Crazy Love - 25

5.1K 508 203
                                    

Derap langkah kaki seseorang bergema pada lorong panjang di luar sebuah ruangan yang sangat temaram itu, keadaan di sana gelap tidak terlihat. Tiba-tiba saja ada secercah cahaya perlahan terlihat, ketika pintu itu terbuka, menimbulkan suara deritan yang cukup mengambil perhatian. Seseorang yang tengah duduk di atas permukaan lantai, dengan kondisi tangan dan kaki terikat.

"Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu?"

Orang yang baru datang itu, melangkahkan kakinya perlahan mendekati seorang wanita yang terlihat lemah itu, dan terseok-seok di lantai untuk menghindarinya.

"Kenapa? Aku kesini hanya untuk melihatmu."

Ujar pria itu, meskipun percuma saja dirinya berbicara, karena sang wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dengan mulut yang di tertutup rapat oleh sehelai kain.

Pakaiannya lusuh, dan kotor, rambutnya berantakan, tubuhnya terlihat lebam, bahkan tidak terlihat baik saat ini.

"Kau persis seperti seorang gelandangan, tapi aku akui kau cocok dengan keadaan seperti ini, Punpun."

Suara rendah pria itu bergema di sekitar ruangan, "Awalnya aku mau menyerahkanmu ke polisi, tapi hukuman apa yang pantas untukmu? Kau mungkin akan di penjara beberapa tahun lalu bebas, atau mungkin hukuman mati?" Kang menepuk pipi Punpun kilat-kilat kemarahan muncul di wajahnya, "atau kau akan berkoar-koar pada orang lain jika itu salah paham, lalu menuduhku?" Sindir Kang.

Pria itu, membuka paksa kain yang menyumpal mulut Punpun, "Lepaskan aku, brengsek!"

"Lepaskan? Tidak akan, selama bertahun-tahun kau kabur, dan sekarang setelah semuanya yang kau lakukan jangan harap kau bisa bebas."

"Aku tidak pernah melakukan apapun."

Kang tertawa mendengarnya, "Kau sudah membuat Arthit membenciku, dan kau membuat Arha menangis, membuat keadaan keluarganya berantakan, jangan harap kau bisa lepas begitu saja."

"Kalian memang pantas mendapatkannya."

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Punpun di layangkan oleh Kang, sudah lama pria itu memiliki dendam pada wanita itu, dan sekarang lihatlah Punpun ada di depan matanya, tak bisa berkutik sama sekali. Kang bisa saja membunuhnya, tetapi jika itu terjadi untuk apa Kang menculiknya serahkan saja Punpun pada polisi.

Kira-kira hukuman apa yang pantas untuk orang yang melakukan penculikan dan pembunuhan berencana pada Namtan, lalu hampir membunuh Kongpob dengan tangannya sendiri, membuang barang bukti untuk menghilangkan jejak, bahkan mau melarikan diri, belum lagi urusannya dengan Kang, wanita itu sudah mencemarkan nama baiknya dua tahun lalu.

"Oh, apa kau tahu apa yang pantas untuk wanita jalang sepertimu? Kau itu munafik dan bermuka dua, bahkan caramu saja sangat murahan, menculik orang lain, bahkan menyebarkan pamflet itu perbuatan rendahan. Kau kira aku tidak tahu, kau yang melakukan itu? Kau jugakan yang mengirimkan foto Namtan dan Kongpob saat mereka berpelukan di kampus? Aku ini tidak bodoh, tidak seperti Arthit yang mau saja di kelabui untuk kedua kalinya denganmu."

Kang mencengkeram rahang Punpun erat seperti ingin mematahkannya, melihat wajah wanita itu membuatnya mengingat apa yang Punpun lakukan padanya dulu, menunduhnya menculik bahkan hampir memperkosanya di depan Arthit, padahal nyatanya wanita jalang itu sendiri yang menghampirinya, dan menggodanya, tetapi ketika kebusukannya ketahuan Punpun justru memutar balikkan fakta, membuat hubungannya dengan teman-temannya merenggang bahkan Arthit sangat membencinya, karena itu.

"Jika iya kenapa? Lagipula pria itu sudah mati, sudah pergi ke alam baka!"

"Ke alam baka? Kau mau tahu rasanya di alam baka itu seperti bagaimana?" Kang mengambil bungkusan rokok yang tadi di ambilnya dari anak buahnya yang berjaga di depan tempat ini, lalu menyalahkan pemantik api, menyundut satu puntung rokok itu, sebelum menekankan bara apinya pada wajah Punpun, hingga wanita itu memekik kesakitan, "panaskan? Aku yakin yang kau dapatkan akan lebih panas dari ini."

[25]. Crazy Love { Sequel Of Slave } [ Kongpob x Arthit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang