Bagian 3

11.2K 579 16
                                    


"Mochi... dimana kau.... eomma sudah membuatkan mu susu..."

"Da gaga maaa cu"

"Yaaa! Jiminnn"

Seokjin berlari menggendong jimin yang tergeletak di lantai pinggir kasur yang cukup tinggi itu. Kwatir anak tersayang terluka

"Bagaimana bisa mochi eomma ada di lantai... maafkan eomma sudah meninggalkanmu sendiri, eomma akan lebih berhati hati lagi" sambil menepuk nepuk bokong jimin. Panik? Owh pasti! Karna Jimin sangat lah penting bagi Seokjin

"Khem!" Mata kecil itu berbinar, bak tak terjadi apapun

Jimin itu terjatuh sepertinya dari kasur setinggi 50 cm, bagaimana tidak khawatir bayi berumur dua bulan jatuh dari setinggi itu, bukannya menangis jimin malah tertawa saat seokjin mengendongnya.

Mengemaskan namun tetap berbahaya dan harus lebih berhati-hati lagi

Hari ini seperti biasa seokjin akan masak dan memandikan mochinya, ia sudah menyiapkan air hangat dan bak bayi di kamar mandi.

.
.
.

Cit.. cit.. cit...

Cpluk.. cpluk.. cpluk..

Bebek karet kecil itu berdenyit dan air mulai bertumpahan menciptakan suara yang memenuhi kamar mandi itu, yap.. jimin sedang mandi, dengan susah payah seokjin menenangkan jimin yang menangis saat bebek karetny hilang entahlah bagaimana bisa bebek kuning kecil itu menghilang, tapi untungnya seokjin ingat mempunyai bebek karet yang lain untuk menenangkan mochinya.

"Cim hoam! Nngaa uk"
Menenggelamkan kepalannya di dada seokjin. jimin pun mulai tertidur.

"Tidur chim?! Hng! Kau belum minum susu chim... tapi, yasudahlah... mari pakai baju"
Sambil membuang air bekas mandi anaknya, seokjin memakaikan pakaian anaknya dan menidurkannya di ranjang bayi.

Sungguh seokjin sangat santai semenjak ada jimin, seokjin memiliki teman di rumah dan sekarang seokjin lebih sering berjalan keluar karena jimin, biasanya seokjin hanya akan mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton karena ia masih sangat canggung dengan tetangga sekitar.

.
.
.
.
.

"Hwaaaaakk.. hwaaakk.. hwaaa.. aapppaaaaa..."

"Jim..., cupcupcup... appamu akan pulang nanti ya... jangan mengis terus.. eomma khawatir sayang... cupcupcup..."

"Hwwaakkkhh!!!"

"Joon.. kau harus pulang... anakmu menangis sejak duapuluh menit lalu.. aku takut terjadi apa apa pada jimin"
"...."
"Tapi Joon -nie..."
"...."
"Oky... maaf mengganggumu"
"...."
"Yaa pasti!"

Percakapan singkat di telpon antara seokjin dan namjoon.

sekarang sudah pukul 08:00 jimin masih di gendongan seokjin sejak 35menit terakhir ia terus rewel mungkin karna namjoon yang tak kunjung pulang, padahal namjoon sudah ijin, akan lembur karna ada rapat dan beberapa pertemuan dengan klien, namun apa daya seokjin, anaknya sudah sangat merindukan appanya mungkin..., padahal seokjin sudah melakukan segala cara untuk menenangkan jimin tapi, jimin tak kunjung berhenti menangis.
































"Chimchim!! Appa pulang sayang...."

"Hgg!"

Seperti hafal jimin seketika memberhentikan tangisannya, sesegera mungkin namjoon mengambil alih seokjin yg menggendong jimin, namjoon menepuk-nepuk kecil di bokong anaknya, pipi basah jimin menyentuh leher namjoon dan tangan kecilny mengalung kecil di sana.

LITTLE CHIMMY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang