TIGA PULUH DUA

7.1K 237 0
                                    

~DiRumahSakit~

"Glen gimana dokternya udah keluar?" Tanya Ikhsan baru saja sampai dirumah sakit.

"Belum san."jawab Glen.

Saat mereka menunggu di kursi rumah sakit, ada 3 orang paruh baya yang menghampiri mereka. Siapa lagi kalo bukan Jack, Jessica dan Rena.

"Ikhsan gimana keadaan Lexsa? " Tanya Jack menghampiri.

"Gak tau om, dokternya belum keluar." Jawab Ikhsan dengan nada lemas.

Jack, Jessica, sudah tau semuanya,Rena yang memberitahunya sekarang Jessica sedang duduk disebelah Rena sambil menangis dan Rena berusaha menguatkan Jessica.

"Sabar jeng, aku yakin Lexsa pasti kuat dan akan bertahan." Ucap Rena mengelus pundak Jessica.

"Iyaa amin makasih jeng." Ucap Jessica sendu.

Ceklek.....

Pintu ruang operasi terbuka terlihatlah dokter yang baru saja selesai mengoperasi Lexsa.

"Alhamdulillah operasinya berjalan lancar tapi..." Dokter menggantung perkataannya.

"Tapi apa dok?Kenapa dengan putri saya!" Tanya Jack.

"Putri dan teman kalian koma,dia bisa saja bangun besok, lusa, ataupun bertahun-tahun,, dan tusukan pisaunya sangat dalam,semoga ada mukjizat dari Tuhan dan untuk orang tua pasien mohon keruangan saya, permisi" Ucap Dokter lalu pergi.

"Gamungkin lexsa gak mungkin koma.Gak mungkin!"ucap Reina tak percaya.

"Lexsa kuat, Lexsa pasti bisa nak." Ucap Rena berusaha menahan tangisnya.

"Lexsa jangan tinggalin gw Lexsa."
Ikhsan menyenderkan tubuhnya ditembok dia tergeletak lemah, lemas, dan prustasi.

"Gk mungkin, gk mungkin, gk mungkin!!!! " Ucap Ikhsan memukul kepalanya berkaki-kali.

"Sabat bro sabar!Jangan nyiksa diri lo!"bentak Glen tak habis pikir.

" Lo enak bilang Sabar!Lo gak akan ngerasain gimana rasanya kehilangan orang yang kita cintai dan kita sayangi!" Bentak Ikhsan marah.

"Gue pernah San! Gue pernah ngerasain apa yang lo rasain saat gue kehilangan mantan pacar gue yang meninggal karna kecelakaan!" Teriak Glen untuk menyabarkan Ikhsan, bahwa didunia ini bukan hanya dia yang merasa sakit.

"Sabat Glen, sabar San!!! " Ucap Samuel meleraikan keduanya.

"Mendingan lo pada bawa Reina sama Tasya pulang, gue liat mereka udah cape. Kasian mereka udah malem juga."ucap Ikhsan.

"Iya San, kita duluan."pamit Samuel mengusap pundak Ikhsan.

"Yang sabar ya bro, besok kita kesini lagi." Pamit Glen.

"San gue titip Lexsa yaa."ujar Reina lemas.

Ikhsan menganggukan kepalanya sabagai jawaban,Jack menghampiri Ikhsan yang sedang bersandar lemah di tembok rumah sakit.

"San,kamu jangan kaya gini, om yakin putri om bakalan kuat dia pasti akan  bertahan, dia bisa melewati semuanya."Jack tangannya mencengkram kedua pundak Ikhsan untuk menguatkan.

"Ini salah saya om coba aja tadi pagi saya udah ada dirumah Lexsa pasti ini semua gaakan terjadi om, Lexsa gaakan kaya gini."Sesal Ikhsan menyalahkan dirinya sendiri, memang ia bodoh tidak bisa menjaga Lexsa nya.

"Ini bukan salah kamu san ini takdir.kamu jangan merasa bersalah sekarang kamu berdoa dan meminta pada Allah agar Lexsa bisa melewati semuanya."

"Makasih om."

"San tante sama om ke ruangan dokter dulu ya, kamu tungguin Lexsa."perintah Jessica.

"Iyaa tante."

"San, mamah pulang dulu ya kamu jagain Lexsa sabar ya sayang,mamah yakin Lexsa bisa melewati semuanya."ucap Rena memeluk putranya erat.

