2 (diperbaharui)

14.9K 965 7
                                    

18+ (banyak adegan kekerasanya,pembaca diharap bijak)
.
.
.
.
.

Jungkook telah menghilang sisa dia dengan tumpukan air mata, jimin menatap kepergian jungkook dengan tatapan sendu, ia sungguh tak tega melihat jungkook yang berusaha menjadi seseorang yang terlihat baik baik saja...
Ia teramat lelah, tapi ia bisa apa, ia hanya bisa membuat jungkook rertawa dan tersenyum, hanya itu yang bisa dia lakukan...

Ia mengintip di balik pepohonan...
Sesekali melihat kebelakang apa yang sebenarnya jimin pikirkan tentangnya. Ingin rasanya jungkook kembali duduk disampingnya dan mengatakan bahwa semua hanyalah bohongan belaka dimana dia berpura pura untuk baik baik saja. Namun sekali lagi ia sadar sepenuhnya siapa dirinya dan apa derajatnya jika disandingkan dengan jimin. Jungkook pergi dan benar benar meninggalkan taman.

Selang beberapa jam, seseorang datang dengan mata yang dihiasi kacamata baca, langkahnya wibawa dengan kharisma mempesona, ia duduk di bangku taman yang sudah 3 minggu ini menjadi favoritnya sehabis bekerja seharian...

Ia melirik kekanan dan kekiri, sudah sepi, hari pun mulai menggelap, kata hyungnya ia harus segera pulang tapi ia ingin berjalan jalan sebentar saja...
Refreshing otak katanya...

Kehidupan memang selalu membuatnya ingin bunuh diri, tapi sekali lagi dia harus mematenkan pada dirinya untuk tetap bertahan bahkan sekuat apapun badai yang tengah dua hadapi. Dengan wajah tegas itu taehyung mengambil ponselnya dan beranjak menelfon seseorang.

"Kill it----"

----------

Langkahnya ia percepat saat memasuki rumah mewah miliknya, rumah yang dia bangun dengan susah payah, maka didalamnya tinggallah ia dengan sang hyung yang bernama seokjin...

Ia menuju dapur karna menghirup aroma manis dan gurih dari arah sana...

"Kau pulang? Lama sekali, bahkan aku lebih dulu kembali dari pada kau" ia mengambil botol isotonik dari dalam lemari es dan duduk di bangku pantry
"Aku mampir kesuatu tempat tadi" jawabnya singkat...
"Kerumah kekasihmu??" Ia memicingkan matanya dengan jenaka
"Iyaa------ calon kekasihku" ia bercanda seraya mengerling lucu
"Ohoww taehyungiee.. kau luar biasa,setelah sekian lama kamu memilih sendiri" mereka sama sama tertawa, lalu jin menghidangkan makanan yang dia buat pada meja pantry dan membiarkan taehyung melahapnya dengan rakus...

"Aku tidak mengerti setiap kalakuan mu terhadap appa" wajahnya terangkat melihat jin dengan tampang seriusnya...
"Apa maksudmu hyung?" Jin menggeleng dan duduk di bangku berhadapan dengan taehyung...
"Hari ini kau menemuinya? Si kunyuk ini!"
"A-aku hanya sekedar mampir dan menanyakan kabarnya" lalu jin memberikan taehyung air minum karna pria tampak itu tersedak makanannya sendiri...

"tampak seperti pembohong, sudah waktunya kau kembali dan memaafkan appa" nasihatnya membuat taehyung berhenti menyuapi makanan kemulutnya, "seperti hujan meski berkali kali jatuh aku tidak akan pernah menyerah, aku sudah terlalu sering memintanya untuk kembali, tapi tetap saja hasilnya sama, aku harus kembali pada posisi dimana aku harus membencinya" jawaban yang membuat jin merasa sedih ia meremas ujung bajunya
"ahhh begitu yaa " taehyung mengangguk dan kembali memakan makanannya.....

-------------------------------------------------
Tiba dimana jimin membuat janji bersama jungkook untuk makan malam bersama disebuah restoran bergaya eropa, pria pendek itu kini tengah menunggu jungkook selesai dalam pekerjaannya. Sehabis pulang dari kantor jimin menghela nafas lelah ia melirik jungkook yang telah bersiap pulang dari dalam toserba itu.

"Jungkook!" Jungkook tersenyum kearah jimin dan menghampiri nya
"H-hyung sejak kapan kau disini?" Lirihnya bertanya seraya meresleting jaket hoodienya
"Mungkin setengah jam yang lalu? Ayo pergi"
"Kemana?"
"Kau sudah lupa? Kemarin aku menelfonmu untuk makan malam bersama dan kau menyetujuinya? Aku yang meneraktir tenang saja" jungkook tersenyum menatap punggung jimin yang berjalan membelakanginya.
"Benar... aku lupa kalau hari ini aku ada janji" lantas dia mengejar langkah jimin.

Saat sampai direstoran jimin dan jungkook duduk di korsi vvip yang rupanya telah di pesan oleh jimin jauh beberapa jam yg lalu.

"Hyung? Aku tidak pede" jimin melirik jungkook sambil memotong daging steaknya
"Waee? Kau terlihat tampan kok" jimin berdecih lalu tertawa pelan.
"Aishhh jinjja? Kau memesan meja yang terlalu mencolok" jimin tetap tersenyum memilih tak menjawab.
"Habiskan dagingmu lalu ku berikan kau kejutan"
"E-eohh? Kejutan?" Jimin mengangguk dan memotongkan daging untuk jungkook dan menyuapinya perlahan.
"Aigoo bayi besar ini"

Hening salama mereka menikmati makan malam.
Tiba tiba 2 orang datang mengambil meja tepat disamping meja jungkook dan jimin. Satu pria adalah seorang paruh baya dan satunya lagi adalah pria berkacamata baca yang memiliki wajah tampan dan tegas

Jimin tersenyum penuh arti, jungkook memperhatikan pria paruh baya itu dengan seksama, matanya telah memerah menahan tangis. Ia meremat ujung bajunya dengan keras berusaha menahan segala rasa yang membuncah, Diliriknya jimin yang ada didepannya.
Lalu kemudian jungkook berdiri dengan perlahan menyebut orang itu dalam ucapannya...




"A-appa"









_______________________________

ia mengeluh dengan berdecak kesal taehyung mengacak surai nya, ingatannya terus terputar pada kejadian beberapa jam yang lalu , diliriknya Jam dinding dan waktu telah menunjukan pukul 12 tepat waktunya untuk kembali kerumah, lagian petir dimalam ini cukup membuatnya bergindik ngeri...

saat di perjalanan,hujan mulai turun dengan derasnya, udara terasa dingin ia rasakan, maka tak salah saat dilampu merah ia melihat seseorang berbaring di trotoar dan dia rasa dia tau siapa itu, dengan gesit ia keluar dari mobilnya, sementara sang sopir yang mengendara terkejut bukan main saat sang majikan berlari keluar tanpa aba aba....

hujan membasahi jasnya, ia berdiri beberapa meter dari seseorang yang telah bangkit dari duduk nya, maka langkahnya ia percepat dan menahan tangan lelaki itu...

"yakkkk! apa apaan!" tudung jungkook tersikap, mata yang jernih dan bola mata sekelam malam menatap melotot pada taehyung

"lepass!!!!" jungkook meronta tapi mungkin karna tenaga orang mabuk ia menjadi begitu lemah

"menyingkir dariku sialan!" ia terus meronta rambutnya basah menutupi wajah merahnya.
Degub jantungnya semakin menggila saat taehyung mendekat menuju wajahnya, mencoba melihat lebih jelas siapa gerangan lelaki yang beberapa jam ini menyita isi otaknya.

"Kau mabuk?" Satu kata membuat jungkook berhenti bergerak
"Apa kau mabuk? Untuk apa anak berumur 19 tahun mabuk? Kau belum legal" taehyung berteriak saat berbicara dengan jungkook,karna suara hujan yang bising membuat suaranya menjadi kecil..

"Itu bukan urusanmu------"

Bruk~!!!

Maka ia jatuh tak sadarkan diri dalam pelukan taehyung...



TBC

70% laaa yang jukis permak!

VOTE AND COMMENT BAJINGAN!
AWAS KAO!

MAFIA OF KIM TAEHYUNG  [TAEKOOK]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang