"Gak boleh marah-marah ih," ujar Langit sambil mengelus kepala Senja.
"Baper tapi kesel," batin Senja
"Cie blushing nih," ledek Olivia.
"Apasih Langit? Pake elus-elus kepala segala?" ucap Senja.
"Sama pacar gak boleh marah-marah." Langit kembali berucap.
"Langit buruan dong traktir kita-kita," ujar Ramdan.
"Kasian ih kalian," ujar Senja.
"Cie perhatian sama Langit," ledek Fariz.
"Salah lagi," lirih Senja.
Tatapan seisi kantin mulai tak menyorotinya lagi, mereka sekarang sibuk dengan makannya masing-masing. Tapi, tidak dengan Rebecca dkk.
Mereka menatap Senja tajam, menyiratkan kebencian lewat pandangan mata. Senja menundukan kepalanya, bukan ia takut, tetapi jika Senja balik menatapnya pasti akan terjadi suatu hal yang membuat rusuh kantin.
Apalagi Rebecca yang menduduki bangku akhir SMA banyak disegani oleh junior-juniornya. Tak termasuk Senja.
"Gak usah takut, gue bakal selalu ada kok buat lo," ujar Langit lembut, hatinya kini hangat.
"Iya, makasih," kata Senja hati-hati.
"Kalo ada apa-apa, jangan ragu minta tolong ya, telepon aja," ucap Langit sambil menepuk-nepuk kepala Senja lembut.
Senja senang? Jangan ditanya, perasaanya kini tidak dapat dideskripsikan. Ini yang dia mau, ini yang dia impikan, ini yang dia harapkan. Saat sesuatu yang kita ingin, lalu kita dapatkan, bahagianya pasti tak terhingga
"Pulang bareng ya nanti, biar lo aman sama gue," ucap Langit.
"Hah?" tanya Senja tak percaya.
"Iya, pulang bareng," jelas Langit.
"Hmm," gumam Senja.
"Seneng banget nih kayaknya," goda Olivia.
"Malu ih Liv," rengek Senja.
"Ahaha, gapapa, sama pacar sendiri," kata Olivia.
"Ih," ucap Senja mengedikan bahunya.
"Satu hal yang harus kamu inget, kalau Langit bikin kamu nangis atau sedih, bilang aku ya," ujar Olivia dan Senja mengangguk.
🌅
Pulang sekolah, Senja dan Olivia berdiri di gerbang sekolah, Olivia yang di jemput dan Senja menunggu Langit
"Ca, aku udah di jemput, duluan gak apa-apa?" tanya Olivia.
"Gak apa-apa Liv, duluan aja," jawab Senja.
"Aku duluan bye-bye!" seru Olivia sambil melambaikan tangan pada Senja.
Senja masih di sini, di depan gerbang sekolah, bersama anak-anak lain yang menunggu jemputan, atau sekedar mengobrol menunggu ojek datang.
Tapi, tak ada yang menyapanya. Mereka masih percaya dengan omongan Rebbeca dkk.
"Nungguin siapa lo?" tanya Rebbeca yang kebetulan melintas.
"Langit, kak," jawabnya.
"Hmm, tadi sih gue liat dia udah pulang duluan deh, bonceng cewek kan Reb?" ujar Zulfa.
"Ah iya, tadi bonceng cewek, keknya Langit punya hubungan special deh sama cewek itu," Rebbeca mengompori.
"Oh iya kak makasih," ujar Senja kecewa
Senja langsung menelepon kakak-nya dan meminta menjemputnya di sekolah.
Di sisi lain.
"Yes berhasil," ujar Zulfa senang
"Gue gak suka liat Senja bahagia," ucap Rebbeca sinis.
"Gue juga gak suka," imbuh Zulfa.
"Pokoknya, kita gak boleh biarin Senja bahagia," kata Rebbeca.
"Setuju tuh," sahut Zulfa.
Tadinya mau up besok, tapi, aku kan baik, aku juga lagi cari pahala, jadi aku up sekarang aja deh
I hope you like this
Mohon maaf juga kalo typo bertebaran karena gak aku revisi soalnya buru-buru juga hehe
Jangan lupa vote dan comment karena itu adalah motivasi buat aku :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Novela JuvenilCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...