Kongpob menatap ke arah sebuah mobil yang terparkir pada halaman rumahnya, melihat hal itu pria berkulit Tan itu langsung keluar dari dalam mobilnya, berjalan memasuki rumahnya. Di dalam sana Kongpob melihat sosok Plustor yang tengah membicarakan sesuatu dengan Lyn, namun begitu menatap ke arah Kongpob, pria paruh baya itu justru bangkit dari sofa dan masuk ke dalam rumahnya, tanpa mau lagi menatap ke arah Kongpob.
Melihat itu Kongpob langsung menundukkan kepalanya, sedangkan Lyn menghampiri Kongpob dan melihat keadaan anaknya.
"Kong, kau kenapa?"
"Tidak apa-apa."
"Kau berkelahi dengan siapa?"
"Tidak Mae, Kong pergi ke kamar dulu."
Setelah mengatakan hal itu Kongpob melangkahkan kakinya menuju kamarnya, merasa sedih karena Plustor mengabaikannya begitu saja, bahkan tidak mau lagi menatapnya.
Dengan cepat, Kongpob memasuki kamarnya, lalu melangkahkan kakinya ke arah nakas mejanya, menatap sebotol obat kecil yang tergeletak di atas sana. Pria itu meraihnya menuangkan beberapa butir obat itu dan ingin menelannya, hanya saja belum sempat Kongpob melakukannya, ada sebuah tangan yang menampiknya hingga obat-obatan itu berjatuhan di lantai.
"Kau mau bunuh diri minum obat penenang sebanyak itu?"
"Papa...."
"Jawab papa, kau mau bunuh diri, hah?"
"Tidak, aku hanya mau tidur."
Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Kongpob membuat Plustor geram, Kongpob hampir menelan semua obat penenang yang ada di dalam botol kaca itu, dan sekarang Kongpob bilang hanya mau tidur, bukankah itu gila.
"Jika kau mau bunuh diri pergi ke rumah Arthit dan biarkan dia membunuhmu, itu lebih berguna daripada hal seperti ini."
Kongpob terdiam, sembari menundukkan kepalanya. Hingga Plustor memukul lengan Kongpob kesal. Pria paruh baya itu, mendudukkan dirinya di samping Kongpob, sembari membuka kotak obat yang di bawanya untuk mengobati luka Kongpob.
"Kau habis darimana? Kenapa bisa seperti ini?"
"Dari rumah phi Arthit."
"Kau bertemu Arthit?"
"Tidak."
"Arthit memang tidak ada di rumah, dia ada di rumah sakit sekarang."
Mendengar hal itu Kongpob menatap ke arah Plustor, "Phi Arthit sakit? Bagaimana keadaannya papa? Dia baik-baik sajakan? Anak kami tidak apa-apakan?"
"Untuk apa kau bertanya, jika kau tidak perduli."
"Aku perduli pada phi Arthit."
Plustor meletakan apa yang di pegangnya lalu menatap ke arah Kongpob, "Dia masuk rumah sakit itu karena kau! Semakin lama keadaannya memburuk itu karena ulahmu, kau yang membuat keadaan Arthit drop seperti itu."
"Aku sudah minta maaf padanya, tapi dia tidak mau mendengarkan aku."
"Untuk apa dia mendengarkanmu? Kau saja sibuk pergi bersama Namtan, kau bersenang-senang dengan Namtan sedangkan Arthit di rumah sedang sedih karena ulahmu, dimana pikiranmu Kong?"
"Bersenang-senang? Aku tidak melakukan apapun papa."
"Lalu ini apa? Bisa kau jelaskan?"
Tangan Plustor merogoh ponselnya yang berada di dalam sakunya, dan menyerahkannya pada Kongpob mencoba untuk mencari kejelasan kabar yang beredar sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[25]. Crazy Love { Sequel Of Slave } [ Kongpob x Arthit ]
Fanfiction[COMPLETED] Sequel Of Slave [Krist & Singto] "Ahhh, sakit." "Arghhh, kau sangat sempit sayang." Seseorang pria yang berada di bawah kukungan pria tampan itu hanya menatap pria itu dengan tatapan tajam, seolah ingin membunuhnya. "Lepaskan aku, Brengs...