Sedici

188 14 2
                                    

"Bay! Tunggu!" sahut Caroline begitu Bayu sampai di pagar. Pagi itu, Bayu akan berangkat kuliah. Caroline berlari-lari kecil menyusulnya. Bayu menatapnya heran sesaat, lalu membuka pagar dan meneruskan berjalan. Caroline mengikutinya.

"Mau ngapain kamu?" tanya Bayu akhirnya.

"Mau ikut kamu ke kampus," jawab Caroline. Bayu mengernyitkan dahi, lalu kembali berjalan tanpa menunggu Caroline.

"Aku jalan kaki," kata Bayu lagi.

"Nggak apa-apa," Caroline mencoba menyamakan langkahnya dengan Bayu, tapi langkah Bayu terlalu besar.

"Aku naik Angkot," kata Bayu lagi, takut Caroline tidak mengerti maksudnya.

"Angkot. Kamu tau kan?"

"Tau," Caroline menjawab dengan ekspresi bingung, tak mengerti apa yang dipermasalahkan Bayu. Bayu mulai kesal.

"Kenapa kamu nggak ikut Banyu aja sih? Dia kan naik motor."

"Tapi aku maunya bareng kamu," kata Caroline manja sambil memeluk tangan Bayu. Bayu tak punya pilihan lain selain membiarkannya.

***

Bayu menghela napas lega. Akhirnya, mereka bisa juga sampai dengan selamat di kampus, setelah tadi di Angkot Caroline hampir dikerjai beberapa laki-laki brengsek.

Begitu naik angkot yang lumayan, Caroline langsung menjadi pusat perhatian. Bayu harus berjuang keras untuk melindunginya. Bayu juga sempat memarahi Caroline karna memakai rok mini yang membuat beberapa tangan usil ingin menjawilnya -walaupun tak pernah kesampaian karna Bayu selalu menampar tangan-tangan itu. Caroline menoleh dan berjalan mundur tepat di depan Bayu.

"Bayu! Ayo cepet dikit! Lambat, ah!" serunya sambil melambaikan tangan.

Bayu menganggapnya sebagai pemandangan yang indah. Rambut Caroline yang panjang tertiup angin sehingga melayang lembut. Senyuman indah yang terlukis di wajah Caroline membuat Bayu tak ingin berhenti menatapnya.

"Bay, entar selama kamu di kelas, aku liat Banyu latihan ya," kata Caroline, membuat khayalan indah Bayu seketika terbang tertiup angin.

"Terserah," kata Bayu dengan ekspresi datar. Caroline tertawa kecil, lalu berbalik dan berlari meninggalkan Bayu. Entah kenapa Bayu merasakan sesuatu akan terjadi saat Caroline berpaling. Sesuatu yang buruk.

***

Setelah selesai kuliah, Bayu mencari sosok Caroline. Selama di kelas, Bayu tak bisa berhenti memikirkan perasaan aneh yang tadi timbul saat melihat Caroline pergi. Bayu terlalu takut meninggalkannya dengan Banyu.

Bayu takut Banyu akan kembali mengambil satu-satunya miliknya. Bayu melangkah cepat ke arah lapangan basket dan mendapati Banyu sedang duduk di bangku penonton, tapi Bayu tidak mealihat Caroline. Bayu mengedarkan pandangannya ke seluruh taman, tapi Caroline tidak ada di mana pun.

"Lo liat Olin?" tanya Bayu pada Banyu. Banyu tampak terkejut, tapi langsung membuang muka.

"Tadi katanya pengen nyari minuman." Bayu menatap Banyu benci, lalu mengalihkan pandangan ke arah lapangan basket. Farel ada di seberang lapangan bersama kroco-kroconya, sedang mengawasi Bayu dan Banyu. Tiba-tiba, perasaan itu muncul lagi. Bayu memicingkan matanya ke segala arah dengan panik.

Beberapa saat kemudian, terdengar keributan dari arah depan kampus. Bayu dan Banyu berpandangan sebentar, lalu berlari bersama-sama ke luar kampus. Bayu berlari dengan sekuat tenaga, tapi dengan cepat dia kehabisan napas. Rokok telah membuat napasnya jauh lebih pendek.

Banyu telah mendahuluinya, dan Bayu baru sampai di depan kampus beberapa menit setelahnya. Di depan kampus ternyata sedang terjadi tawuran antar SMA. Ramai sekali sehingga Bayu kehilangan Banyu. Satpam kampus segera mengunci pagar supaya anak-anak SMA yang brutal itu tidak memasuki wilayah kampus. Bayu berlari ke pagar tanpa memedulikan larangan semua orang, lalu mulai mencari sosok Banyu. Banyu tidak bisa berkelahi. Walaupun badannya besar dan bertenaga, Banyu selalu kalah dalam berkelahi. Bayu mencari-cari dalam keramaian, tapi dia tidak bisa menemukan Banyu.

Summer BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang