COMPLETED
[ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories
[ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories
[March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories
Naik-turun terus rank-nya.
the beginning of writing February 1st, 2019
End of wr...
JANGAN LUPA VOTE. BELAJAR MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN YA HEHE
Hari minggu, tepat di mana Bintang menikah dengan Vando. Senja menolak menjadi pagar ayu dipernikahan kakaknya, tetapi kakaknya memaksa, sehingga mau tidak mau Senja harus menjadi pagar ayu dipernikahan kakaknya.
Setelah akad nikah selesai, Senja duduk di kursi khusus keluarga, dengan santainya meneguk jus buah yang disediakan. Menikmati lantunan musik yang menggema digedung ini.
Ayuma menghampiri sambil berdecak. "Subhanallah Senja, sana dong duduk di meja penerimaan tamu."
"Bentaran doang mah, haus nih," ujar Senja sambil tersenyum.
"Buruan ih, masa iya Thalia sendirian di sana," kata Ayuma.
Thalia -adik Vando, beda dua tahun umurnya dengan Senja-
Senja pun ke meja penerimaan tamu kembali, duduk sambil memastikan tamu membawa undangan lalu membagikan souvenir pada tamu yang datang, sedangkan Thalia mempersilahkan tamu untuk menulis nama di buku undangan.
"Kak Senja, Thalia kedalem dulu ya, haus," ujar Thalia, Senja mengangguk mengiyakan. Senja tak ada waktu memegang ponsel karena tamu sedang banyak yang datang sehingga sibuk memberi souvenir.
Matanya teliti mencari keberadaan Langit dibarisan para tamu yang datang. Ya, Langit diundang karena termasuk tetangga Senja sekaligus Ayuma ingin Langit dan keluarganya datang, sekarang mama yang lebih rindu bertemu Langit.
Tamu sedikit demi sedikit mulai berkurang, tapi masih banyak juga yang datang. Hanya saja tidak sebanyak tadi. Langit datang bersama mama dan papanya, tak lupa adik kecilnya yang terlihat menggemaskan. Senja bersiap untuk menyapa mereka.
"Siang, om, tante," sapa Senja.
"Siang juga Senja," Arumi menyahuti, "oh ini pacar kamu, cantik ternyata seperti apa yang kamu bilang."
"Iya lah, Langit mah gak akan salah pilih," ujar Langit percaya diri.
"Kakak namanya siapa ini?" tanya Dilla.
"Senja," jawab Senja.
"Senja Firsta?" tanya Dilla.
"Enggak lah sayang, Senja Frista kan seumuran kamu, mana bisa berubah jadi besar," jelas Arumi.
"Tante sama om masuk dulu ya Senja," ujar Arumi diangguki oleh Senja dan diikuti langkahnya oleh princess kecil Dilla.
"Gak ikut masuk?" tanya Senja.
"Gak ah, males," jawab Langit.
"Mama pengen ketemu kamu tau," kata Senja.
"Ya udah aku masuk, temenin dong," pinta Langit
"Lah aku kan jaga meja tamu," jawab Senja
Thalia yang sedang memainkan ponselmenyahuti, "Gak apa-apa kak Senja masuk aja. Biar Thalia yang jaga di sini."
"Beneran gak apa-apa?" tanya Senja memastikan.
"Beneran," jawab Thalia, Senja pun beranjak dari duduknya lalu mengantar Langit untuk bersalaman dengan pengantin, dan orang tua.
"Dasar manja huh," ledek Senja.
"Gak apa-apa kali-kali," timpal Langit
"Kalah mulu deh aku kalo ngomong sama kamu," ujar Senja sambil berdecak pinggang. "Malesin tau gak."
"Ih salah siapa gak jago pembelaan diri, jadi sering aku ledekin," kata Langit.
"Aku imut, aku diam dan aku sadar," ujar Senja.
"Huh dasar, korban stiker di whatsapp," kata Langit.
"Iyalah, kata-katanya aku terapkan di real life," kata Senja.
"Ok sekarang aku yang kalah," ujar Langit.
Setelah bersalaman, mereka turun dari singgasana
Asek singgasana -author
Lalu mengambil dessert yang tersedia di dalam gedung itu, sambil mengobrol-ngobrol. Tadi juga Olivia sudah datang dengan Arga, sangat serasi bahkan mengalahkan pengantin yang sedang duduk anggun sambil bersalaman dengan tamu yang datang.
Olivia yang memakai gaun berwarna biru muda dan Arga yang memakai jas berwarna hitam dengan kameja biru juga celana bahan. Entah mengapa Senja melihat mereka serasi sekali. Bahkan Senja meledek mereka seperti akan pergi graduation sekolah.
Olivia dan Arga berfoto di sana, Olivia yang memegang bunga dekorasi yang dipajang di pintu masuk gedung membuat Senja tertawa terpingkal-pingkal di tempatnya, tak lupa tamu yang selara humornya rendah pun ikut tertawa atau menunduk menahan tawanya agar tak meledak.
Dan giliran sekarang Senja dan Langit difoto bersama, difotokan oleh Thalia yang bersedia menjadi photograper dadakan di sana. Senja melihat hasilnya lalu tersenyum, seserasi ini Senja dengan Langit. Atau hanya ilusi Senja saja?
Langit melihat hasil fotonya juga, lalu tersenyum
"Aku ganteng banget gak ngerti lagi," kata Langit sambil tertawa.
Tawa Senja pecah, entah mengapa Langit sangat PD mengatakan dirinya tampan sekali di foto itu. Tapi Senja juga mengakui itu, Langit yang memakai Kameja berwarna abu-abu yang serasi dengan gaunnya, dipadukan dengan celana jeasn yang membuat dirinya nampak cool
"Cocok deh udah." celetuk Thalia, dan kami tertawa karena itu, memang selara humor kita sangat rendah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Buat yang mau join, boleh pc aja ke nomor yang tertera di sana, thx!
Terima kasih yang udah baca chapt ini. Maaf untuk semua typo yang tersebar di cerita ini Jangan lupa vote, comment dan follow akun aku (bagi yang belum)