Bagian 7

7.1K 435 3
                                        


Hari ini Jimin tepat memasuki umur 5 bulan. Seokjin sedang menyiapkan bubur untuk bayinya, bubur itu adalah makanan pertama bagi Jimin kecuali biskuit bayi.

Seokjin sedang sibuk dengan sayur dan bumbu-bumbu dapur , Sedangkan Jimin sedang bermain dengan Namjoon di halaman depan. Hari ini Namjoon meliburkan diri, hari ini mood Namjoon adalah Jimin.

-pengusaha seenaknya aee lo Joon-

Namun di tengah Namjoon menjaga Jimin, ada seorang nenek tua dari gerbang depan sedang memandangngi Jimin yang duduk  dengan tersenyum , Jimin sedang bermain dengan boneka dan beberapa mobil-mobil kecil. Namjoon yang mengetahuiny segera menggendong Jimin dan mengalihkan perhatiannya dari nenek tua itu. Namjoon masih terlalu sensitif pada setiap tetangga setelah kejadian waktu Jimin diculik. Tak lama setelahnya nenek itu pergi dari sana.

"Mochi.. buburmu sudah siap~ -kalian di mana "
Seokjin sambil memebawa botol susu dan semangkuk kecil bubur berjalan keluar dari pintu utama

"kami di samping!!"

"Kalian.. kenapa di sini tapi mainannya di halaman depan "

"Ti-tidak papa "

"Hm~ yasudahlah.. ayo kita makan Mochi "

.

Jimin duduk di pangku oleh Namjoon sedangkan Seokjin yang akan menyuapi(?) Jimin

Dengan telaten Seokjin menyuapi Jimin, bayi itu membuka mulutnya menyiapkan untuk masuknya bubur wortel. Pertama tama di suapan pertamanya Seokjin hanya memberikan porsi kecil.

Cap... cap... cap...

Mata Jimin berkedip merasakan rasa gurih yang asin namun manis, menelan buburnya. Namjoon dan Seokjin masih menunggu reaksi Jimin

"Nyamnam!"

"Enak Jim?! "

Mulut Jimin membuka kembali meminta lagi. Membuat Namjoon mencubit kecil pipi gembul Jimin

"Ihhh gemasss!"

"Aaaa.. Jiminn pesawat terbangg wuss"
Sambil memainkan sendok berisi bubur di udara membuat mata Jimin memandangi sendok kecil itu, hingga akhirnya masuk mulut Jimin. Menyuapi Jimin sampai bubur itu lenyap di perut buncit kecil Jimin.

"Hebat! Anak appa bisa nyeleseikan makanannya "

"Nih, berikan botol susunya. Mungkin setelah ini Jimin akan tertidur.."
Sambil memberikan botol berisi susu kepada Namjoon, Namjoon menerimanya lalu memeberikan pada mochinya.

Tangan kecil Jimin memegangi setiap pinggiran botol dotnya meminum susu itu dengan mata sayup. Namjoon yang mengerti, ia masuk kerumah membawa Jimin kekamar mereka sambil mengayun ayunkan Jimin di setiap jalannya.

Seokjin membersihkan dapur dan halama depan dari mainan Jimin. Setelah selesai, ia duduk di sofa ruang keluarga menyalakan televisi sambil memeluk toples berisi kripik kentang.

"Apa Jimin sudah tidur?"

"Sudah.. "

"apa sudah kau tutup pintu kamar?"

"Sudah... "

"Apa kau sud--- "

Cup~

"Sudah... sekarang diam okay "

Pipi Seokjin memerah memandangi Namjoon

"Kau ini..  huft~ mau apa dady~ "
Tangan Seokjin perlahan di kalungkan pada leher Namjoon manja, tubuhnya ia posisikan duduk ala koala menghadap Namjoon. Namjoon mengusap pinggang Seokjin dengan kedua tanganny posesif

"Kalo maunya Jin nie.. gimana?"

"Maunya Jin?"

"Ayolah.. aku tidak dapat jatah lama lohh, hari ini aja yah~"

"Lalu, bagaimana dengan Jimin?"

"Kita gunakan kamar tamu saja, Jimin juga tidak akan bangun dengan cepat.."

Seokjin menyenderkan kepalanya di pundak Namjoon, menghilangkan ruang kosong di antara mereka "jangan lupa kunci pintu depan dan belakang~" Namjoon tersenyum kerna tinggkah istrinya

"Turun kalo gitu"
Seokjin mengeleng cepat mengeratkan pelukannya

"Kalo mau gendong... cium~"

"Ihh cepat Daddh~"

"Cium dulu "

Seokjin mengikuti keinginan Namjoon , mencium posesif suaminya. beradu di dlm sana dan terus berlanjut sampai sore di kamar tamu. Tanpa terganggu oleh Jimin yang masih berguling kecil di ranjang bayi, sungguh Jimin sangat tenang tertidur sampai sore. Mungkin nanti malam Jimin akan merengek ngajak keluar Appa dan eommanya.

.

"Jim... tenang appa sulit menybuninya"

"Aakkh! Khekhekhe"

"Malah ketawa, ini appa susah nyabuninya gimana sih"

"Aatt pA nannaya "

"Khekhe kau ini lucuu yak aku tidak tahan"

Namjoon mengangkat Jimin dari bak menciumi pipi gembul Jimin, Jimin yang merasa kegelian hanya bisa meremas rambut appany sambil tertawa.

Seokjin yang mendengarnya sambil duduk di kasur kamar, ia hanya tertawa sambil meneriaki Namjoon agar segera selesai. Sungguh Seokjin sekarang sedang remuk ber'main' dengan Namjoon. Namjoon itu kalo sudah 'main' tidak tahu capek. Seokjin saja kelehan dengan Namjoon.

-jangan di tanya gmn 'main' nya ok-

Setelah memakaikan Jimin pakaian Namjoon menyerahkan Jimin pada Seokjin, lalu ia pergi mengambil biskuit coklat milik Jimin memberikan pada mochinya yang sudah duduk anteng di atas kasur bersama Seokjin

"Apa masih sakit Jinseok? "

"Yak! Malah bertanya... kau aneh "

"Kan cuman tanya.. siapa tahu masih kuatkan nanti malam "

"Elehh ngk. aku cape, nanti pasti Jimin akan meminta berjalan-jalan. Kapan kapan saja"

"Khukhukhu"

"Kau menertawai appa Jim? "

"Hekhe!"

"Yak yak kau minta appa makan hm~ sini.. sini.. gumpalan daging appa yang gemesinn sini.. appa mau makan waaa.."

Namjoon mengangkat Jimin menciumi merut anknya lucu, membuat Jimin geli dan tertawa lepas dengan mulut dan pipi berlumuran coklat. Seokjin yang melihatpun itu tertawa oleh tingkah keduanya..

.

.

.

.

.

Tbc

Maaf jelek...
Saya kehilangan cerita saat di tengah jalan.. Wkwk bagai tertiup angin saja...

Yahh pokoknya kalo suka baca
Ngk suka?! Skip aja.. cari yang laen aja. Mungkin kita bukan jodoh (eaak) 😂😂

istirahat dulu~

LITTLE CHIMMY [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang