VentiSette

353 15 2
                                    

Warning gaes...ini part akhir...bener-bener nguras emosi...di sarankan play mumed...jangan baper..jangan marah ama pemeran...karna mereka cuman visualisasi 

Enjoy

***



DUA bulan berlalu semenjak kejadian itu. Caroline masih di Indonesia. Dia sudah memutuskan tinggal di sini sementara. Caroline masih mencintai Bayu, apa pun konsekuensinya.

"Olin? Udah makan?" tanya Bunda ramah. Wajahnya tampak lebih tua dari biasanya. Caroline memakluminya. Bunda pasti sangat lelah.

"Belum, Tante. Belum laper," kata Caroline, lalu memandangi fotonya bersama Bayu dalam pigura yang dulu pernah dibelinya.

Bayu tampak sangat lucu di foto itu. Dia sedang tersenyum, hal yang jarang dilakukannya. Tak terasa air mata Caroline menitik. Bunda menghampiri Caroline, lalu memegang pundaknya lembut. Caroline balas memegang tangan itu. Segalanya memang sudah berubah. Padahal, Caroline sempat berpikir bahwa tak akan ada yang berubah.

***

"Ngapain lo?" Banyu mengambil tempat duduk di gazebo.

"Mau gue temenin?" Bayu tersenyum simpul, lalu mengangguk pelan.

Walaupun demikian, matanya menatap kosong ke arah kolam renang. Banyu mencoba untuk tak menatap Bayu lama-lama, lalu memutuskan untuk melihat kolam renang juga.

"Eh Bay, tadi gue menang pertandingan persahabatan loh." Banyu coba mencairkan suasana. Bayu menelengkan kepalanya. Matanya berkedip-kedip lugu.

"M.. VP?" tanyanya pelan.

"Gue dapet juga," kata Banyu sambil terkekeh.

"Hebat kan, Kembaran lo?" Bayu mengangguk-angguk kecil.

Tangannya terulur untuk mengambil minum. Banyu bisa melihat tangan itu bergetar hebat. Banyu segera membantunya untuk minum.

Banyu hampir-hampir tidak bisa menahan emosinya saat Bayu minum dari gelas yang dipegangnya. Kembarannya yang supertangguh bisa menjadi selemah ini hanya karna ulah si brengsek Farel.

Bayu sekarang sama rapuhnya dengan balita. Dia nyaris tidak bisa melakukan apa pun sendiri. Beberapa sarafnya sudah tidak bekerja. Bayu memang masih bisa berjalan, tapi itu pun harus pelan-pelan, dan harus ada yang menemaninya karna siapa pun tidak ingin dia jatuh lagi.

Kira-kira dua bulan yang lalu, Bayu dinyatakan sembuh dengan cacat sementara. Tim dokter sudah melakukan yang terbaik dan menurut Ayah dan Bunda memang sudah waktunya Bayu pulang ke rumah.

"Bay? Dey titip salam," kata Banyu setelah Bayu selesai minum. Bayu memandang Banyu ingin tahu.

"De-y?" Banyu terenyak. Ingatan Bayu menurun drastis selama beberapa hari ini. Dia bahkan sudah lupa pada kedua teman baiknya Ardi dan Wisnu, dan sekarang dia justru sudah melupakan Dey, Banyu tak ingin Bayu melupakan dirinya. Benar-benar tak ingin.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Summer BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang