18+ (banyak adegan kekerasanya,pembaca diharap bijak)
.
.
.
.
.
.Sunyi memenuhi ruangannya, ritual malam telah selesai dan ia hanya bisa terbaring dengan tubuh lemas, beruntung taehyung tidak membobolnya, kalau terjadi kan bisa gawat.
"Jungkook? Apa kau sudah tidur?" Buru buru dia memejamkan matanya. Padahal teringin sekali ia bertanya banyak hal pada pria tampan itu
Taehyung yg baru saja mandi dan menyelesaikan urusannya langsung terbaring tanpa menggunakan atasan...Jungkook tidur memunggunginya dan dalam keadaan tak memakai sehelai benang di tubuhnya ia hanya menutupinya dengan selimut.
"Kenapa kau begitu sibuk akhir akhir ini? Biasanya kau akan menelfon pavel dan bertanya apa aku baik baik saja" pertanyaan itu menyerocos tanpa di duga, taehyung membalikkan tubuh jungkook tepat sekali jungkook sama sekali tidak tidur..
"Apa aku harus menjawab? Kau tau kan pekerjaanku sangat banyak jadi aku tak sempat menanyakan keadaanmu" jungkook mengangguk ia mencari titik kelembutan seorang taehyung, kemudian memjamkan matanya merasakan pelukan hangat dari kekasihnya.
"Awalnya aku pikir aku tak akan pernah jatuh cinta padamu, tapi pada akhirnya aku tetap jatuh jua" taehyung tersenyum ia melirik jam dinding yang menunjukan pukul 3 dini hari.
"Aku sudah bilang aku pandai menarik hati seseorang" memuji diri jungkook berdecih.
"Dengan begitu kau akan dengan mudah melepaskanku, benar begitu?" Ekspresi wajah taehyung berubah.
Dengan perlahan taehyung menyisir rambut jungkook dengan jarinya berusaha membuat suasana hatinya membaik lagi setelah pertanyaan yg diberikan jungkook."Maafkan aku" jungkook meremat seprai dibawahnya merasakan rasa yg membludak dihatinya..
"Apa artinya kau bisa jadi melepaskanku?" Lama taehyung terdiam
"Maafkan aku"
"Kau jahat" perih sekali jungkook semakin meremas seprai dibawahanya, taehyung membawa tubuh jungkook jatuh kedalam pelukannya ia tau jungkook sedang menangis sekarang."U-untuk apa saling mencintai jika pada akhirnya akan saling menyakiti" taehyung terdiam
"Sama seperti hidup, untuk apa kau hidup jika pada akhirnya mati juga" jungkook terisak lemah hancur sudah hatinya.."Jika suatu saat nanti aku melepasmu pergi, aku harap kau berlari sejauh jauhnya, a-agar aku tidak bisa menggapaimu lagi"
----------------------
Pagi hari pun tiba taehyung dan yeonjun akan kembali ke seoul, sementara jungkook ia masih dikamarnya berniat tidak mengantar taehyung katanya.
Maka pavel merasakan ada perubahan hubungan diantara keduanya. Ia berniat tak melanjutkan takut merusak suasana hatinya.
"Pavel jaga dia untukku" pavel mengangguk dan tak lama setelahnya mobil taehyung telah lenyap hilang dari pandangan.
Di jendela atas jungkook melihat kebawah air matanya mengalir dengan deras bajingan sekali taehyung itu batinnya kesal. Ia bersumpah akan mematahkan seluruh tulang taehyung jika ia itu berani mengkhianati cintanya.
"Jika kau datang memberi harapan dan menyakitiku, aku hanya bisa mengatakan, jika takdir berkata apa aku harus mengelak? Seperti melawan gravitasi. Jadi ku biarkan kau pergi semaumu asal kau tak lupa akulah tempat kau kembali"
"Jungkook? Waktunya latihan"
"Neee!!!"
Lain hal dengan taehyung dan yeonjun dalam perjalanan mereka berdua hanya terdiam, yeonjun dengan pikirannya dan taehyung dengan pikirannya juga.
"Hyung kudengar 'dia' telah kembali" etensitas taehyung teralihkan akibat ucapan yeonjun.
"Apa kau baik baik saja? Apa kau masih ingat wajahnya? Memang dia bukan------------ tapi aku masih menyimpan fotonya" suara yeonjun menggantung taehyung menelan ludahnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA OF KIM TAEHYUNG [TAEKOOK]✔
Fanfiction"Setiap bertemu kamu lagi, aku selalu berpikir berkali-kali. Semoga aku tidak jatuh hati lagi kepadamu. Semoga tidak ada lagi perasaan rindu yang dulu membuatku sesak. Aku selalu menanamkan kepada diriku agar tidak mengulangi hal-hal yang dulu ada...