Happy Reading! 💛
Setelah kembali dari rumah sakit, Senja langsung diajak ke rumah Vando untuk makan malam bersama, karena memang Bintang tak masak dan Vando yang mengajak.
Senja turun dari mobil dengan lemas, wajah pucat pasi dan tangan yang masih dingin seperti tadi. Keadaanya tidak bertambah baik, malahan bisa dikatakan bertambah burukm
"Ayo, dek," ajak Bintang dan Senja mengangguk lemah sambil berjalan perlahan.
Senja menghela napas berat, sampai kapan Senja harus mengalami ini? Senja sudah bosan jika harus selalu seperti ini.
Dirinya lemah, tak sekuat yang orang bayangkan. Senja memasuki ruang makan dan di sana banyak keluarga Vando, Senja tersenyum paksa.
"Ya Allah, Pucet banget kamu nak," ujar Laksmi — ibu Vando.
Senja tersenyum paksa. "Tapi Senja gak kenapa-kenapa."
Laksmi menggelengkan kepalanya. "Semangat kamu untuk sembuh tinggi ya, Senja."
"Makasih tante, Senja kan emang pengen cepet sembuh," sahut Senja.
Senja kuat, semua yakin bahwa Senja sosok gadis tangguh. Senja selalu ceria menghadapi semua yang menimpanya, karena Senja yakin, semua ujian ini pasti ada hikmahnya.
Senja dan Bintang menghabiskan banyak waktu di rumah Vando hari ini, mulai dari berbincang dan makan bersama. Senja nyaman di sini, Bintang sangat beruntung mempunyai calon mertua yang sangat baik seperti ini.
Dan Senja jadi rindu pada mama-nya, tapi apa daya Senja dan Bintang yang tak bisa mengeluh, atau mama-nya akan kecewa dengan sikap anaknya :)
Jam telah menunjukkan pukul 10 malam, Senja dan Bintang pamit untuk pulang. Vando yang mengantarnya, karena Laksmi yang menyuruh.
----
"Makasih Vando, hati-hati yaa," ujar Bintang sambil melambaikan tanganya.
Vando mengangguk. "Sama-sama, aku pulang dulu ya."
Senja dan Bintang langsung memsuki lift. Senja pusing sekali, tapi tetap berusaha kuat. Sesampainya di Apartemen miliknya
Senja langsung menjatuhkan diri pada kasur, Senja tak bisa menopang dirinya, keringat dingin bercucuran.
"Senja, minum dulu yuk obatnya," ucap Bintang sambil membawakan segelas air dan beberapa macam obat.
Senja mengangguk lalu meminum obatnya. Sehabis itu Senja melanjutkan tidur, mungkin itu lebih baik daripada mengeluh sakit.
🌅
SABTU pagi yang cerah, Langit sedang jogging sendirian, menikmati alunan musik dari earphone-nya. Keringatnya sudah bercucuran karena sudah hampir 30 menit ia jogging. Langkah kakinya berhenti di depan gerobak bubur
Lalu dia duduk di kursi yang sudah di sediakan, memesan satu mangkuk bubur. "Pak satu, dimakan di sini."
"Siap A," ujar tukang bubur itu
Langit menunggu buburnya sambil memainkan handphone-nya melihat instastory setiap orang di sabtu pagi ini.
----
"Senja, bangun yuk, sarapan. Kakak udah buatin bubur brokoli kesukaan kamu, pake jagung manis juga," kata Bintang sambil mengelus puncak kepala Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SENJA
Teen FictionCOMPLETED [ March-12-2020] #1 in Langit Senja out of 44 stories [ April-16-2020] #19 in Langit out of 2.41K stories [March-12-2020] #66 in Senja out of 11.8K stories Naik-turun terus rank-nya. the beginning of writing February 1st, 2019 End of wr...