"Iya makasih mah."

"Yaudah mamah duluan ya sayang assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Ikhsan masuk keruangan Lexsa, dilihatnya Lexsa sadang terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang menancap ditubuhnya, Ikhsan duduk dikursi sebelah ranjang Lexsa menggenggam tangan Lexsa dan mencium punggung tangan Lexsa.

"Sayang bangun buka mata kamu, kamu gak kangen apa sama aku?" Lirihnya.

"Sayang ayo bangun aku janji kalo kamu bangun aku beliin kamu icecream coklat yang banyak."

Hening...

Ikhsan meneteskan air matanya, bukannya cengeng dia hanya takut kehilangan Lexsa kekasihnya, dia tak mau kehilangan gadisnya, gadis yang sudah memberikan warna dihari harinya,gadis yang selalu ia rindukan, gadis yang selalu membuat dia tersenyum.

"Sayang bangun yaa, kamu kan udah pernah bilang ke aku, kamu gak akan ninggalin aku, ayo bangun,kalo kamu gak bangun aku marah nihh!"

Tak disangka Lexsa mengeluarkan air mata, namun matanya masih terpejam, Ikhsan yang melihat itu terkejut, dia tau orang yang mengalami koma tetap bisa mendengar suara disekitarnya.

"Kamu jangan nangis, ayo bangun sayang Bangun." Ucap Ikhsan.

Karna lelah ikhsan menidurkan kepalanya dipunggung tangan Lexsa dan terlelap disana.

-
-
-

Sudah 4 bulan saat kejadian Lexsa koma, Lexsa belum membuka matanya juga, sekarang Ikhsan, Tasya,Reina, Samuel dan Glen sedang menunggu Lexsa, mereka selalu bergantian menjaga Lexsa, hidup mereka hampa tanpa ada Lexsa, apalagi Ikhsan 4bulan ini dia tampak tak terurus, kantung matanya hitam, rambut  acak acakan, seragam tidak beraturan, dan semenjak Lexsa koma, dia menjadi tambah dingin dan tak tersentuh.

"Lexsa bangun lex, lo gk kangen sama gue? Gue kangen lex sama lo, ayo bangun lex kita belanja bareng, jalan-jalan lagi ke Bali ayo lex,, lo suka pantai kan ayoo kita kesana!" Ucap Reina dengan tangisannya.

"Lex, ayo bangun lo gak kasian sama mommy daddy sama Ikhsan?  Mereka sedih lex liat lo kaya gini,apalagi Ikhsan dia nambah acak acakan lex ga ada lo, ayo lex bangun!" Ucap Tasya menahan tangisnya.

"San, Sya, Na, Glen, mending kita ke kantin yu, kalian belum makan kan? "Ucap Samuel mengalihkan pembicaraan ia tak tega melihat pacar dan sahabatnya bersedih.

"Gue gk nafsu." Ucap Ikhsan dengan wajah datarnya.

"San ayolah makan dulu,lo jarang makan akhir-akhir ini lo mau Lexsa bangun dia marah gara-gara lo belom makan?" Bujuk Glen.

"Yaudah bungkusin ajalah Glen, ya San?"tanya Tasya.

"Terserah."kata Ikhsan tak perduli.

"Yaudah San, bentar kita ke kantin dulu."

Mereka ber4 segera ke kantin RS tinggalah Ikhsan dan Lexsa diruangan Lexsa.

"Hayy sayang ayo bangun udah 4 bulan loh, ko kamu tidurnya lama banget sihh,kamu gak kangenn ya samaa aku? Gk kangen juga ya sama mommy daddy lala? Sayang bangun dong,katanya kamu mau ke Korea nanti liburan hmm?Sekarang bangun dong yaa ya yaa" Lirihnya,, namun lagi lagi tak ada jawaban.

Ceklekkkkk....

Pintu rumah sakit terbuka nampaklah teman-teman Ikhsan datang membawa makanan.

"San nih makan dulu."ucap Reina.

Ikhsan tak mengubris perkataan Reina, dia menciumi punggung tangan Lexsa dan sesekali mencium kening Lexsa.

Tit..

Tit...

Tiiiiittitititiitttttttt (jangan ambigu ya gaes)

Suara monitor yang tadinya berbunyi kini tak lagi membuat Ikhsan terkaget dan tak percaya.

"LEXSAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!! "

END.

-
hehe ngga ko boong sayangkuu

L E X S A N [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang