Terkadang sakit itu akan sangat disyukuri daripada nikmat sehat itu sendiri. Selain gugurin dosa, juga peluang pahala tapi kalo udah halal berdua. Maksudnya romantisme saat dirawat si dia.
__Alif Yosfrito
Hanin mengerucutkan bibirnya saat Aro baru saja sampai di asrama dan langsung memeluk dirinya.
"Kangen banget ukh!" Seru Aro. Sementara Hanin masih setia bergeming. Sengaja memasang mimik cuek kepada sahabatnya itu.
"Kamu kok diam aja!" Tanya Aro. Gadis itu mencebikkan bibirnya.
"Kalo nggak kangen, nggak usah bohong!" Ketus Hanin masih dengan mimik yang sama.
"Udah deh! Aku tau kamu nggak bisa lama ngambeknya seru Aro sambil mengamit lengan sahabatnya itu.
"Oh, jadi karna aku ngambeknya nggak bakal lama makanya kamu biasa-biasa aja dan nggak ngebujukin aku sama sekali! Seru Hanin, kali ini dirinya menunjukkan raut kecewa dalam artian sebenarnya.
"Ya Allah ukh! Aku tau kamu tu orangnya legowo dan paling ngertiin aku, maka dari itu__" hmmm...
Belum sempat Aro menuntaskan kalimatnya, Hanin sudah membekap mulut sahabatnya itu. "Udah ah! Bercanda!" tuturnya. "Tapi kecewanya beneran! Walau nggak kecewa-kecewa banget." serunya lagi.
"Maaf deh!" bujuk Aro. Sementara Hanin hanya membuang nafas kasar.
"Iya! Ya udah istirahat, aku mau tempat Ana dulu." Seru Hanin berlalu setelah mengucap salam.
*****
Fadhlan meneguk air putih yang baru diambilnya dari lemari es. Pemuda itu merasa kerongkongannya tetap kering walau sudah meneguk beberapa gelas air. Fadhlan kemudian beranjak ke ruang tengah, merebahkan diri di atas sofa.
Pemuda itu mengusap pelipisnya yang mengeluarkan keringat dingin. Fadhlan tau badannya sedang tidak sehat karena staminanya terkuras akhir-akhir ini untuk revisi skripsi, kekurangan tidur.
Fadhlan merogoh sakunya, mencari benda pipih untuk menghubungi Alif. Setelah mengetik, pemuda itu kemudian mengirimkan pesan ke sahabatnya itu.
*****
Fadhlan membukakan pintu untuk Alif. Sahabatnya itu tak butuh waktu lama untuk segera datang ke kontrakkannya, karena memang Alif masih tinggal di komplek yang sama dengannya. Fadhlan tadi memang meminta Alif datang untuk menemani dirinya ke dokter.
"Gimana Lan?" tanya Alif. Pemuda itu tau, Fadhlan memang sudah menunjukkan gejala akan sakit kemarin. "Langsung ke dokter ajalah ya!" timpalnya. Fadhlan hanya mendehem dirinya tak berniat menjawab pertanyaan sahabatnya itu karena sudah tak memiliki energi sama sekali, tubuhnya lemas.
"Udah diingatkan kemarin! Istirahat! Malah ngelanjutin revisian, padahal udah tau ngerasa nggak enak badan! Kamu kan udah dapat ACC Lan! Perfect boleh tapi juga harus ingat kesehatan." celoteh Alif. Pemuda itu bergerak masuk ke kamar Fadhlan berniat mengambil jaket untuk dikenakan sahabatnya itu.
"Udah ayo! Sanggup jalan nggak?" tanyanya dengan nada kesal, bukan karena Fadhlan menyusahkannya tetapi karena sifat keras kepala sahabatnya itu yang tak kunjung berubah. "Kalo aja anta nggak punya masalah sama Hanin Lan, anta pasti senang dikasih sakit karena ada yang ngurusin!" cetus Alif lagi. sementara Fadhlan hanya mengabaikan ucapan sahabatnya itu.
*****
Hanin melirik ke arah pemuda yang baru saja muncul dari pintu kamar yang berada disebelah kamar Ana. Pemuda itu mengenakan baju koko berwarna putih dengan less coklat dan juga celana dasar berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABDA CINTA [END]
Teen FictionHanin membelalakkan matanya mendengar penuturan Nadia, jantungnya seakan memompa lebih cepat. Gadis itu tiba-tiba berubah jadi kaku. Namun Nadia malah terkekeh senang. Entah apa yang membuat perempuan paruh baya itu demikian. Hanin melirik Fadhlan...