti tau itu siapa kan? Dari bahasanya aja udah ketebak wkwk

Inget kejutaan selalu datang tidak terduga.

Penasaran? 6 vote 6 comment gimana? Sanggup? Lakukan untuk Senja 😊

Jangan lupa follow bagi yang belum
Rekomendasiin temen-temen kamu untuk baca cerita ini ok!

Love U guys😙💛

LANGIT SENJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang